Jumat, 28 Oktober 2022
Koneksi Antar Materi 3.1.a.8
Tugas Koneksi Antar Materi 3.1
PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI KEBAJIKAN
SEBAGAI PEMIMPIN
Nur Jannah, S.Pd
SDN Kalibaru 03
CGP Angkatan 5 DKI JAKARTA
Fasilitator : Yuli Cahyono
Pengajar Praktik: Romi Alfianto
“Mengajarkan anak
cara menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang dihitung adalah jauh
lebih baik.” (Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is
best). Bob Talbert
Dari kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa kita sebagai
guru harus senantiasa mengutamakan nilai-nilai inti yang penting, jangan hanya
melihat dari luarnya saja.
Dalam pembelajaran di sekolah, kita sering berhadapan
dengan situasi dilema etika. Misal pada saat ujian berlangsung, ada murid
terlambat datang karena membantu ayahnya dulu yang sedang sakit di rumah, dan ia
sudah berlari-lari menuju sekolah sedangkan waktu ujian hanya tersisa 10 menit.
Peraturan yang ada mengharuskan dia tidak memperoleh waktu tambahan. Namun,
dengan waktu sesingkat itu tidak mungkin ia mengerjakan soal dengan baik. Apakah
kita akan tetap menggunakan peraturan tersebut meskipun tidak berpihak pada
murid, atau adakah cara lain yang lebih manusiawi?
Di sini kita diharuskan
mengambil keputusan terbaik. Seorang guru harus pandai membuat keputusan yang
bijak. Harus berdasar pada nilai kebajikan universal dan berpihak pada murid.
Tanpa dua hal itu maka keputusan akan terasa kering ibarat menanam pohon di atas
tanah tandus. Dalam diri seorang guru, harus tertanam nilai-nilai kebajikan.
Nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut akan memberikan dampak besar
pada lingkungan kita. Ibarat air yang mengalir dari dalam teko. Semakin jernih
pemikiran kita tentang kebajikan maka akan semakin bijak dalam membuat
keputusan. Sebagai seorang pemimpin pembelajaran, guru berkontribusi besar pada
proses pembelajaran murid.
Ibarat petani, di tangan gurulah benih kebaikan dalam
diri murid akan tumbuh atau mati. Karena apa yang dipikir, dirasa, diputuskan
dan dilakukan oleh guru akan membentuk suatu peluang bagi sang murid. Keputusan
yang dibuat guru bagi muridnya akan sangat berpengaruh bagi masa depannya kelak.
Oleh karena itu guru harus dapat membuat keputusan berbasis nilai-nilai
kebajikan yang umum.
"Education is the art of making man ethical." (Pendidikan
adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis.) ~ Georg
Wilhelm Friedrich Hegel ~ Pendidikan yang dilakukan di sekolah oleh guru akan
membentuk muridnya. Oleh karenanya perlu dilakukan secara indah dan
menyenangkan.
Selanjutnya saya akan merefleksikan pemahaman saya terhadap modul
3.1 tentang pengambilan keputusan.
Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan
Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai
seorang pemimpin?
Triloka Ki Hajar Dewantara : Ing ngarso sung tulodho Ing madyo
mangun karso Tut wuri handayani Ketiga Pratap ini adalah landasan pijak seorang
pemimpin pembelajaran dalam membuat keputusan. Harus menjadi suri teladan,
bersedia turut terjun langsung, serta pembangkit semangat dan nasehat pada
kebaikan. Jangan sampai keputusan dibuat justru mematikan jiwa murid.
Bagaimana
nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip
yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
Latar belakang pengalaman dan
pemahaman kita tentang peristiwa-peristiwa tentunya akan sangat mempengaruhi
dalam membuat keputusan. Guru yang masa kecilnya dididik dengan keras biasanya
akan melakukan kekerasan juga pada muridnya. Begitu pula guru yang terbiasa
belajar dengan merdeka maka ia akan mampu memerdekakan muridnya.
Menjadi penting
untuk terus belajar tentang nilai kebajikan yang berlaku secara universal agar
tertanam kuat dan dapat kita gunakan saat mengambil keputusan.
Bagaimana materi
pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang
diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita,
terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil?
Pembimbing
selalu menekankan bahwa tidak ada keputusan yang bisa memuaskan semua pihak.
Namun, sangat penting untuk berpegang teguh pada nilai kebajikan umum,
keberpihakan pada murid serta mampu dipertanggungjawabkan.
Apakah pengambilan
keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri
kita atas pengambilan keputusan tersebut?
Pengambilan keputusan dengan
menggunakan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan/pengujian keputusan
itu saya rasakan sangat efektif untuk berbagai kasus dengan beraneka
kompleksitas permasalahannya. Sehingga meminimalisir keraguan dan menimbulkan
perasaan mantap dan tak ada pertanyaan lagi dalam membuat keputusan.
Bagaimana
kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan
berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?
Pada saat membuat keputusan, guru harus melihat berbagai dimensi. Guru harus
pandai mengendalikan faktor sosial dan emosionalnya. Kesadaran sosial yang baik
akan membuat guru memandang lebih luas berbagai aspek yang akan mempengaruhi
keputusan. Guru harus mampu berelasi dengan baik dengan orang lain serta
berpikir jernih dan tanpa emosi saat membuat keputusan.
Bagaimana pembahasan
studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai
yang dianut seorang pendidik?
Pengalaman dan latar belakang pemahaman guru
terhadap nilai-nilai yang dianutnya akan sangat mempengaruhinya dalam berpikir.
Itu sebabnya akan sangat berpengaruh pula dalam melihat sebuah persoalan.
Akhirnya keputusannya akan sangat tergantung pada prinsip yang diyakininya.
Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya
lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman?
Sebelum mengambil keputusan,
harus melihat pada berbagai aspek. Gunakan 4 Paradigma Dilema Etika
Individu
lawan kelompok ✅
Rasa keadilan lawan rasa kasihan ✅
Kebenaran lawan kesetiaan
✅
Jangka pendek lawan jangka panjang ✅
3 Prinsip Pengambilan Keputusan
Berpikir berbasis hasil akhir ❓
Berpikir berbasis peraturan ❓
Berpikir
berbasis rasa peduli ❓
Dan 9 Langkah Pengambilan/Pengujian Keputusan Mengenali
nilai-nilai yang bertentangan Menentukan siapa yang terlibat Kumpulkan
fakta-fakta yang relevan Pengujian benar atau salah (uji legal, regulasi,
intuisi, publikasi dan panutan) Pengujian paradigma benar lawan benar Melakukan
prinsip resolusi Investigasi opsi trilema Buat keputusan Lihat kembali isi
keputusan dan refleksikan
Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk
dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini?
Tantangannya adalah saat berbeda pendapat dengan rekan sejawat, terpengaruh
dengan perasaan emosi atau belas kasihan, kurangnya dukungan dari orang yang
diharapkan atau regulasi yang ambigu tidak jelas.
Adakah kaitannya dengan
perubahan paradigma di lingkungan Anda?
Sangat berpengaruh. Belum tentu semua
orang menggunakan paradigma pengambilan keputusan yang berbasis nilai kebajikan
dan berpihak pada murid.
Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil
ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita?
Keputusan yang
berbasis nilai kebajikan dan berpihak pada murid akan membentuk karakter murid
yang sesuai dengan kodrat alam maupun kodrat zamannya. Murid dapat memperoleh
suatu kebijakan dan belajar mandiri dari situ. Ia juga berproses dan bertumbuh
secara alami. Semua itu mendorong kemerdekaan murid.
Bagaimana kita memutuskan
pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?
Setiap anak
itu unik, memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Mereka juga ingin
dianggap istimewa dan tidak ingin dibanding-bandingkan. Oleh karenanya kita
harus membuat keputusan pembelajaran yang tepat, misal dengan cara pembelajaran
berdiferensiasi, baik secara sumber, proses maupun produk.
Bagaimana seorang
pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan
atau masa depan murid-muridnya?
Apa yang diputuskan sekarang akan sangat
berdampak bagi murid di masa depan. Misal murid yang memperoleh bea siswa tapi
melakukan kesalahan dengan membolos. Jika diputuskan untuk dihentikan
beasiswanya dia akan berhenti tidak bisa sekolah lagi. Tapi jika dimaafkan dan
diteruskan beasiswanya maka kemungkinan besar murid ini dapat berubah
kehidupannya.
Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran
modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
Dalam program
Guru Penggerak, Modul 1 memberi landasan berpikir tentang pembelajaran yang
memerdekakan murid. Fokus utama sasarannya adalah mengubah paradigma pada diri
CGP itu sendiri. Sedangkan modul 2 memberi contoh-contoh praktik pembelajaran
yang berpihak pada murid itu dan fokus sasarannya lebih meluas yaitu diri CGP,
murid dan rekan sejawat.
Sedangkan modul 3 ini lebih menekankan tentang
bagaimana seharusnya menjadi seorang pemimpin yang berpihak pada murid,
sasarannya adalah jika CGP menjadi pimpinan sekolah yang harus sering membuat
keputusan ini. Jadi dampaknya adalah untuk seluruh warga sekolah.
Sejauh mana
pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini,
yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3
prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian
keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?
Semuanya itu hal
baru bagi saya. Sangat mencerahkan dan memberi solusi bagi masalah pengambilan
keputusan yang selama ini saya pertanyakan. Sangat di luar dugaan.
Sebelum
mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai
pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa
yang Anda pelajari di modul ini?
Pernah akan tetapi cara membuatnya lebih kepada
merujuk pada meredam situasi. Sangat berdeda dengan modul ini yang mengajarkan 4
paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah membuat dan menguji keputusan.
Bagaimana
dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara
Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul
ini?
Dampaknya sangat positif. Saya akan membuat keputusan yang berpihak pada
murid dan berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal.
Seberapa penting
mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai
seorang pemimpin?
Sangat penting sekali. Sebagai guru, dengan modul ini saya
bisa melakukan keputusan yang berpihak pada murid saya si kelas. Dan sebagai
pemimpin saya akan bisa membuat keputusan yang lebih bèsar dengan tetap berpihak
pada murid dan berdasar nilai kebajikan.
Terima kasih program Guru Penggerak.
Banyak ilmu baru dalam dunia pembelajaran. Sangat berguna bagi pengubahan
paradigma pendidikan yang memerdekakan dan berpihak pada murid. Semoga ke
depannya kelak, para murid akan berjiwa merdeka, aktif, kreatif, mandiri dengan
tetap berlandasan pada iman dan takwa serta nilai-nilai kebajikan. Semoga
pendidikan Indonesia semakin maju dan mampu mewujudkan generasi emas Indonesia.
Nur Jannah, S.Pd
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar