Jumat, 28 Oktober 2022

Koneksi Antar Materi 3.1.a.8

Tugas Koneksi Antar Materi 3.1 PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI KEBAJIKAN SEBAGAI PEMIMPIN Nur Jannah, S.Pd SDN Kalibaru 03 CGP Angkatan 5 DKI JAKARTA Fasilitator : Yuli Cahyono Pengajar Praktik: Romi Alfianto “Mengajarkan anak cara menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang dihitung adalah jauh lebih baik.” (Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best). Bob Talbert Dari kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa kita sebagai guru harus senantiasa mengutamakan nilai-nilai inti yang penting, jangan hanya melihat dari luarnya saja. Dalam pembelajaran di sekolah, kita sering berhadapan dengan situasi dilema etika. Misal pada saat ujian berlangsung, ada murid terlambat datang karena membantu ayahnya dulu yang sedang sakit di rumah, dan ia sudah berlari-lari menuju sekolah sedangkan waktu ujian hanya tersisa 10 menit. Peraturan yang ada mengharuskan dia tidak memperoleh waktu tambahan. Namun, dengan waktu sesingkat itu tidak mungkin ia mengerjakan soal dengan baik. Apakah kita akan tetap menggunakan peraturan tersebut meskipun tidak berpihak pada murid, atau adakah cara lain yang lebih manusiawi? Di sini kita diharuskan mengambil keputusan terbaik. Seorang guru harus pandai membuat keputusan yang bijak. Harus berdasar pada nilai kebajikan universal dan berpihak pada murid. Tanpa dua hal itu maka keputusan akan terasa kering ibarat menanam pohon di atas tanah tandus. Dalam diri seorang guru, harus tertanam nilai-nilai kebajikan. Nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut akan memberikan dampak besar pada lingkungan kita. Ibarat air yang mengalir dari dalam teko. Semakin jernih pemikiran kita tentang kebajikan maka akan semakin bijak dalam membuat keputusan. Sebagai seorang pemimpin pembelajaran, guru berkontribusi besar pada proses pembelajaran murid. Ibarat petani, di tangan gurulah benih kebaikan dalam diri murid akan tumbuh atau mati. Karena apa yang dipikir, dirasa, diputuskan dan dilakukan oleh guru akan membentuk suatu peluang bagi sang murid. Keputusan yang dibuat guru bagi muridnya akan sangat berpengaruh bagi masa depannya kelak. Oleh karena itu guru harus dapat membuat keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan yang umum. "Education is the art of making man ethical." (Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis.) ~ Georg Wilhelm Friedrich Hegel ~ Pendidikan yang dilakukan di sekolah oleh guru akan membentuk muridnya. Oleh karenanya perlu dilakukan secara indah dan menyenangkan. Selanjutnya saya akan merefleksikan pemahaman saya terhadap modul 3.1 tentang pengambilan keputusan. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin? Triloka Ki Hajar Dewantara : Ing ngarso sung tulodho Ing madyo mangun karso Tut wuri handayani Ketiga Pratap ini adalah landasan pijak seorang pemimpin pembelajaran dalam membuat keputusan. Harus menjadi suri teladan, bersedia turut terjun langsung, serta pembangkit semangat dan nasehat pada kebaikan. Jangan sampai keputusan dibuat justru mematikan jiwa murid. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan? Latar belakang pengalaman dan pemahaman kita tentang peristiwa-peristiwa tentunya akan sangat mempengaruhi dalam membuat keputusan. Guru yang masa kecilnya dididik dengan keras biasanya akan melakukan kekerasan juga pada muridnya. Begitu pula guru yang terbiasa belajar dengan merdeka maka ia akan mampu memerdekakan muridnya. Menjadi penting untuk terus belajar tentang nilai kebajikan yang berlaku secara universal agar tertanam kuat dan dapat kita gunakan saat mengambil keputusan. Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Pembimbing selalu menekankan bahwa tidak ada keputusan yang bisa memuaskan semua pihak. Namun, sangat penting untuk berpegang teguh pada nilai kebajikan umum, keberpihakan pada murid serta mampu dipertanggungjawabkan. Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Pengambilan keputusan dengan menggunakan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan/pengujian keputusan itu saya rasakan sangat efektif untuk berbagai kasus dengan beraneka kompleksitas permasalahannya. Sehingga meminimalisir keraguan dan menimbulkan perasaan mantap dan tak ada pertanyaan lagi dalam membuat keputusan. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika? Pada saat membuat keputusan, guru harus melihat berbagai dimensi. Guru harus pandai mengendalikan faktor sosial dan emosionalnya. Kesadaran sosial yang baik akan membuat guru memandang lebih luas berbagai aspek yang akan mempengaruhi keputusan. Guru harus mampu berelasi dengan baik dengan orang lain serta berpikir jernih dan tanpa emosi saat membuat keputusan. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik? Pengalaman dan latar belakang pemahaman guru terhadap nilai-nilai yang dianutnya akan sangat mempengaruhinya dalam berpikir. Itu sebabnya akan sangat berpengaruh pula dalam melihat sebuah persoalan. Akhirnya keputusannya akan sangat tergantung pada prinsip yang diyakininya. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman? Sebelum mengambil keputusan, harus melihat pada berbagai aspek. Gunakan 4 Paradigma Dilema Etika Individu lawan kelompok ✅ Rasa keadilan lawan rasa kasihan ✅ Kebenaran lawan kesetiaan ✅ Jangka pendek lawan jangka panjang ✅ 3 Prinsip Pengambilan Keputusan Berpikir berbasis hasil akhir ❓ Berpikir berbasis peraturan ❓ Berpikir berbasis rasa peduli ❓ Dan 9 Langkah Pengambilan/Pengujian Keputusan Mengenali nilai-nilai yang bertentangan Menentukan siapa yang terlibat Kumpulkan fakta-fakta yang relevan Pengujian benar atau salah (uji legal, regulasi, intuisi, publikasi dan panutan) Pengujian paradigma benar lawan benar Melakukan prinsip resolusi Investigasi opsi trilema Buat keputusan Lihat kembali isi keputusan dan refleksikan Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Tantangannya adalah saat berbeda pendapat dengan rekan sejawat, terpengaruh dengan perasaan emosi atau belas kasihan, kurangnya dukungan dari orang yang diharapkan atau regulasi yang ambigu tidak jelas. Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda? Sangat berpengaruh. Belum tentu semua orang menggunakan paradigma pengambilan keputusan yang berbasis nilai kebajikan dan berpihak pada murid. Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Keputusan yang berbasis nilai kebajikan dan berpihak pada murid akan membentuk karakter murid yang sesuai dengan kodrat alam maupun kodrat zamannya. Murid dapat memperoleh suatu kebijakan dan belajar mandiri dari situ. Ia juga berproses dan bertumbuh secara alami. Semua itu mendorong kemerdekaan murid. Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda? Setiap anak itu unik, memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Mereka juga ingin dianggap istimewa dan tidak ingin dibanding-bandingkan. Oleh karenanya kita harus membuat keputusan pembelajaran yang tepat, misal dengan cara pembelajaran berdiferensiasi, baik secara sumber, proses maupun produk. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya? Apa yang diputuskan sekarang akan sangat berdampak bagi murid di masa depan. Misal murid yang memperoleh bea siswa tapi melakukan kesalahan dengan membolos. Jika diputuskan untuk dihentikan beasiswanya dia akan berhenti tidak bisa sekolah lagi. Tapi jika dimaafkan dan diteruskan beasiswanya maka kemungkinan besar murid ini dapat berubah kehidupannya. Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya? Dalam program Guru Penggerak, Modul 1 memberi landasan berpikir tentang pembelajaran yang memerdekakan murid. Fokus utama sasarannya adalah mengubah paradigma pada diri CGP itu sendiri. Sedangkan modul 2 memberi contoh-contoh praktik pembelajaran yang berpihak pada murid itu dan fokus sasarannya lebih meluas yaitu diri CGP, murid dan rekan sejawat. Sedangkan modul 3 ini lebih menekankan tentang bagaimana seharusnya menjadi seorang pemimpin yang berpihak pada murid, sasarannya adalah jika CGP menjadi pimpinan sekolah yang harus sering membuat keputusan ini. Jadi dampaknya adalah untuk seluruh warga sekolah. Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan? Semuanya itu hal baru bagi saya. Sangat mencerahkan dan memberi solusi bagi masalah pengambilan keputusan yang selama ini saya pertanyakan. Sangat di luar dugaan. Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini? Pernah akan tetapi cara membuatnya lebih kepada merujuk pada meredam situasi. Sangat berdeda dengan modul ini yang mengajarkan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah membuat dan menguji keputusan. Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini? Dampaknya sangat positif. Saya akan membuat keputusan yang berpihak pada murid dan berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal. Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin? Sangat penting sekali. Sebagai guru, dengan modul ini saya bisa melakukan keputusan yang berpihak pada murid saya si kelas. Dan sebagai pemimpin saya akan bisa membuat keputusan yang lebih bèsar dengan tetap berpihak pada murid dan berdasar nilai kebajikan. Terima kasih program Guru Penggerak. Banyak ilmu baru dalam dunia pembelajaran. Sangat berguna bagi pengubahan paradigma pendidikan yang memerdekakan dan berpihak pada murid. Semoga ke depannya kelak, para murid akan berjiwa merdeka, aktif, kreatif, mandiri dengan tetap berlandasan pada iman dan takwa serta nilai-nilai kebajikan. Semoga pendidikan Indonesia semakin maju dan mampu mewujudkan generasi emas Indonesia. Nur Jannah, S.Pd

Jumat, 23 September 2022

Jurnal Refleksi 2.2 PSE

Jurnal Refleksi Model Segitiga Refleksi
Memahami bahwa PSE penting dilakukan karena guru dan murid selalu berinteraksi di sekolah Tujuan utama PSE adalah well-being (perkembangan holistik) guru dan murid PSE perlu dilaksanakan melalui CASEL (5 KSE) Mindfullnes adalah dasar pelaksanaan KSE Mampu melakukan Peningkatan 5 KSE pada diri sendiri Peningkatan 5 KSE pada murid Peningkatan 5 KSE pada rekan sejawat Merasa Lebih bahagia dengan peningkatan 5 KSE pada diri Lebih berinteraksi secara baik kepada murid maupun rekan sejawat Lebih fokus pada tugas dan peningkatan keberhasilan pembelajaran Target selanjutnya Meningkatkan KSE warga sekolah melalui kegiatan eksplisit, terintegrasi dengan pengajaran dan kurikulum, maupun kegiatan protokoler sekolah secara berkesinambungan

Rukol 2.2 PSE

 Tabel 3.1  Ide Implementasi Pembelajaran  Sosial dan Emosional untuk Murid


KSE  yang dikembangkan


Bentuk Implementasi 

(Pengajaran Eksplisit/Integrasi Praktek Mengajar Guru dan Kurikulum Akademik/Penciptaan Iklim Kelas dan Budaya Sekolah )

Skenario Penerapan

Deskripsi Kegiatan Pembelajaran

(apa yang dilakukan dan dikatakan guru)

Deskripsi tambahan: Siapa yang terlibat,  di mana, waktu dan durasi,  dan kebutuhan/perlengkapan

Kesadaran Diri 

Refleksi 5 kebutuhan dasar 

  1. Siswa mengisi lembar 5 kebutuhan dasar

  2. Presentasi dan diskusi tentang 5 kebutuhan dasar secara berkelompok

Pelaku; Guru dan murid kelas 4a

Waktu ; Senin sesudah istirahat dan 

              sebelum pulang

Durasi ; 1-2 jam

Alat     ; Lembar Kerja dari HVS 

              berwarna pink, pulpen, 

              spidol, pensil, penghapus. 

Manajemen Diri

Membuat Jadwal Harian

  1. Siswa membuat jadwal harian selama 24 jam

  2. Presentasi dan diakusi secara berkelompok

Pelaku ; Guru dan murid kelas 4a

Waktu ; Selasa sesudah istirahat

   Durasi ; 1-2 jam

Alat ; Kertas folio bergaris, alat tulis

Kesadaran Sosial

Bermain Surat Empati

(Jika… maka… ) dan Balon Prasangka (semua… pasti…. ) 

  1. Guru memimpin permainan Surat Empati

  2. Guru memimpin permainan Balon Prasangka

Pelaku ; Guru dan murid kelas 4a

Waktu ; Rabu sesudah istirahat

Durasi ; 1-2 jam

Alat ; kertas HVS, amplop, balon, spidol, jarum

Keterampilan Relasi

Friendship Day

  1. Permainan Tepuk Memuji

  2. Membuat gelang persahabatan

Pelaku ; Guru dan murid kelas 4a

Waktu ; Kamis sesudah istirahat

Durasi ; 1 -2 jam

Alat ; tali cord kecil

Pengambilan Keputusan yang Bertanggung Jawab

Merancang Bazar

  1. Siswa merancang pameran dan bazar

  2. Siswa melakukan pameran dan bazar

Pelaku ; Murid kelas 4a

Waktu : Jumat dan Senin

Durasi ; 2x1 jam

Alat ; buku catatan, benda pameran, barang jualan




Tabel 3.2 Ide Penguatan Kompetensi Sosial dan Emosional untuk Rekan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK)  di Sekolah


Jenjang Pendidikan:  ________ (A = Paud – Kelas 2; B = Kelas 3– 6; C = SMP, D = SMA).

Bentuk  Penguatan

(Menjadi Teladan, Belajar atau Berkolaborasi)

KSE yang akan dikembangkan

Skenario Penerapan


Mengisi Lembar 5 Kebutuhan Dasar

  Kesadaran Diri


Deskripsi Kegiatan Penguatan

Deskripsi tambahan:  siapa yang terlibat,  di mana, waktu dan durasi,  dan kebutuhan/perlengkapan


Membayangkan dan menulis cita-cita, harapan, program, kegiatan dan rencana masa depan

dan apa yang sudah dirintis untuk mewujudkan semua itu

Manajemen Diri

Idem

Pelaku ; para guru dan kepala sekolah

Waktu : Jumat, pukul 11.00

Durasi ; 30 menit

Alat ; lembar kerja

Permainan Balon Prasangka

Kesadaran Sosial

Idem

Idem 



Tugas 1.2.a.8 Koneksi Antar Materi

 Tugas 1.2.a.8

Koneksi Antar Materi


Peristiwa:

Modul 1.1 adalah berisi pemikiran filosofis Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan yang di antaranya adalah bahwa tujuan pendidikan adalah menuntun kodrat siswa untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat, sesuai kodrat alam dan kodrat zamannya. Sedangkan modul 1.2 mengajarkan tentang 5 nilai-nilai yang harus dimiliki guru yaitu berpihak pada murid, mandiri, reflektif, kolaboratif dan inovatif. Serta tentang 5 peran guru yaitu sebagai pemimpin pembelajaran, penggerak komunitas, coach bagi guru lain, pendorong kolaborasi, dan pembentuk kepemimpinan murid. Maka guru harus memiliki 5 nilai dan 5 peran tersebut demi mewujudkan pemikiran KHD dalam aksi nyatanya di kelas. Atau dengan kata lain, pemikiran KHD merupakan landasan upaya penanaman nilai-nilai dan peran-peran guru bagi muridnya.


Perasaan: 

Saya merasa sangat senang sekali karena menemukan cara untuk menerapkan pemikiran KHD di kelas. Saya juga senang karena telah mampu melakukan beberapa perubahan yang lebih baik, terutama bagi diri sendiri sebagai guru, dan juga terhadap murid.

 

Pembelajaran: 

Sebelum momen tersebut terjadi saya berpikir bahwa sulit mewujudkan murid yang sesuai dengan harapan sekolah, orangtua maupun masyarakat. Tapi sekarang saya berpikir bahwa dengan melatih kemandirian siswa, daya kreatifitas, daya kolaboratif, daya reflektif dan rasa tanggungjawab serta integritas murid sebagai wujud keberpihakan mereka pada dirinya sendiri, maka harapan-harapan terhadap murid itu pun tercapai.


Penerapan ke depan (Rencana): 

Saya akan memberi anak tanggung jawab yang mampu ia jalani, sering-sering mengajak anak berpikir hal baru dan menciptakan kreasi, memberi tugas bermain atau belajar dalam kelompok agar mampu berkolaborasi, mengingatkan anak terhadap cita-citanya dan menanyakan sejauh mana capaian mereka hari ini sebagai refleksi, serta mengingatkan anak agar sadar siapa dirinya dan apa yang diharapkannya dalam bermasyarakat.


Dan untuk menguatkan nilai dan peran saya, maka saya akan terus meningkatkan kompetensi diri. Saya juga akan berperan aktif di komunitas pendidikan yang ada di sekitar saya. Dengan aktif di dalam komunitas, maka transformasi ke arah pendidikan yang lebih baik akan lebih meluas dan mudah dikerjakan bersama. Sesuai motto Guru Penggerak yaitu "Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan. Guru bergerak, Indonesia maju!"


Salam dan bahagia,


Jakarta, 14 Juni 2022

Nur Jannah, S.Pd

CGP SDN Kalibaru 03

Kamis, 22 September 2022

Tugas 1.3.a.3 Refleksi Mandiri

 tugas 1.3.a.3

Refleksi Mandiri


Visi saya tentang murid dan guru di masa depan: "Fighting Spirit for Holy Culture" Murid dan guru yang memiliki Daya Juang untuk Membentuk Peradaban yang Mulia.


A. MURID

1. Murid yang kuat agamanya, rajin menjalankan perintah agama

2. Murid saling menghormati meski saling berbeda

3. Murid saling dukung demi kemajuan bangsa dan negara 

4. Murid yang cerdas dan terampil serta aktif mengasah potensi diri ke arah yang lebih baik

5. Murid yang sportif. Berani mengakui dan meminta maaf jika salah, berani memaafkan kesalahan orang lain

6. Murid yang punya "Daya Juang" yang besar untuk meraih cita-citanya dan untuk kebaikan bagi banyak orang. 



B. GURU

1. Guru mumpuni, selalu aktif mengembangkan potensi diri 

2. Guru yang berorientasi pada kebutuhan anak murid

3. Guru yang setia, tulus, rela berkorban demi anak murid dan demi kemajuan pendidikan Indonesia

4. Guru yang sadar bahwa budaya yang kecil akan membentuk budaya yang besar, dan budaya yang besar akan membentuk peradaban. Dan bahwa kita sedang membangun peradaban manusia yang beradab.

5. Guru yang menyadari bahwa untuk maju tidak bisa sendirian tetapi harus saling dukung dan bergandeng tangan. 


LINGKUNGAN SEKOLAH

1. Bersih, asri, rimbun, sejuk, teduh, bebas dari pencemaran

2. Literat, hobi berdiskusi dan mencari ilmu pengetahuan

3. Berseni budaya, banyak berkreasi, mencipta karya, mencipta benda seni, terampil, dan menjunjung tinggi budaya nasional serta lokal.


Salam bahagia

Nur Jannah, S.Pd

CGP 5 DKI JAKARTA

SDN KALIBARU 03




Format SK Tim Literasi Sekolah

 Gerakan Literasi Sekolah terbukti mumpuni dalam meningkatkan perhatian, minat, dan kemampuan membaca siswa. Dengan gerakan ini juga siswa diperkenalkan untuk mencintai buku dan bahasa sejak dini. 

  Oleh karenanya pembentukan TLS atau Tim Literasi Sekolah merupakan langkah awal yang sangat menentukan ke depan. Karena dari tim itulah akan terlahir ide-ide kegiatan ataurogram-program literasi sekolah yang terbaik. 

  Tim Literasi Sekolah dapat terintegrasi dengan pengurus kepustakaan, dapat juga berdiri sendiri. Namun kerjasama keduanya sangat penting agar kegiatan literasi Sekolah yang sudah diorogramkan akan mencapai hasilyuang makaimal. 

  Berikut ini adalah format Tim Literasi Sekolah yang didapat dari sumber Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan  (LPMP) DKI Jakarta. So, cekidot. 

PEMERINTAH KABUPATEN .........................

DINAS PENDIDIKAN

SEKOLAH DASAR NEGERI ..................

NSS: ............................... NPSN: ...............................

Alamat: ....................................................................................................



KEPUTUSAN

KEPALA SEKOLAH DASAR NEGERI ............

NO: ...../....../............................/........


TENTANG

PEMBENTUKAN TIM GERAKAN LITERASI SEKOLAH TINGKAT SEKOLAH DASAR



KEPALA SEKOLAH DASAR NEGERI ............


Menimbang

:

bahwa dalam pelaksanaan manajemen sekolah, maka perlu dibentuk Tim Gerakan Literasi Sekolah Tingkat Sekolah Dasar Negeri ............;

bahwa mereka yang tersebut namanya dibawah ini dianggap mampu, cakap, dan loyal untuk melaksanakan Tugas sebagai Tim Gerakan Literasi Sekolah Tingkat Sekolah Dasar.



Mengingat



Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5670);

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah);

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1072).



Memperhatikan



Keputusan Rapat Kepala Sekolah Dasar Negeri ............ yang berlangsung pada tanggal ............;

Program Kerja Sekolah Dasar Negeri .............




MEMUTUSKAN :



Menetapkan



Membentuk Tim Gerakan Literasi Sekolah Tingkat Sekolah Dasar Negeri ............ sebagaimana yang tercantum pada lampiran 1;

Uraian Tanggung Jawab, Tugas, Wewenang, dan Rencana Tindak Lanjut sebagai Tim Gerakan Literasi Sekolah Tingkat Sekolah Dasar Negeri ............ sebagaiman tercantum pada lampiran 2;

Tim Gerakan Literasi Sekolah Dasar Negeri ............ diangkat dan diberhentikan oleh Kepala Sekolah Dasar Negeri ............;

Tim Gerakan Literasi Sekolah Dasar Negeri ............ bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah Dasar Negeri ............;

Biaya yang timbul akibat dikeluarkannya surat keputusan ini dibebankan kepada Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja (Cash Flow) Sekolah Dasar Negeri ............;

Surat Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ............ dan berakhir tanggal .............. dan jika ternyata terdapat kekeliruan didalam penetapannya, maka akan disempurnakan sebagaimana mestinya




    Ditetapkan Di : ............

    Pada Tanggal    : ............

    Kepala Sekolah





    .......................................

    NIP. ..............................


Tembusan:

1. ..............................

2. ..............................


 


Lampiran 1

Keputusan Kepala SD Negeri ............

Nomor: ...../....../............................/........

Tanggal : ............



Tim Gerakan Literasi Sekolah Tingkat SD Negeri ............


Penanggung Jawab : .......................................

Ketua : .......................................

Sekretaris : .......................................

Penyelaras Kualitas Materi : .......................................

Penyelaras Kualitas Ketertiban : .......................................

Penghimpun Materi dan Sumber Rujukan : ............................

Penilai Keterlaksanaan Program : .......................................




Kepala Sekolah





.......................................

NIP. .............................. 





Lampiran 2

Keputusan Kepala SD Negeri ............

Nomor: ...../....../............................/........

Tanggal : ............



URAIAN TANGGUNG JAWAB, TUGAS, WEWENANG, DAN RENCANA TINDAK LANJUT 

TIM GERAKAN LITERASI SEKOLAH TINGKAT SEKOLAH DASAR NEGERI ............


Tanggung Jawab : 

Bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah Dasar Negeri ............ atas terlaksananya kegiatan Literasi Sekolah;


Tugas : 

Ketua Tim Gerakan Literasi Sekolah Tingkat Sekolah Dasar Negeri ............, bertugas membuat perencanaan tindak lanjut, mendeskripsikan tentang program, mengatur keterlaksanaan, dan mengevaluasi kegiatan Gerakan Literasi Sekolah;

Sekretaris Tim Gerakan Literasi Sekolah Dasar Negeri ............ bertugas mengabsensi guru dan siswa dan membuat laporan keterlaksanaan Gerakan Literasi Sekolah;

Quality Control Materi Tim Gerakan Literasi Sekolah bertugas mengecek kesusaian buku dengan tema memonitor jumlah halaman yang dibaca, mempersiapkan tablig literasi, dan memonitor hasil karya guru dan siswa;

Quality Control Ketertiban Program Tim Gerakan Literasi Sekolah bertugas mengatur awal dan akhirnya kegiatan, menjaga ketertiban selama pelaksanaan program, dan memberikan sanksi atas pelanggaran yang dilakukan selama kegiatan Gerakan Literasi Sekolah;

Penilai Tim Gerakan Literasi Sekolah bertugas memberikan penilaian berbentuk skala kualitas terhadap kehadiran, ketekunan, kualitas bacaan, dan hasil karya;


Wewenamg : 

Melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan Gerakan Literasi Sekolah;




Kepala Sekolah





.......................................

NIP. ..............................


Tugas 1 Pelatihan Wawasan Kebangsaan

 Tugas 1 Pelatihan Wawasan Kebangsaan


Nur Jannah, S. Pd

0895331405712

SDN Kalibaru 03

Jl. Kalibaru Timur II F rt. 09 /02 no. 2 Kelurahan Kalibaru

Kecamatan Cilincing

Jakarta Utara


Implementasi Nilai Luhur dan Pancasila dalam Lingkungan Sekolah SDN Kalibaru 03 Jakarta


Pancasila merupakan dasar negara Indonesia sebagaimana tertuang dalam pembukaan UUD 1945. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Hari Lahir Pacasila menetapkan bahwa tanggal 1 Juni 1945 sebagai Hari Lahir Pancasila. Dengan keputusan Presiden Republik Indonesia tersebut, segenap komponen bangsa dan masyarakat Indonesia berkomitmen untuk memperingati Hari Lahir Pancasila setiap tanggal 1 Juni sebagai bagian dari pengarusutamaan Pancasila dalam seluruh bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.


Sejak diperkenalkannya pada tanggal 1 Juni 1945 oleh Ir. Soekarno, dalam proses selanjutnya rumusan Piagam Jakarta tanggal 22 Juni 1945 hingga rumusan final tanggal 18 Agustus 1945 adalah satu kesatuan proses lahirnya Pancasila. 


Pancasila sendiri merupakan nilai-nilai luhur yang digali dari budaya bangsa di nusantara dan memiliki nilai dasar kehidupan manusia yang diakui secara universal dan berlaku sepanjang zaman.


Juga merupakan hasil kontemplasi dan perenungan panjang Ir. Soekarno yang didasarkan pada pemahaman dinamika geopolitik bumi nusantara secara utuh. Agus menegaskan bahwa sebagai dasar negara, Pancasila merupakan ideologi, pandangan dan falsafah hidup yang harus dipedomani bangsa Indonesia dalam menjalani kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.


Sebagai dasar negara maka seharusnya Pancasila menjadi sumber pedoman dalam melaksanakan kehidupan berbangsa dan bernegara. 


Sekolah merupakan tempat strategis untuk menanamkan dan mengamalkan nilai-nilai luhur bangsa serta nilai-nilai Pancasila. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional menjelaskan bahwa fungsi dan tujuan dari pendidikan nasional dituangkan di dalam pasal 3 yang mengatakan bahwa:


“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”


Hal tersebut juga sesuai dengan tujuan pendidikan di Indonesia yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu insan yang beriman serta bertaqwa terhadap yang kuasa yang Maha Esa serta berbudi pekerti luhur, mempunyai pengetahuan serta keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap serta berdikari serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan serta kebangsaan.


Di sekolah saya yaitu SDN Kalibaru 03, nilai luhur bangsa serta nilai-nilai Pancasila tercermin dalam berbagai kegiatan berikut. 


Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa

  1. Pelaksanaan kultum dan salat duha berjamaah setiap Jumat pagi pukul 6.30 sampai 7.30

  2. Tersedianya tempat ibadah di sekolah

  3. Perayaan hari-hari besar agama

  4. Saling toleransi, menghargai, dan menghormati di antara seluruh warga sekolah

Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab

  1. Sumbangsih para guru dan murid saat terjadi bencana alam, kebanjiran atau kebakaran

  2. Menjenguk dan mendoakan warga sekolah yang sakit

  3. Mematuhi tata tertib peraturan yang berlaku


Nilai persatuan IIndonesia

  1. Kerukunan antar murid maupun guru yang berbeda suku 

  2. Bergotong royong pada saat menghadapi permasalahan bersama

  3. Bekerjasama dalam mensukseskan kegiatan sekolah

  4. Bekerja bakti dalam menjaga kebersihan sekolah


Nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan

  1. Musyawarah saat menentukan pengurus Komite Sekolah

  2. Musyawarah dan pembagian tugas saat melaksanakan kegiatan atau program sekolah

  3. Musyawarah saat memilih ketua kelas di kelas-kelas murid

  4. Rapat guru saat berefleksi dan mengevaluasi berbagai kegiatan sekolah 


Nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

  1. Kepala sekolah dan guru memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam melaksanakan tugas sekolah. 

  2. Pihak sekolah memfasilitasi pembelajaran yang inklusif bagi seluruh murid

  3. Guru tidak membedakan perlakuan terhadap siswa baik dari segi perbedaan fisik, ras, sosial maupun agama. 

  4. Sekolah memberi bantuan kepada siswa yang kurang mampu misal memberikan fasilitas belajar berupa alat tulis, dll

  5. Membagikan santunan pada anak yatim atau piatu setiap bulan Muharam

  6. Menerima siswa berkebutuhan khusus tanpa membedakan perlakuannya dengan siswa lain. 


Penerapan nilai-nilai luhur di kelas saya misalnya saya menghargai dan menghormati hak-hak murid, melaksanakan pembelajaran yang mandiri, kreatif, kolaboratif dan berdiferensiasi. 


Kebetulan saya mengajar kelas 4  yang pada tahun ini melaksanakan Kurikukum Merdeka sehingga fokus tujuan pada Penguatan Pendidikan Profil Pelajar Pancasila bisa kami laksanakan melalui kegiatan intra maupun proyek. 


Saat ini saya juga sedang mengikuti pelatihan CGP angkatan 5 DKI sehingga penguatan profil Pelajar Pancasila itu dapat saya laksanakan dengan terarah dan teratur. 


  1. Setiap awal pembelajaran, di kelas saya membacakan teks Pancasila, yel-yel Pelajar Pancasila dan lagu Pelajar Pancasila dan setiap akan pulang memperdengarkan lagu Pancasila dengan diiringi gerakan 6 dimensi profil pelajar pancasila

  2. Mensimulasi siswa untuk memahami perbedaan dan berkebinekaan global

  3. Memberikan pengalaman belajar yang mendukung gotong royong, saling menolong, menghargai adat istiadat, melestarikan budaya tradisional, patriotisme, cinta tanah air, bela negara, dll

  4. Memberi pemahaman pada siswa bahwa mereka adalah generasi penerus bagnsa sehingga harus menyiapkan diri sebaik-baiknya untuk kemajuan negara Indonesia kelak

  5. Menyadarkan siswa akan bahaya perpecahan dan mendukung terus persatuan. 


Demikianlah implementasi nilai-nilai luhur bangsa dan nilai-nilai Pancasila dalam lingkungan sekolah kami. Ke depannya semoga dapat mewujudkan generasi emas Indonesia 2045.


Jakarta, 13 September 2022