Sabtu, 25 Maret 2023

Resume 20 Latihan Kepenulisan PGRI

 



Jum'at 1 Juli 2022

Resume Pertemuan ke-20

Narasumber : Edi S. Mulyanta, S.Si., M.T.

Moderator : Rosminiyati

Tema : Menguak Tabir Penerbit Mayor




Malam ini, Narasumber kita Bapak Edi S. Mulyanta, S.SI,., M.T. akan membahas materi dengan topik Menguak Dapur Penerbit Mayor. Belajar dari pengalaman Bapak Edi S. Mulyanta.


Beliau bekerja sudah hampir 20 tahun mengelola penerbitan buku, awalnya sebagai penulis buku mandiri yang hidupnya full dari menulis buku. Kemudian dipercaya untuk mengelola penerbitan buku di Yogyakarta.


Tahun 2019 merupakan tahun yang paling berat dalam dunia penerbitan buku, karena perubahan teknologi betul-betul seperti bayang-bayang kelam yang dapat melahap dunia penerbitan buku di Indonesia bahkan di dunia. Bertambah situasi pandemi Covid 19 yang menambah luluh lantaknya industri penerbitan di Indonesia


Beruntungnya sebelum pandemi, pemerintah telah mengeluarkan undang-undang perbukuan yang mencoba format baru digital untuk dapat dikembangkan di dunia perbukuan Indonesia.


Dunia penerbitan yang saat ini di bawah IKAPI (Ikatan Penerbit Indonesia), menjadi was-was dan memandang cukup berat tantangan ke depan dunia cetak dan produksi buku. Undang-undang no 3 th 2017 tentang sistem perbukuan, telah memberikan isyarat yang tegas akan hadirnya format media digital yang telah diberikan keluasan untuk secara bertahan menggantikan dunia cetak. 


Dipertegas lagi dengan keluarnya Peraturan Pemerintah No. 22 tahun 2022, telah memberikan petunjuk secara tegas untuk memberikan arah ke dunia digital di penerbitan.


Bapak ibu sebagai calon penulis harus memahami hal ini, karena atmosfir dunia penerbitan perlahan-lahan akan berubah, karena posisi penulis menjadi semakin strategis dalam industri penerbitan.


Hal tersebut membuat dunia penerbitan bergegas untuk mengubah haluan visi misi mereka ke arah yang lebih up to date, menyongsong perkembangan teknologi yang lebih cepat dibandingkan perkembangan dunia bisnis penerbitan secara umum. 


Beberapa penerbit yang tidak dapat mengikuti perkembangan jaman, akhirnya mencoba mengurangi intensitas terbitan bukunya, akhirnya berimbas pula ke jumlah produksi buku mereka, dan memukul pula pendapatan atau omzet buku mereka. 


Penerbit buku di bawah IKAPI adalah penerbit yang mementingkan UUD (Ujung-ujungnya Duit) untuk mempertahankan kelangsungan bisnisnya. Secara otomatis cash flow akan terganggu, sehingga banyak penerbit akhirnya berpindah haluan ke usaha yang lain.


Tahun 2020-2022 merupakan masa paceklik bagi industri penerbitan, akan tetapi berbeda dengan dunia penulisan yang justru marak-maraknya. Hal ini mungkin karena aktifitas kita dibatasi, sehingga banyak yang memberikan kesempatan untuk bekerja dari rumah (WFH)


Penerbit seperti kami, tidak kekurangan naskah selama pandemi, dengan angka naskah masuk yang masih stabil. Akan tetapi angka penjualan yang turun hingga 90%, dimana toko buku sebagai outlet utama kami banyak yang tutup. Sekolah dan kampus sebagai sumber pendapatan kami juga melakukan proses belajar mengajar secara daring.


Produksi buku reguler sempat terhenti, sehingga banyak penulis yang mempertanyakan masa depan penerbitan di Indonesia secara umum.


Tidak semua tema buku, ternyata bisa digantikan oleh digital, hal inilah yang memberikan harapan baru penerbit untuk masih tetap mempertahankan lini bisnis bukunya. Titik balik (rebound) pasar buku yang lesu tampaknya sudah mulai terasa mulai awal tahun 2022 ini, sehingga beberapa penerbit yang terlanjur mengurangi produksi bukunya bisa tertinggal oleh penerbit yang masih konsisten mempertahankan produksi bukunya.


Seperti apa Penerbit Mayor ?


Penerbit Mayor masih tetap menggunakan trend sebagai alat untuk melacak kebutuhan masyarakat. Tema yang menjadi primadona ke depan adalah berkaitan dengan kurikulum baru Merdeka Belajar


Tema buku yang menjadi andalan Toko Buku saat ini adalah tema buku non teks, seperti buku Anak, Buku Motivasi dan Agama, Fiksi, hingga buku Masak yang masih nangkring di 10 besar data buku terlaris di setiap toko buku di Indonesia.

Masalah modal dan pembiayaan di dunia penerbitan menjadi kendala karena cukup besar nilainya dalam sebuah proyek terbitan satu judul buku.


Bagaimana pembiayaan penerbitan buku? Bisa dibiayai oleh penulisnya sendiri, baik melalui skema dana pribadi, CSR Perusahaan, Dana Penelitian Daerah, Dana Sekolah dll.

Memiliki ISBN. Pernah menjadi langka di Indonesia karena ada hal-hal tertentu yang menyebabkannya.


Pemicu kelangkaan ISBN adalah nomor 5 tersebut, pada dasarnya bukan karena kesalahan ekosistem penerbitan. Perpustakaan nasional akhirnya memberikan kebijakan baru untuk membuat sub nomor untuk menghemat ISBN yang telah dijatah oleh ISBN Internasional.


Ini adalah struktur utama ISBN, pada publication element menunjukkan jumlah produksi buku yang telah diterbitkan untuk mengetahu jumlah rata-rata produksi buku sebuah penerbit


Menyebarluaskan buku ke masyarakat. Saat ini konsep penerbitan buku oleh pemerintah dicoba untuk kembali sesuai dengan Undang-undang perbukuan 2017, dimana terbitan buku harus tersebar luas di masyarakat.


Saran beliau adalah bapak ibu sebaiknya mengikuti aturan pemerintah yang paling baru. Tulislah sesuai dengan kompetensi serta minat bapak ibu sekalian, misal Buku Teks Pelajaran


Info tambahan dari Bapak narasumber yang luar biasa 

Buku dengan Omzet terbesar adalah buku teks pelajaran utama, karena pasarnya sangat besar seluruh sekolah di Indonesia.

Buku ini melalui proses seleksi dari pemerintah yang cukup ketat. Semua penerbit mempunyai peluang yang sama, akan tetapi penerbit yang misi dan visinya di buku pelajaran biasanya yang lebih siap.


Buku teks pendamping atau modul biasanya mempunya pasar yang lebih kecil, akan tetapi sangat fleksibel pola pemasarannya. Tidak mustahil buku ini juga mempunyai omzet yang cukup besar juga disalurkan di proyek-proyek pemerintah.


Buku umum pasarnya paling kecil, karena outlet utama adalah di toko buku baik toko buku modern maupun tradisional.

Penerbit mayor mempunya saluran pemasaran yang cukup banyak, atau disebut omni channel marketing sehingga selama pandemi bisa berkelit di saat yang sulit.


Nah bapak ibu sebagai calon penulis dapat mencoba menawarkan semua tipe tulisan supaya peluang terbitnya menjadi lebih besar. Saat ini pasar buku sudah mulai bangkit lagi, akan tetapi produksi buku sudah terlanjur melambat. Sehingga bulan-bulan ke depan, jumlah judul buku yang beredar di Indonesia akan mengalami penurunan akibat 2,5 tahun pandemi.


Ini kesempatan bagi bapak ibu untuk tetap semangat menulis karena pasar buku masih cukup menarik mengingat buku fisik masih menjadi andalan utama penerbit dalam mencari peruntungannya.


Penerbit adalah lembaga yang mencari profit, dan mempunyai idealisme dalam menerbitkan bukunya sesuai dengan visi misinya. Penulis dapat mengikuti idealisme penerbit dalam menghasilkan buku yang akan dinikmati oleh pembaca. Kirimkan usulan penerbitan buku, supaya ide Anda dapat ditangkap penerbit dan disebarluaskan ke pembaca.


Untuk karya novel harus bertema kuat, unik. Genre Humor perlu riset lagi supaya tetap diminati. Ikuti prosedur penerbit secara baik. Kata Pengantar dari penulis terkenal untuk menambah penjualan. Mencetak buku dapat dilakukan sendiri, Menerbitkan Buku perlu penerbit. Penjualan buku off line bisa dibarengi secara on line. Kolaborasi dengan penulis terkenal.


Jumlah halaman sebenarnya bukan ketentuan utama karena variabel yang memengaruhi buku laku dan tidak bukan hanya dari jumlah halaman saja. Untuk buku ajar, kami biasanya mensyaratkan minimal harus 100 halaman, supaya punggung bukunya ada dan judul buku terlihat.


Demikian materi belajar malam ini. Terima kasih atas segala jerih payah Tim Solid yang terus menggelorakan wawasan baru dalam ilmu literasi kepada guru-guru Indonesia. Semoga PGRI semakin jaya. Aamiin.

Resume 19 Latihan Kepenulisan PGRI

 


Rabu, 29 Juni 2022

Resume Pertemuan ke-19

Narasumber : Agus Subarna, S.E., M.M.

Moderator : Sigid Purwo Nugroho

Materi : Pemasaran Buku





Narasumber malam hari ini adalah Bapak Agus Subardana. Beliau menjabat sebagai Direktur Marketing Percetakan Andi Offset.


Bagaimana strategi memasarkan buku ?


Strategi pemasaran penjualan buku sangat dipengaruhi oleh banyak aspek dan unik . Kenapa demikian , hal ini dapat dilihat dari jenis – jenis buku yang di terbitkan. Jenis – jenis buku yang di terbitkan tersebut dikelompokkan menjadi kategori buku. Salah satu contoh Penerbit ANDI Offset menerbitkan buku cukup banyak kategori produk yaitu ada 32 kategori produk buku ( Kategori buku Anak, buku Bisnis, Buku Pertanian, Buku Fiksi - Novel, Buku Pengembangan Diri, Buku Teks , dll ).


Dari jenis – jenis kategori buku tersebut di sinilah kita akan melakukan pemetaan berdasarkan segmentasi jenis kategori buku yang diterbitkan . Pada umumnya kegiatan pemasaran buku berkaitan dengan berkoordinasi beberapa kegiatan bisnis . Sehingga strategi pemasaran pada umumnya dipengaruhi oleh faktor yang meliputi :


1. Faktor Mikro yaitu perantara, pemasok, pesaing dan masyarakat.

2. Faktor Makro yaitu demografi-ekonimi, politik-hukum, teknologi-fisik dan sosial-budaya.


 A. Strategi Pemasaran Buku Serangan Udara secara On Line 


1. Pentingnya Transformasi Digital 


Dampak dari pandemi COVID-19 telah mengubah dunia menuju era Low Touch Economy. Era ini ditandai dengan interaksi antar individu yang minim sentuhan fisik atau low-touch, keharusan mengecek kesehatan dan keselamatan, perilaku yang baru hingga pergeseran di sektor-sektor industri., terutama sektor Industri Perbukuan. Perubahan ini tentu akan berdampak ke banyak hal, mulai dari tempat bekerja, Cara belajar – mengajar , kehidupan keluarga hingga aktivitas sosial. Strateginya yang utama yang kita pakai adalah Digital Marketing dalam melakukan transformasi mendasar pada bisnis penerbitan buku .


Untuk penjualan buku lewat Online ini kita harus terus proaktif untuk terus promosi , supaya kita dapat :


- Menyebarkan informasi produk secara masif kepada target pasar potensial 


- Mendapatkan konsumen baru dan mempertahankan konsumen yang sudah ada sehingga kesetiaan konsumen terjaga.


- Menjaga kestabilan penjualan saat kondisi pasar lagi lesu


- Menaikan penjualan dan profit 


- Membandingkan dan keunggulan produk dibandingkan dengan pesaing 


- Membentuk citra produk di benak mata konsumen sesuai dengan yang diinginkan 



- Mengubah tingkah laku ( yang kurang minat beli , menjadikan tertarik beli ) , persepsi dan pendapat konsumen.


2. Pemasaran Buku Lewat Komunitas


Kita tentunya punya komunitas masing – masing sesuai dengan kapasitas kita untuk membentuk komunitas dan relasi , maka gunakanlah jaringan komunitas kita untuk sarana promosi dan penjualan buku . Penjualan lewat komunitas akan lebih efektif dan efisien sehingga tingkat keberhasilan nya lebih tinggi penjualan buku yang kita tawarkan. Kuncinya kita harus proaktive komunikasi dan interaksi dengan komunitas serta dapat menjaga integritas pribadi kita.


Penerbit ANDI juga terus mengadakan aktivitas pemasaran lewat komunitas dengan mengadakan webinar lewat link Zoom , Live Youtube TV. ANDI, dengan tema – tema yang menarik ...


B. Strategi pemasaran buku serangan Darat secara OF LINE .


Untuk menguasai seluruh wilayah nusantara ini dalam penetrasi pasar buku , kita harus melakukan pemetaan wilayah dengan membuka cabang tiap kota besar yang potensi pasar sangat baik. Kami Penerbit Andi telah mempunyai 90 cabang di kota dari Aceh sampai dengan Papua, dengan menempatkan tenaga pemasaran di tiap kantor cabang tersebut.


Strategi pemasaran buku serangan darat ini kita dikelompokkan berdasarkan target pasar yang kita tuju , antara lain :


1. Toko Buku 


Penerbit Buku yang mampu memproduksi sendiri dan mempunyai mesin percetakan sendiri , sebagian besar sebagai pemasok Toko buku di Indonesia. Untuk bisa masuk dan sebagai pemasok rutin di toko buku maka kita perlu pemetaan jenis toko buku. Toko buku ini kita petakan menjadi tiga jenis yaitu Toko Buku Modern, Toko Buku Semi Modern, dan Toko Buku Tradisional.


Toko buku tersebut di atas masih dijadikan jalur distribusi oleh para Penerbit buku dengan sistem titip jual / konsinyasi, kecuali toko buku tradisional diberlakukan kredit dan jual putus.


Strategi Promosi di toko buku Modern ada berbagai macam yang perlu kita lakukan , antara lain :


- Menguasai display buku , supaya tampilan buku dapat terlihat dan menonjol .


- Mengadakan promosi di internal toko dengan memasang produk di Neon Box, X Banner


- Mengadakan Bedah Buku , Talk show dan potongan Harga pada buku tertentu atau periode tertentu.


- Mengadakan event tematik sesuai moment bulan berjalan (program Ramadhan, Program TAB, Program TAM , dll )



- Dan masih banyak lagi program promosi di toko buku modern yang dapat kita lakukan , kuncinya kita proaktive komunikasi dengan pihak internal Toko Buku modern tersebut yaitu melalui Kepala Toko nya dan Supervisor .


2. Direct selling 

Pemasaran Buku melalui Direct selling ini kita petakan berdasarkan jenis kategori buku yang kita terbitkan . Jenis Kategori buku penjualan lewat Direct selling ini kita bagi menjadi beberapa target pasar yaitu :


- Buku Pendidikan (Buku mata pelajaran Utama dan buku pendamping untuk jenjang TK, SD, SMP, SMA, SMK).


- Buku Teks Perguruan Tinggi untuk semua mata kuliah


- Buku Referensi untuk jenjang TK, SD, SMP, SMA-SMK , Perguruan Tinggi dan umum


Dengan pemetaan jenis katagori tersebut diatas maka kami sebagai Industri Penerbitan buku melakukan terobosan pemasaran dengan menempatkan tenaga penjual (Sales) di setiap wilayah Kota dan Kabupaten. 



Kami Penerbit ANDI Offset mempunyai 96 Cabang di Indonesia dari Aceh sampai dengan Jayapura


Catatan penting selama sesi tanya jawab adalah sebagai berikut : Strategi pemasaran digital sangat sesuai dengan kondisi saat ini. Tidak bisa dihindari, tidak bisa dipungkiri generasi sekarang banyak menggunakan gawai sebagai alat untuk memudahkan transaksi bergaya milenial. Jadi pemasaran digital akan menjadi penting.


Waktu sudah menunjukkan 30 menit berlalu dari pukul 21, peserta masih manteng dengan sesi tanya jawab. Tanpa terasa berlalu karena Pak Sigid selaku moderator terus menyemangati peserta.


Di ujung waktu harus berhenti karena moderator sudah menyampaikan kata-kata penutup, pertanda telah selesai belajar malam ini. Pemateri pun sudah selesai berbagi ilmunya. Ditutup dengan clossing statement dari narasumber dan doa bersama-sama sesuai agama masing-masing.


"Buku adalah gudang ilmu, kuncinya adalah membaca. Membaca adalah jendela dunia”.


(Agus Subardana)





Resume 18 Latihan Kepenulisan PGRI


 

Senin, 27 Juni 2022

Resume Pertemuan Ke-18 

Narasumber : Raimundus Brian Prasetyawan

Moderator : Mutmainah

Materi : Menerbitkan Buku Semakin Mudah di Penerbit Indie 





Narasumber pada malam ini adalah Pak Brian. Dan moderator Ibu Mutmainah. Buku merupakan muara akhir dari sebuah proses penulisan. Tulisan kita tentu saja ingin dijadikan buku, tetapi masih bingung memilih penerbit yang bisa menerima tulisan kita. 



Apa saja yang menjadi syarat penerbitan buku? Ini tips dari Ibu Moderator, syarat lulus pelatihan ini adalah menerbitkan buku solo. penerbit indie menjadi solusi karena kemudahan dalam menerbitkan buku. Namun juga harus memahami bagaimana ketentuan dan cara menerbitkan buku di penerbit indie. 


Pertanyaan sederhana dari Pak Brian. Mengapa menerbitkan buku semakin mudah ? Karena pada saat sekarang ada penerbit indie yang melayani penerbitan tanpa seleksi. Naskah pasti diterima, dan penerbitan secara mudah dan cepat, Kita perlu keluar biaya untuk mendapat fasilitas penerbitan, atau jika ingin cetak ulang


Ini saran yang bagus dari Bapak narasumber yang hebat. Berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan penerbit indie


● Biaya penerbitan


● Fasilitas penerbitan


● Batas maksimal jumlah halaman


● Ketentuan dan Biaya cetak ulang


● Apakah dapat Master PDF


● Jumlah buku yang didapat penulis


Proses penerbitan di penerbit indie cukup mudah dan cepat. Kita coba bandingkan dua buah penerbit indie.


Penerbit Depok cocok untuk bapak/ibu yang memang hanya sekedar menerbitkan buku saja, tidak berencana cetak ulang, sekadar untuk pribadi saja, sehingga tidak perlu jumlah buku yang banyak. Maka biaya penerbitannya lebih terjangkau. Di sisi lain, Biaya penerbitan yang terbilang murah membuat biaya cetak ulang di penerbit depok cukup lumayan.


Penerbit Malang cocok untuk bapak/ibu yang berencana menjual bukunya, karena jumlah buku yang diberikan lebih banyak. Dengan biaya penerbitan 650.000 terhitung lebih hemat. Jika stok buku habis, bisa cetak ulang lagi dengan biaya cetak per buku lebih murah dibanding penerbit depok.


Perlu dicatat ya dua penerbit ini tetap bisa mengeluarkan nomor ISBN loh, walaupun sekarang ini menerbitkan buku ber-ISBN perlu waktu yang cukup lama (3-4 bulan). Bapak/ibu peserta jika ingin mengirim naskah buku ke salah satu penerbit rekanan Pak Brian tersebut, silakan kirim japri ke WA beliau.


Jangan lupa kelengkapan naskah sudah disiapkan terlebih dahulu. Menerbitkan buku perlu waktu jadi harus bersabar ya. Seperti di apotek ya, meracik obat perlu waktu, silahkan sabar menunggu biar tepat takaran. 


Sesi tanya jawab yang dapat disimpulkan adalah pemasaran buku solo yang diterbitkan oleh penerbit indie dilakukan oleh sendiri. Bisa melalui media sosial yang tentunya sesuai dengan amanah pekerjaan kita yaitu guru. Ya di komunitas guru kita memasarkannya. Dilakukan sendiri biar bisa merasakan hikmah di baliknya. Tidak ada yang mudah, semua bakal menemukan susah payahnya. Tapi ingat sesudahnya ada bahagia karena buku kita diterima masyarakat. 



Resume 17 Latihan Kepenulisa PGRI

 Jum'at, 24 Juni 2022

Narasumber : Mukmini, S..Pd., M.Pd

Moderator : Lely Suryani

Materi : Mengenal Penerbit Indie



Wah, penerbit indie di mana-mana bak jamur di musim hujan. Sebagai penulis, kita harus mampu mengetahui seluk beluknya. Sebagai narasumber adalah Bapak Mukminin, S.Pd. M.Pd. yang sangat luar biasa. Cak Inin, begitu nama lain beliau.


Tahapan Cara Menulis dan Menerbitkan Buku yang Tepat ada 5, yaitu:


1. Prawriting

a. Tahap awal penulis mencari ide apa yang akan ditulis dg peka terhadap sekitar ( Pay attention).

b. Penulis hrs kreatif menangkap fenomena yg terjadi di sekitar untuk menjadi tulisan.

c. Penulis banyak membaca buku.


2. Drafting

Menulis naskah buku sesuai yang dengan apa yang disukai ( pasion). Boleh menulis artikel, cerpen, puisi, novel dan sebagainya dengan penuh kreatif merangkai kata, menggunakan majas, dan berekpresi untuk menarik pembaca.


3. Revisi

Merevisi naskah berarti memilih tulisan mana yang baik dicantumkan, naskah mana yang perlu dibuang, naskah mana yg perlu ditambahkan.


4. Editting/ Swasunting

Tahapan editting dapat dilakukan oleh penulis. Hanya memperbaiki berbagai kesalahan tanda baca, kesalahan pada kalimat. Tahap ini boleh dikatakan sebagai "Swasunting" yaitu menyunting tulisan sendiri sebelum masuk cetak. Penulis dituntut untuk memiliki kemampuan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai EBBI.


5. Publikasi 

Naskah buku yang sudah yakin maka selanjutnya memasuki tahap publikasi atau penerbitan buku.


Berikut ini beberapa penerbit Independen yang direkomendasikan oleh Cak Inin :

1. Oase

2. Gemala

3. YPTD 

4. Kamlia Press Lamongan.


Cak Inin pun mengajak peserta untuk melek tentang penerbit. Penerbit Mayor dan Penerbit Indie. Kita simak uraiannya ya.


1. Jumlah Cetakan 


# Penerbit mayor mencetak bukunya secara masal. Biasanya cetakan pertama sekitar 3000 eksemplar atau minimal 1000 eksemplar untuk dijual di toko-toko buku.


#Penerbit indie : hanya mencetak buku apabila ada yang memesan atau cetak berkala yang dikenal dengan POD ( Print on Demand) yang umumnya didistribusikan melalui media online Facebook, Twitter, Instagram, Youtube, WA grup.


2. Pemilihan Naskah yang Diterbitkan


# Penerbit mayor : Naskah harus melewati beberapa tahap prosedur sebelum menerbitkan sebuah naskah. Tentu saja, menyambung dari poin yang pertama, penerbit mayor mencetak bukunya secara masal 1000 - 3000 eksemplar. Mereka ekstra hati-hati dalam memilih naskah yang akan mereka terbitkan dan tidak akan berani mengambil resiko untuk menerbitkan setiap naskah yang mereka terima. Penerbit mayor memiliki syarat yang semakin ketat, harus mengikuti selera pasar, dan tingginya tingkat penolakan.


# Penerbit indie : Tidak menolak naskah. Selama naskah tersebut sebuah karya yang layak diterbitkan; tidak melanggar undang-undang hak cipta karya sendiri, tidak plagiat, serta tidak menyinggung unsur SARA dan pornografi, naskah tersebut pasti kami terbitkan. Kami adalah alternatif baru bagi para penulis untuk membukukan tulisannya.


3. Profesionalitas


# Penerbit mayor : Penerbit mayor tentu saja profesional dengan banyaknya dukungan SDM di perusahaan besar mereka.


# Penerbit indie : kami pun profesional, tapi sering disalah artikan. Banyak sekali anggapan menerbitkan buku di penerbit indie asal-asalan, asal cetak-jadi-jual. Sebagai penulis, harus jeli memilih siapa yang akan jadi penerbit Bapak Ibu dan Saudara-saudara. Jangan tergoda dengan paket penerbitan murah, tapi kualitas masih belum jelas. Mutu dan manajemen pemasaran buku bisa menjadi ukuran penilaian awal sebuah penerbitan. Kadang murah Cover kurang bagus, kertas dalam coklat kasar bukan bookpaper ( kertas coklat halus). Kami jaga mutu Cover bagus cerah mengkilat isi buku kertas cokal halus awet ( bookpapar).


4. Waktu Penerbitan


# Penerbit mayor : Dikonfirmasi dalam tempo 1-3 bulan. Jika naskah diterima, ada giliran atau waktu terbit yang bisa cepat, tapi ada juga yang sampai bertahun-tahun. Karena penerbit mayor adalah sebuah penerbit besar, banyak sekali alur kerja yang harus mereka lalui. Bersyukur kalau buku bisa cepat didistribusikan di semua toko buku. Namun, jika dalam waktu yang ditentukan penjualan buku tidak sesuai target, maka buku akan dilepas oleh distributor dan ditarik kembali oleh penerbit.


# Penerbit indie : Naskah yang kami terima dengan cepat. Dalam hitungan minggu buku sudah bisa terbit. Karena memang, kami tidak fokus pada selera pasar yang banyak menuntut ini dan itu. Kami menerbitkan karya yang penulisnya yakin karya tersebut adalah karya terbaiknya dan layak diterbitkan sehingga kami tidak memiliki pertimbangan rumit dalam menerbitkan buku.


5. Royalti


# Penerbit mayor : Sebagian besar penerbit mayor mematok royalti penulis maksimal 10% dari total penjualan. Biasanya dikirim kepada penulis setelah mencapai angka tertentu atau setelah 3-6 bulan penjualan buku.


# Penerbit indie : Umumnya 15-20% dari harga buku. Dipasarkan dan dijual penulis lewat fb, Instagram, wa grup, Twitter, status, dll


6. Biaya penerbitan


# Penerbit mayor : Biaya penerbitan gratis. Itulah sebabnya mereka tidak bisa langsung menerbitkan buku begitu saja sekalipun buku tersebut dinilai bagus oleh mereka. Seperti yang sudah disebut di atas, penerbit mayor memiliki pertimbangan dan tuntutan yang banyak untuk menerbitkan sebuah buku karena jika buku tersebut tidak laku terjual, kerugian hanya ada di pihak penerbit.


# Penerbit indie : Berbayar sesuai dg aturan masing-masing penerbit. Antara penerbit satu dengan yang lain berbeda. Karena pelayanan dan mutu buku yg diterbitkan tidak sama.


KAMILA PRESS LAMONGAN melayani cetak buku, dengan jasa ISBN, editing, Lay out, dan design cover buku dengan harga terjangkau.


# Syarat-syarat penerbitan di KAMILA PRESS LAMONGAN:


1. Kirimkan naskah lengkap mulai judul, kata pengantar, daftar isi, naskah lengkap sesuai urutan daftar isi, daftar pustaka, biodata penulis dg fotonya dan Sinopsis ( ditempatkan di cover belakang). Kalau ada Endors dari pakar ( orang ahli).

2. Ketik A5 ukurannya 14,8 x 21 cm, spasi 1,15 ukuran fon 11 dan margin kanan 2 cm, kiri 2 cm, atas 2 cm dan bawah 2 cm. Gunakan huruf Arial, calibri atau Cambria dan masukkan dalam 1 file kirim ke WA sy atau email gusmukminin@gmail.com

 3. Untuk judul dan Cover.

a. Untuk judul bisa dibantu penerbit. Dibuatkan cover buku, sertifikat Penulis buku, PO buku


Beberapa mentor andal menerbitkan buku di Kamila Press: Prof. Dr. Ngainun Naim, Dr. Wijaya Kusumah, M.Pd., Suharto (Cing Ato), dll. Adapun harga Penerbitan buku di Kamila Press Lamongan ( harga sewaktu-waktu bisa berubah).


✓ Biaya Cetak buku A5, kertas Bookpapar (coklat halus) atau HVS putih (termasuk biaya ISBN, Layuot, edit, cover buku, PO buku, sertifikat).


A. 60 halaman :

# Cetak 5 buku = 566.000

# Cetak 10 buku = 632.000, plus ongkir


B. 70 halaman : 

# Cetak 5 buku = 570.000

# Cetak 10 buku = 650.000, Plus Ongkir


C. 85 halaman :

 # Cetak 5 buku = 580.000

# Cetak 10 buku = 660.000


D. 90 halaman :

# Cetak 5 buku = 600.000

# Cetak 10 Buku = 715.000


E. 100 halaman :

# Cetak 5 buku = 635.000

# Cetak 10.Buku = 725.000


F. 125 halaman :

# Cetak 5 buku = 650.000

# Cetak 10 buku = 751.000


G. 150 halaman :

# Cetak 5 buku = 665.000

# Cetak 10 buku = 800.000


Contoh perhitungan biaya Cetak buku. Jika cetak buku A5 jumlah halaman 85. Cetak 20 buku, maka rinciannya sebagai berikut


1. Cetak 10 buku harga atas 660.000

2. Yg 10 buku dihitung harga cetak ulang yaitu 10 x @ 22.000 = 220.000

3. Ongkir 2 kg


Terima kasih atas ilmu yang bermanfaat. Semoga Allah membalasnya dengan yang lebih baik dan lebih banyak. Aamiin.

Tiada kata terlambat untuk menulis dan terbitakan buku, tulislah sgr apa yg Anda suka, Anda dengar, Anda lihat, Anda rasakan untuk berbagi kebaikan ( Cak Inin)

Torehkan penamu dari jejak kakimu, siap tahu jadi penolongmu ( Cak Inin)

Kalau Anda ingin panjang umur , maka menuislah ( Cak Inin)

Resume 16 Latihan Kepenulisan PGRI

 Rabu, 22 Juni 2022

Resume Pertemuan ke-16

Narasumber : Theresia Sri Rahayu, S.Pd.,S.D.

Moderator : Arofiah Afifi

Materi : Anatomi Buku



Apa sih yang dimaksud dengan Anatomi Buku?


Sebuah buku umumnya terdiri atas :

1. SAMPUL

Sampul buku memiliki tiga bagian, yaitu sampul depan, punggung buku, dan sampul belakang. 


Sampul depan buku terdiri atas: 

a. judul utama, 

b. subjudul (jika ada), 

c. nama penulis/pengarang (Jika lebih dari tiga orang ditulis nama penulis pertama diikuti dkk) 

d. editor atau penerjemah, 

e. logo penerbit.


Punggung buku terdiri atas: 

a. Logo,

b. judul, 

c. sub judul, 

d. penulis/pengarang, 

e. editor atau penerjemah.


Teks di punggung buku diberikan jika punggung mencapai tebal minimal 7 mm atau mempunyai ketebalan 140 hlm. (HVS80gr) dengan menggunakan ukuran huruf arial 7 pt.


Sampul belakang buku terdiri atas: 

a. Blurb, 

b. testimoni/endorsement, 

c. ISBN, 

d. nama dan alamat penerbit


2. BAGIAN AWAL (PRELIMINARIES)

Bagian Awal (Preliminaries), merupakan sejumlah halaman berisi teks, yang dapat dibagi menjadi beberapa bagian:

a. Halaman prancis (judul utama saja) hlm. i* )

b. Halaman undang-undang hak cipta hlm. ii* )

c. Halaman judul utama (judul, subjudul, penulis, editor) hlm. iii*)

d. Halaman Katalog dalam terbitan (KDT) (hlm.iv*)

e. Persembahan (jika ada) hlm. v* )

f. Daftar Isi (hlm. vii*)

g. Daftar Gambar (minimal 10 Gambar)

h. Daftar Tabel (minimal 10 Tabel)

i. Pengantar Penerbit (editorial note) (hlm. vii*)

j. Kata pengantar (hlm. ix)

k. Prakata (preface)


3. BAGIAN ISI (TEXT MATTER) 

Bagian isi (text matter) terdiri atas:

a. Pendahuluan, untuk mengantar pembaca agar dapat memahami isi buku.

b. Bab dan Sub Bab, dikembangkan dengan panduan 5 W + 1 H

c. Tabel dan Ilustrasi, gunakan ilustrasi yang relevan dan mendukung isi bab / sub bab. Carilah ilustrasi yang tidak mengandung hak cipta. Website penyedia ilustrasi gratis dan tidak mengandung hak cipta, di antaranya : pixels, freepik, pixabay, dll

d. Sitiran/Kutipan. Terdapat dua cara pengutipan pada teks, harus dipilih salah satu dan digunakan secara konsisten, yaitu catatan perut (pengacuan ber- kurung) dan penomoran (footnote dan endnote).

e. Bahan isi yang terletak di antara bahan awal dan bahan akhir. Bahan isi merupakan inti dari sebuah buku. Terdiri atas: Contoh catatan perut: (Wibowo, 2007: 31) Contoh footnote :

e. Penutup, berisi intisari dan kesimpulan buku


4. BAGIAN PENUTUP

Bagian akhir (postliminaries). Terdiri atas:

a. lampiran, 

b. glosarium, 

c. catatan akhir/endnote, 

d. daftar pustaka, 

e. indeks. Memuat daftar kata penting yang terdapat dalam isi buku dan diikuti penjelasannya.


Contoh 

Contoh Penulisan Daftar Pustaka:


Judul : Family Medical Care Volume 4

Penulis : Dr. John F. Knight

Penerbit : Indonesia Publishing House

Kota Penerbit : Bandung

Tahun Terbit : 2001


Cara Penulisan:

Knight, John F. 2001. Family Medical Care Volume 4. Bandung: Indonesia Publishing House.


Data Artikel:

Judul Jurnal : Sirok Bastra: Jurnal Kebahasaan dan Kesastraan Volume 1

Judul Artikel : Bahasa Indonesia dalam Informasi dan Iklan di Ruang Publik Kota Pangkalpinang

Penulis : Umar Solikhan

Penerbit : Kantor Bahasa Provinsi Bangka Belitung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Kota Terbit : Pangkalpinang

Tahun Terbit : 2013


Cara Penulisan:


Solikhan, Umar. 2013. “Bahasa Indonesia dalam Informasi dan Iklan di Ruang Publik Kota Pangkalpinang” dalam Sirok Bastra: Jurnal Kebahasaan dan Kesastraan Volume 1 (hlm. 123-129). Pangkalpinang: Kantor Bahasa Provinsi Bangka Belitung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.


Data Artikel:

Judul : Inikah Dampak Mematikan Pemanasan Global?

Penulis : Jeko Iqbal Reza

Tanggal Tayang : 29 Agustus 2015

Waktu Akses : 10 Februari 2016, pukul 10.27

URL : http://tekno.liputan6.com/read/2304179/inikah-dampak-mematikan-pemanasan-global


Cara Penulisan:

Reza, Jeko Iqbal. 2015. “Inikah Dampak Mematikan Pemanasan Global”, http://tekno.liputan6.com/read/2304179/inikah-dampak-mematikan-pemanasan-global, diakses pada 10 Februari 2016 pukul 10.27.


Sebaiknya buku ilmiah harus memiliki indeks. Indeks merupakan tanggung jawab penulis karena penulis yang lebih mengetahui tajuk indeks yang berkaitan dengan isi buku. Subtajuk indeks yang menjadi indeks sebaiknya disajikan menurut urutan abjad dan tidak menurut urutan kata. Penunjuk tajuk indeks menggunakan nomor halaman. Indeks hanya dapat disusun setelah naskah final layout dan koreksi (proof final).


Apa sih manfaat mengetahui Anatomi Buku ? Sebagai seorang penulis buku, dengan mengetahui anatomi buku, maka kita dapat mengetahui bagian mana dari buku yang harus kita tulis dan bagaimana cara menulisnya.


Untuk mengenal, memahami sekaligus membuat anatomi buku yang baik hanya satu cara yaitu miliki dulu bukunya kemudian cocokkan dengan daftar list anatomi buku. Anatomi buku tidak harus memenuhi semua ketentuan. Tidak mesti juga serba lengkap. Disesuaikan dengan kondisi saja. Yang penting ada isinya.


Demikian sharing materi tentang anatomi buku. Semoga semua kebaikan narasumber dan moderator di bawah pimpinan Om Jay, dibalas Allah SWT dengan pahala berlipat ganda. Aamiin.





Resume 15 Latihan Kepenulisan PGRI

 



Senin, 20 Juni 2022 

Resume Pertemuan ke-15

Narasumber : Yulius Roma Patendean, S.Pd.

Moderator : Mr. Bambs

Materi : Langkah Menyusun Buku Secara Sistematis




LANGKAH MENYUSUN BUKU SECARA SISTEMATIS


Narasumber kali ini adalah Bapak Yulius Roma Partendean, S.Pd yang malam ini akan membagikan tips Langkah Menyusun Buku Secara Sistematis. Wah, keren sekali mendengarnya. Membuat menulis jadi seperti mudah sekali. Pak Yuro adalah nama panggilan beliau. 


Sistematika menyusun naskah buku tidak terlepas dari tertatanya alur pikiran/ide yang kita tuangkan di naskah tersebut. Misal, kita memiliki kumpulan naskah di laptop. Tercecer pun tidak ada masalah karena nantinya, akan saling terkait satu sama lain ketika mulai menata naskah.


Bagaimana caranya menyusun naskah buku itu agar sistematis? Inilah jawabannya:

1. Siapkan naskah, pastikan naskah buku dalam ukuran kertas A5 telah terkumpul minimal 40 halaman (standar UNESCO) dilengkapi bagain-bagian BAB.

2. Metode yang digunakan adalah aplikasi MS Word. Ini link metode Pak Yulius menuntun peserta supaya efisien https://youtu.be/eePQwyHAcjw., atau bisa juga menggunakan link berikut https://youtu.be/jXPr59aWJSc . Harapannya dapat tercapai tulisan yang tertata rapi dan sistematis. Sangat mudah untuk mengisi tiap bagiannya.

3. Kendala menulis buku nampak pupus ya setelah menyimak video tadi. Jadi kendala bakal hilang, lenyap tak berbekas.


Metode di atas bisa digunakan jika tulisan memiliki Bab dan Sub Bab.

Ketentuan daftar isi, diantaranya :

(1) Prakata dan Kata Pengantar, idealnya 1-2 halaman.

(2) Kata pengantar dan prakata dibuat dalam satu buku tapi penulisnya berbeda. Prakata oleh penulis buku sedangkan kata pengantar dari orang lain. 

(3) Idealnya buku memiliki sebuah sinopsis agar mempermudah pembaca mengenali naskah buku tersebut

(4) Mental blocking: otak menolak ide/pikiran tertentu dan tidak bisa mengendalikannya. Cara mengatasinya: relaksasi, rilekskan pikiran, ikuti workshop penulisan, latihan menulis di blog, dll. Jika ide sudah mentok atau terkena mental blocking, hal yang harus dilakukan adalah menyisipkan gambar/foto agar bisa membantu mencari ide. Karena gambar juga memiliki fungsi penyampai ide.

Tuliskan saja yang ada di pikiran, biarkan berserakan dulu. Ketika menata, pikiran akan memandu menyambung ide-ide tersebut. Menyusun naskah pastinya kita akan membaca semua naskah. Sering-sering baca naskahya, pasti bertemu ide untuk menyambungnya.


Idealnya Makalah terdiri atas: 

Bab I Pendahuluan; 

Bab 2 Kajian Teori; 

Bab 3 Metode Penelitian; 

Bab 4 Hasil dan Pembahasan ; 

Bab 5 Kesimpulan dan Saran


Perbedaan penerapan BAB mungkin terkait dengan jenis-jenis makalah (induktif, deduktif, campuran). Panduan ada di sini ya https://youtu.be/eePQwyHAcjw. mudah dan pasti bisa. Agar tidak bingung menulis, nikmati proses menulisnya. Tuliskanlah apa yang dialami dan dilihat setiap hari. Biasakan saja dari aktifitas harian.


Efek dari menulis turut membantu melakukan praktik pembelajaran yang dituangkan di blog. Di Kurikulum Merdeka, guru akan menulis modul, maka keuntungan guru yang sering menulis adalah menulis modul menjadi mudah. 


Terakhir, Pak Yuro memberikan closing statement dengan wejangan berikut.


Menulislah, nikmati prosesnya, pantang mundur sebelum buku terbit ber-ISBN. Menulislah bukan karena angka kredit, tapi menulislah sebagai bagian pelayanan hidup.


(Yulius Roma Partendean)


Terima kasih atas ilmu yang telah diberikan semoga bertambah berkah. Semoga dengan metode yang dipaparkan Pak Yuro akan memudahkan menyusun buku. Aamiin. 

Resume 14 Latihan Kepenulisan PGRI

 


Jumat, 17 Juni 2022

Resume Pertemuan ke-14

Moderator : Lely Suryani

Narasumber : Musiin, M.Pd.

Materi : Konsep Buku Nonfiksi




Narasumber yang luar biasa untuk malam ini adalah Ibu Musiin, M.Pd. Adapun moderator yang bertugas Bu Lely Suryani. Di sini beliau akan menceritakan alur perjalannya saat menulis buku Literasi Digital Nusantara secara kronologis dan rinci. 


Menurut narasumber, sebelum menulis, kita diminta menyadari beberapa hal berikut ini, yaitu: 


1. Bahwa kita boleh menulis sesuai dengan hobi, kegemaran, kesukaan, cerita, atau sesuatu yang dikuasai dan dicintai. Pengetahuan, pengalaman dan keterampilan yang dimiliki adalah bentuk buku yang ada di dalam diri kita yang belum dikeluarkan.


2. Bahwa, dengan mengutip kata-kata Dan Poynter, penulis sebuah buku yang sangat populer dan menjadi rujukan para penulis pemula, judulnya Is There A Book Inside You? Setiap orang ditakdirkan memiliki pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan di dalam dirinya. Peristiwa yang kita alami sehari-hari entah yang enak, tidak enak, luar biasa atau pun biasa-biasa saja, akan bergerak terus setiap saat. Jadi, semua tergantung pada individu masing-masing apakah mau dikeluarkan dalam bentuk buku atau tidak.


3. Bahwa di zaman serba canggih ini, arus informasi begitu deras. Dalam hitungan detik, jutaan informasi masuk melalui berbagai aplikasi yang bisa menjadi referensi kita untuk menulis buku. Kita semua sejatinya adalah guru dan kita semua juga adalah murid. Buku yang kita tulis akan menjadi rekam jejak untuk siapa pun, termasuk generasi yang akan datang. Harapannya menjadi pemantik mereka untuk menjadi lebih hebat dari kita


4. Bahwa menulis bukanlah keterampilan yang mudah. Berbagai penelitian bahasa menunjukkan di antara empat keterampilan berbahasa, menulis adalah keterampilan yang dianggap paling sulit. Menulis tidak semudah berbicara, semudah bergosip . Justru tantangannya ada karena menulis sulit. Perjuangan menjadi penulis dengan mengikuti kelas menulis, membuat resume, menghasilkan buku, maka akan lahir cinta menulis.


5. Bahwa sebelum menulis buku, kita harus menemukan alasan kuat mengapa ingin menjadi penulis. Keinginan kuat ternyata mengantarkan ke hukum tarik menarik di alam semesta ini. Hukum Tarik-Menarik dalam rahasia alam ini mengatakan bahwa kemiripan menarik kemiripan. 


Ada 3 pola dalam penulisan buku nonfiksi, yaitu pola: 


1. Hierarkis (Buku disusun berdasarkan tahapan dari mudah ke sulit atau dari sederhana ke rumit). Contoh: Buku Pelajaran

2. Prosedural (Buku disusun berdasarkan urutan proses. Contoh: Buku Panduan

3. Klaster (Buku disusun secara poin per poin atau butir per butir. Pola ini diterapkan pada buku-buku kumpulan tulisan atau kumpulan bab yang dalam hal ini antarbab setara)


Adapun pola yang dipakai olah narasumber dalam menulis buku Literasi Digital Nusantara adalah pola ketiga yakni Pola Klaster. Sedangkan proses penulisan buku nonfiksi itu sendiri terdiri dari 5 langkah, yaitu:


1. Pratulis

2. Menulis Draf

3. Merevisi Draf

4. Menyunting Naskah

5. Menerbitkan


Langkah Pertama. Pratulis


1.Menentukan tema

2.Menemukan ide

3.Merencanakan jenis tulisan

4.Mengumpulkan bahan tulisan

5.Bertukar pikiran

6.Menyusun daftar

7.Meriset

8.Membuat Mind Mapping

9.Menyusun kerangka


Tema bisa ditentukan satu saja dalam sebuah buku. Tema dari buku nonfiksi adalah parenting, pendidikan, motivasi dll. Untuk melanjutkan dari tema menjadi sebuah ide yang menarik, penulis bisa mendapatkan dari berbagai hal, contohnya


1.Pengalaman pribadi

2.Pengalaman orang lain

3.Berita di media massa

4.Status Facebook/Twitter/Whatsapp/Instagram

5.Imajinasi

6.Mengamati lingkungan

7.Perenungan

8.Membaca buku

9.Survey

10.Wawancara


“Tema yang saya angkat di buku saya adalah pendidikan. Ide berasal dari berita di media massa, mengamati lingkungan serta diperkuat dari materi di Prof EKOJI Channel dengan judul Digital Mindset (The Key to Transform Your Organization) yang tayang pada tanggal 20 Maret 2020” ujar Ibu Masiin. Referensi berasal dari data dan fakta yang diperoleh dari literasi di internet.


Referensi penulisan buku bisa dari sumber berikut ini.


1 . Pengetahuan yang diperoleh secara formal , nonformal , atau informal ;

2. Keterampilan yang diperoleh secara formal , nonformal , atau informal ;

3. Pengalaman yang diperoleh sejak balita hingga saat ini ;

4. Penemuan yang telah didapatkan.

5. Pemikiran yang telah direnungkan


Tahap berikutnya membuat kerangka. Kerangka ini sudah disetujui Prof. Eko dan untuk melanjutkan ke proses penulisan. Berikut ini adalah dafatr isi dari buku yang Ibu Masiin buat.


BAB 1 Penggunaan Internet Di Indonesia

A. Pembagian Generasi Pengguna Internet

B. Karakteristik Generasi Dalam Berinternet


BAB 2 Media Sosial

A. Media Sosial

B. UU ITE

C. Kejahatan di Media Sosial


BAB 3 Literasi Digital

A. Pengertian

B. Elemen

C. Pengembangan

D. Kerangka Literasi Digital

E. Level Kompetensi Literasi Digital

F. Manfaat

G. Penerapan Literasi Digital Pada Lintas Geerasi

H. Kewargaan Digital


BAB 4 Ekosistem Literasi Digital Di Nusantara

A. Keluarga

B. Sekolah

C. Masyarakat


BAB 5 Literasi Digital Untuk Membangun Digital Mindset Warganet +62

A. Perkembangan Gerakan Literasi Digital Di Indonesia

B. Literasi Digital Tanpa Digital Mindset Di Indonesia

C. Membangun Digital Mindset Warganet +62


Dalam menulis isi buku berdasarkan kerangka yang dibuat, saya mengikuti nasihat Pak Yulius Roma Patandean di Channel beliau (https://www.youtube.com/watch?v=eePQwyHAcjw&feature=youtu.be)


Anotomi Buku

1. Halaman Judul

2. Halaman Persembahan (OPSIONAL)

3. Halaman Daftar Isi

4. Halaman Kata Pengantar (OPSIONAL, minta kepada tokoh yang berpengaruh)

5. Halaman Prakata

6. Halaman Ucapan Terima Kasih (OPSIONAL)

7. Bagian /Bab

8. Halaman Lampiran (OPSIONAL)

9. Halaman Glosarium

10. Halaman Daftar Pustaka

11. Halaman Indeks

12. Halaman Tentang Penulis


Langkah ke-2 Menulis Draf

1. Menuangkan konsep tulisan ke tulisan dengan prinsip bebas

2. Tidak mementingkan kesempurnaan, tetapi lebih pada bagaimana ide dituliskan


Langkah ke-3 Merevisi Draf

1. Merevisi sistematika/struktur tulisan dan penyajian

2. Memeriksa gambaran besar dari naskah.


Langkah keempat Menyunting naskah (KBBI dan PUEBI)

1. Ejaan

2. Tata bahasa

3. Diksi

4. Data dan fakta

5. Legalitas dan norma


Hambatan-hambatan dalam menulis

1. Hambatan waktu

2. Hambatan kreativitas

3. Hambatan teknis

4. Hambatan tujuan

5. Hambatan psikologis


Buku nonfiksi adalah buku yang ditulis berdasarkan kenyataan atau fakta. Berikut ciri-ciri buku nonfiksi :


1. Bahasa yang digunakan formal dan baku.

2. Isi berkaitan dengan fakta.

3. Tulisan bersifat ilmiah populer

4. Isi diambil dari penelitian atau temuan yang sudah ada


Jenis Buku Non Fiksi :

1. Buku Catatan Pelajaran

2. Buku Teks

3. Buku Pelajaran

4. Buku Motivasi

5. Buku Filsafat

6. Buku Sains Populer

7. Kamus

8. Ensiklopedia

9. Biografi

10. Memoar


Memoar adalah bentuk nonfiksi kreatif di mana penulis menceritakan pengalaman dari hidupnya dan biasanya berbentuk narasi. Buku memoar biasanya memberi inspirasi pembaca. Laskar Pelangi adalah kisah 10 bocah, dari sudut pandang Andrea Hirata.


Demikian ungkap narasumber yang luar biasa ini. Saya yang lebih sering menulis buku fiksi jadi sangat tercerahkan. Terima kasih ibu, terima kasih KBMN PGRI. Semoga segala kebaikan berpulang juga kepada kalian. Amin.




Jumat, 24 Maret 2023

Resume 13 Latihan Kepenulisan PGRI


 Rabu, 16 Juni 2022

Resume Pertemuan ke-13

Moderator : Ibu Widya Setianingsih

Narasumber : DR. Mudafiatun Isriyah

Materi : Menulis Buku Terbaik Perpusnas




Mengapa Menulis Buku?


Menulis adalah aktivitas komunikasi berupa tulisan untuk menyampaikan gagasan kepada orang lain dengan lambang bahasa yang dapat dilihat dan disepakati bersama oleh penulis dan pembaca. Melibatkan unsur mengingat, menghubungkan, memprediksi, mengorganisasikan, membayangkan, memonitor, dan mereview.


Mulai dengan membaca, membaca, dan membaca sebanyak-banyaknya referensi atau sumber lainnya. Penulisan buku yang baik harus dapet Novelty. Novelty akan ditemukan setelah membaca banyak referensi. Jika ada yang sama dengan TOC kita cari lagi yang lain. Sampai ketemu dengan Novelty.


Di bawah ini hanya contoh latihan mengembangkan ide untuk penulisan buku. Walaupun belum menggambarkan secara utuh namun setidaknya sudah menggambarkan apa yang akan dilakukan.


Judul : Pembelajaran Berdiferensiasi Berbasis Multiple Intelligence


Tujuan untuk mendapatkan pemahaman gaya belajar siswa yang terkait dengan kecerdasan majemuk siswa yang beragam sehingga dapat dijadikan media menambahkan atau memperbaiki kualitas pembelajaran.


Pembelajaran Berdiferensiasi menitikberatkan kepada gaya belajar siswa dan Multiple Intelligence menitikberatkan kepada kecerdasan majemuk siswa yang berbeda-beda


Dalam pembahasan dikaitkan dengan kondisi kekinian, yakni Kurikulum Merdeka, dan gawai sebagai alat bantu utama (karena semua ilmu sudah ada di Google, misal)


Dengan keterkaitan ketiga hal tersebut diharapkan siswa, guru, dan orang tua semakin paham pedidikan sehingga akan mudah memunculkan prestasi atau mengurangi hal-hal yang tidak diinginkan.


Intisari sesi tanyajawab :


ISSN juga merupakan nomor unik yang menunjukan identitas terbitan. ISSN dikhususkan untuk publikasi secara periodik seperti koran yang terbit harian atau majalah serta jurnal yang memiliki waktu terbit berkala sedangkan International Standard Book Number (ISBN) untuk BUKU ISSN untuk karya yg lain seperti artikel jurnal dll.


Untuk mendapatkan ISBN tanpa penerbit bisa langsung ke PERPUSNAS.


Menulis yang baik harus berimajinasi setinggi langit. Selama 72 jam fokus untuk menyeselesaikan ide-ide tertulis. Setelah lengkap bisa dikembangkan ide-ide tersebut, tentunya paling tidak menggunakan teori 5W1H. Bisa juga dijadikan media self healing.


Hindari plagiasi. Novelty buku bisa dilihat dari cara penulisan judul. Ada ide, langsung on the spot saja. 





Resume 12 Latihan Kepenulisan PGRI


 

Senin, 13 Juni 2022

Resume Pertemuan ke-12

Moderator : Nur Dwi Yanti

Narasumber : Susanto.Pd.

Materi : Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan



Bapak narasumber kita malam ini adalah Pak D, seorang guru sekolah dasar, lulusan S1 Universitas Terbuka tahun 2017.


Beliau menyampaikan materi tentang Proofreading yaitu uji-baca atau membaca ulang sebuah tulisan, bertujuan untuk memeriksa apakah terdapat kesalahan dalam teks tersebut.


Proofreading merupakan tahapan penulisan yang sebaiknya tidak dilewatkan, terutama jika berniat untuk menerbitkan karya tulis kepada khalayak luas.


Tindakan Proofreading dilakukan sendiri. Jika dilihat dari sisi pembiayaan maka akan jauh lebih murah daripada dilakukan oleh profesional. 


Pastikan tulisan Anda sudah jadi atau sudah selesai. Setelah tulisan jadi, endapkan barang sejenak agar pikiran tidak larut dalam tulisan. Kemudian, lakukan proofreading dan bersikaplah netral. Artinya, menilai karya penulis secara objektif. Bertindaklah sebagai seorang pembaca.


Manfaat melakukan proofreading adalah:

1. agar kesalahan penggunaan tanda baca, ejaan, konsistensi dalam penggunaan nama atau istilah, hingga pemenggalan kata dapat dihindari. 

2. mememudahkan editor sehingga tulisan kita sangat mungkin menyenangkan hati editor. Bisa langsung lolos begitu.


Tugas seorang proofreader bukan hanya membetulkan ejaan atau tanda baca namun bisa memastikan bahwa tulisan yang sedang ia uji-baca bisa diterima logika dan dipahami.


Untuk dapat diterima logika dan dipahami secara benar maka Proofreader sudah sejatinya mengenali tiga hal berikut :


1. apakah sebuah kalimat efektif atau tidak

2. susunannya sudah tepat atau belum

3. substansi sebuah tulisan dapat dipahami oleh pembaca atau tidak.


Tips Melakukan Proofreading.


1. Merevisi draf awal teks. Membuat perubahan signifikan pada konten dan memindahkan, menambahkan, atau menghapus seluruh bagian.

2. Merevisi penggunaan bahasa: kata, frasa, dan kalimat serta susunan paragraf untuk meningkatkan aliran teks.

3. Memoles kalimat untuk memastikan tata bahasa yang benar, sintaks yang jelas, dan konsistensi gaya. Memperbaiki kalimat kalimat yang ambigu.

4. Langkah terakhir meliputi 1) Cek ejaan. Ejaan ini merujuk ke KBBI, tetapi ada beberapa kata yang mencerminkan gaya penerbit. 2) Pemenggalan kata-kata yang merujuk ke KBBI. 3) Konsistensi nama dan ketentuannya. 3) Perhatikan judul bab dan penomorannya.


Kesalahan kecil harus semaksimal mungkin dihindari. Hindari kesalahan kecil yang tidak perlu misalnya typo atau kesalahan penulisan kata dan penyingkatan kata.


Kesalahan kecil lainnya misalnya, memberi spasi (jarak) kata dan tanda koma, tanda titik, tanda seru, atau tanda tanya. Tanda-tanda baca tersebut tidak boleh diketik terpisah dari kata yang mengikutinya.


Cara mudah melakukan proofreding terutama pada typo, dapat dilihat dari video berikut di Youtube" Ini link nya https://www.youtube.com/watch?v=tZZgrv5-JXo.


Hindari kesalahan tanda baca. Kuasai lagi dengan membaca tulisan orang yang sudah jadi seperti Om Jay, bisa juga gunakan "alat bantu" yang sesuai, misal KBBI atau PUEBI.


Jadilah penulis sekaligus pembaca. Proofreading bisa dilakukan sendiri. Terima kasih Pak D atas pemaparan ilmunya. Semoga saya dapat mengamalkan materi dari bapak dengan baik.



Resume 11 Latihan Kepenulisan PGRI


Senin, 10 Juni 2022

Resume Pertemuan ke-11: 

Moderator : Mutmainah

Narasumber : Widya Setianingsih, S.Ag

Materi : Mengelola Majalah Sekolah



Saat membaca flyer kelas menulis PGRI kali ini saya sangat bahagia. Mengelola Majalah Sekolah adalah impian saya sejak lama. Nara sumber adalah seorang guru Madrasah Ibtidaiyah Khadijah, Malang, yang selalu mengajar di kelas 1 dan 2. Namanya Ibu Widya Setianingsih. Beliau merupakan alumnus BM 21 yang kariernya melesat bak pesawat jet dari peserta menjadi moderator sekaligus narasumber, kurator, dan sekarang merangkap menjadi editor, dan penulis buku puisi. Ini contoh karyanya "Laras-laras Makna dalam Kata". 


Karya beliau sudah ada sebanyak 19 buku antalogi, kuartor dan editor dua buku.


SELUK BELUK MAJALAH


Majalah adalah :Terbitan berkala yang isinya meliputi berbagai liputan jurnalistik, pandangan tentang topik aktual yang patut diketahui pembaca.


Menurut waktu penerbitannya, majalah dibedakan atas majalah bulanan, tengah bulanan, mingguan, dan sebagainya.

Menurut Isinya dibedakan atas majalah berita, anak-anak, wanita, remaja, olahraga, sastra, ilmu pengetahuan tertentu, dan sebagainya.


Untuk lebih mudah koneksi dengan pikiran kita, Ibu narasumber mengajak peserta berkenalan dengan majalah Kharisma. Majalah sekolah yang dikelola oleh beliau.


Sejarah singkat Kharisma

Usia majalah sekolah kami kurang lebih 13 tahunan. Majalah Kharisma lahir sejak tahun 2007. Pada tahun 2008 sempat vakum selama dua tahun. Kemudian pada tahun 2010 terbit lagi dengan title Kharisma reborn. Mengapa reborn? Karena Kharisma terbit dengan penampilan yang baru. Saat pertama kali terbit tentu tampilan dan isinya tidak seperti saat ini.


Tampilan Kharisma sangat sederhana sekali. Hanya berukuran 21 cm x 16 cm (separuh folio). Itu pun tidak dicetak. Hanya di fotokopi hitam putih. 


Artikelnya pun belum beragam dan sederhana sekali. Kemudian lahir kembali dengan tampilan lebih menarik, keren, dicetak, berwarna, hard cover dan isinya lebih beragam. Walaupun halamannya waktu itu hanya ada 20-an halaman (sekarang 40 halaman).


Crewnya pun terbatas. Saat itu hanya ada pimred merangkap layout, dan ibu narasumber sebagai reporter merangkap editor. 


Kemudian tahun 2010 Ibu Widya diangkat menjadi Pimred, barulah pembaharuan total dilakukan. Majalah sekolah ini cukup eksis se-Indonesia.


Empat Langkah Menerbitkan Majalah Sekolah


1. Menyatukan ide dan gagasan. Mencari teman-teman yang memiliki jiwa literasi dan organisasi. Membentuk susunan redaksi majalah


2. Mengajukan Proposal. Membuat proposal meliputi latar belakang, tujuan, susunan redaksi, anggaran dana dsbnya. 


3. Membuat rancangan majalah. Menentukan nama majalah, isi berita, pendanaan dll. 


4. Mencari rekanan pendukung. Percetakan, sponsor dll


Bagaimana dengan susunan Redaksi Majalah Sekolah? Apa asaja yang harus diperhatikan?


1. Penasehat : Dari Yayasan Sekolah/Komite Sekolah. Tugasnya: Memberikan segala pertimbangan terhadap segenap crew tentang majalah sekolah


2. Penanggung Jawab : Yaitu Kepala Sekolah. Tugasnya : Bertanggung jawab atas keseluruhan jalannya penerbitan pers, baik ke dalam maupun ke luar. Ia dapat melimpahkan pertanggungjawabannya kepada Pemimpin Redaksi sepanjang menyangkut isi penerbitan (redaksional) 


3. Pimpinan redaksi : Dari Guru yang ditunjuk. Pemimpin Redaksi (Editor in Chief) bertanggung jawab terhadap mekanisme dan aktivitas kerja keredaksian sehari-hari. Ia harus mengawasi isi seluruh rubrik media massa yang dipimpinnya.


4. Editor Tugasnya: Bertanggung jawab swa sunting tulisan, proofreading dan mengedit semua tulisan


5. Reporter : Reporter merupakan “prajurit” di bagian redaksi. Mencari berita lalu membuat atau menyusunnya, merupakan tugas pokoknya.


6. Fotografer Tugasnya mengambil gambar peristiwa atau objek tertentu yang bernilai berita atau untuk melengkapi tulisan berita yang dibuat wartawan tulis.


7. Layout Tugasnya mendesain majalah, dan tata letaknya agar menjadi tampilan komunikatif dan menarik untuk disajikan


8. Bendahara : Tugasnya: Mengatur jalannya sirkulasi keuangan majalah sekolah


Fungsi Majalah Sekolah di Zaman Now. 


1. Sebagai sarana komunikasi sekolah dengan wali murid, dan siswa


2. Media komunikatif sekolah yang berisi berita-berita sekolah, informasi, pengetahuan dan hiburan.


3. Wadah kreativitas guru dan siswa dalam berkarya (menulis, menggambar dll)


4. Sarana publikasi sekolah di masyarakat 


5. Menjadi Kebanggaan sekolah dan menambah nilai plus sekolah terutama saat akreditasi.


Langkah selanjutnya peserta harus memperhatikan persiapan dalam menerbitkan majalah :


1. Membuat nama majalah. Buatlah nama yang unik, menarik dan mudah diingat.


Bisa juga membuat nama majalah berupa singkatan nama sekolah, atau kata-kata yang menginspirasi. Contoh : SMART, MUTUALISTA, KONTAK, CAHAYA. KHARISMA singkatan dari Khadijah Is My Inspiration.         


2. Visi Misi Sekolah dituliskan di halaman 2.                                                                              


3. Menentukan artikel yang akan ditampilkan


4. Salam Redaksi : Kata sapaan pimred pada pembaca, menyampaikan isi majalah secara singkat, tema majalah, kondisi teraktual saat itu.


5. Berita Sekolah : Kegiatan-kegiatan sekolah, misalnya peringatan PHBI-PHBN, dan lain-lain.


6. Mengajukan ISSBN. Agar majalah kita memiliki hak paten, maka Mengajukan ISSBN sangatlah penting. Kita bisa menghubungi penerbit untuk membantu kita mendapatkan ISSBN.


7. Menentukan Bahasa yang dipakai dalam majalah. 


8. Membina hubungan dengan konsumen. Hal yang tak kalah penting adalah sasaran majalah sekolah kita. yakni siswa-siswi kita dan wali murid.


Berikut saran dari Ibu narasumber : 


1. Gunakan bahasa yang mudah dimengerti anak-anak.


 2. Tidak menggunakan bahasa terlalu formal/kaku.


 3. Gunakan bahasa keseharian dan pergaulan. 


4. Selipkan bahasa-bahasa gaul yang lagi ngetrend (asalkan harus sopan). Misalnya hay gaess, hai sobat (sapaan untuk para pembaca) 


5. Gunakan bahasa komunikatif sehingga seolah-olah kita sedang berbincang dengan pembaca.


6. Tema yang booming atau ngetrend. Carilah tema dari hal yang lagi booming atau ngetrend di lingkungan sekolah dan masyarakat. Isue-isue keseharian yang sedang booming di lingkungan sekolah dan masyarakat bisa kita gunakan sebagai tema. 


Misalnya: Tetap Berprestasi di Masa Pandemi, Semakin Berilmu Semakin Berakhlak, Lets go green, Raih Mimpi Setinggi Bintang, Hold Your Star.


7. Cover dan Layout Menarik. Fungsi dari cover majalah adalah untuk melindungi isi majalah dan mencerminkan tema dan isi majalah. Karena itu tampilan cover harus menarik pembaca.


Apa yang perlu diperhatikan dalam Layout dan tata letak majalah ?


Dibuat sesuai tema dan tingkatan usia pembaca (SD, SMP, SMA).

Praktis, simple, menarik dan memuat seluruh artikel dengan penataan padat tapi tidak sumpek. Carilah guru yang berkompeten di IT sebagai tenaga layout dengan menggunakan aplikasi Corel. 


Untuk cetak majalah tidak semuanya kita cetak warna, hal ini untuk menekan budget agat tidak terlalu tinggi. Bisa 8 halaman saja yang di cetak warna, yang lainnya cukup hitam putih saja.


Adapun mengenai pembiayaan majalah sekolah digunakan untuk:


A. Biaya cetak majalah

B. Membayar HR crew

C. Pembelian hadiah quiz dll


Sedangkan asal pembiayaan cetak majalah bisa dibagi menjadi 3, yaitu:


1. Murni dari siswa: Siswa membeli majalah (dimasukkan di daftar ulang atau SPP)

2. Dana Bantuan Operasional Sekolah. Pembiayaan majalah bisa diambilkan dari dana BOS dengan kode rekening biaya cetak/penggandaan dan membayar honorarium.

3. Sponsor. Bisa dengan menggandeng wali murid atau instansi yang berada di lingkungan sekitar, yang ingin beriklan tentang usahanya dengan memasang iklan tersebut di majalah. Jadi semakin kita pandai mencari sponsor maka akan semakin menekan budget untuk pembiayaan majalah kita. Hal lain yang menjadi ending dari majalah adalah percetakan.


Tidak bisa dipungkiri percetakan merupakan faktor penting adanya majalah secara fisik. Akan tetapi bila tidak memungkinkan majalah dicetak karena beberapa hal misalnya pendanaan, situasi tidak bisa tatap muka karena pandemi maka majalah bisa juga disampaikan dalam bentuk online. Misalnya dishare dalam bentuk PDF melalui WhatsAp, Web sekolah, IG, Facebook dll. Bisa juga melalui aplikasi flipbook atau photoshop.


Selain itu, kita patut mengikuti tips yang diberikan ibu narasumber, yaitu:


1. Upgrade Ilmu Secara Kontinue. Agar majalah selalu Uptodate maka harus ada jadwal untuk mengupgrade ilmu bagi para crew. Misalnya pelatihan menulis, pelatihan aplikasi Corel,Photoshop untuk layout dll dengan memberdayakan teman sejawat atau mendatangkan narasumber ahli.

2. Pupuk Kekompakan Team. Ibaratnya tubuh maka crew majalah adalah bagian team yang memiliki tugas SAMA PENTING nya. Oleh karena itu team harus solid, terus pupuk kekompakan team. Saling mendukung dan mengisi kekurangan satu sama lain adalah kunci langgengnya sebuah team.

3. Syarat memperoleh ISBN dengan cara mengajukan satu majalah yang sudah jadi pada penerbit setempat. Asalkan majalah kita bebas dari plagiat pasti

Sekarang zaman online ya. Jika penerbit ada di sekitar kita tentu mudah sekali kita bersua. Tapi bisa loh kita via online. Seperti buku antologi yang kita buat, diterbitkan dengan menghubungi penerbit via online. 

4. Saat ini melalui gerakan literasi sekolah kita mendongkrak minat baca siswa. Bisa melibatkan siswa dalam pembuatan majalah melalui reporter cilik. Jadi mereka bisa menulis dan mengirim karya mereka dalam majalah. Pasti senang sekali jika foto mereka terpasang di majalah. Pemberian hadiah berupa kuiz ternyata cukup menarik minat siswa. 


Demikianlah materi tentang Mengelola Majalah Sekolah. Langgeng tidaknya suatu majalah tergantung crew yang ada di dalamnya. Karena itu seleksi awal sebelum memilih crew syarat utama : Carilah orang-orang pencinta literasi yang ikhlas bekerja tanpa mengharapkan imbalan. Terima kasih banyak Ibu Widya atas segala materinya tentang Mengelola Majalah Sekolah. 



 

Resume 10 Latihan Kepenulisan PGRI

 

Rabu, 8 Juni 2022

Resume Pertemuan ke-10

Moderator : Sigid Purwo Nugroho

Narasumber : Sudomo, S.Pt

Materi : Kiat Menulis Cerita Fiksi




Tujuh Kiat Menulis Fiksi yang Anti Gagal


Malam ini sangat unik, karena narasumber yaitu Pak Sudomo, S.Pt, menjelaskan materi pelatihan dengan menggunakan sebuah alur belajar yang anti gagal. Kiat ini tertuang dalam alur MERDEKA, sama persis dengan alur belajar yang digunakan dalam pendidikan Guru Penggerak. Alur ini terbukti sangat mumpuni dalam membantu seseorang mempelajari sesuatu. Bagaimana alur merdeka dalam menulis fiksi?


1. Mulai dari Diri

Pada alur ini, peserta diminta menuliskan pengalaman saat menulis cerita fiksi. Jika memang belum pernah, silakan tulis saja. peserta bisa menuliskan kendala yang dialami. Bisa juga keseruan belajar menulis fiksi. Bisa juga hal-hal lainnya terkait pengalaman menulis cerita fiksi. Silakan tulis pengalaman menulis dalam beberapa kalimat.


Setiap orang pasti punya cerita yang seru dan berbeda-beda pastinya. Apa pun ceritanya itu merupakan awal yang baik untuk memulai belajar menulis fiksi. 


2. Eksplorasi Konsep 

Peserta diminta mencermati materi dari sebuah video pembelajaran Menulis Fiksi itu Mudah di kanal YouTube dengan link https://youtu.be/dXX9RWxT_u8. Sang Pemateri juga di kolom komentar memberikan deskripsi tautan contoh-contoh yang bisa peserta baca. 


3. Ruang Kolaborasi

Pada bagian ini, berdasarkan pemahaman para peserta dari video di atas, peserta diminta mencoba berkolaborasi menulis cerita fiksi. Pemateri membagikan beberapa kalimat pembuka, kemudian peserta melanjutkan.


Kalimat dari Bapak narasumber saya tulis sebagai paragraf pertama, kalimat dari beberapa orang peserta adalah paragraf sambungan selanjutnya. Berikut ini hasilnya:


"Aku tidak mau!"

Terdengar suara memecah gelapnya malam. Sesaat setelahnya menghilang. Hanya angin memenuhi pekat malam. Sepertinya aku mengenali suara itu. Itu adalah suara ....


Sambungan dari peserta ;


A. Itu adalah suara Dirham, anak tetangga yang saat ini duduk di kelas 3 SD. Sejenak saya merasa heran mengapa tiba tiba dia berteriak seperti itu.


Biasa dia sering main bersama anak-anak sebayanya di dekat rumahku. Karena sering mendengar dia bercakap-cakap, maka suaranya mudahku kenali.


Tiga hari sejak kejadian itu, saya pun masih penasaran mengapa dia berteriak saat malam. Akhirnya saya mengetahuinya, karena sebentar lagi libur kenaikan kelas, orang tua Dirham membujuknya untuk berkhitan.


B. Itu adalah suara ibu ku, yang tengah dibujuk oleh bapak untuk melakukan pengangkatan sel kanker yang bersarang di tubuhnya. Memang sangat susah membujuk beliau. 


"Ibu tidak mau masuk ruang operasi, biar ibu seperti ini," tegas beliau di tengah sunyinya malam. 


Suara isak memecah kegelapan. Bagaimana tidak, besar harapan bapak agar ibu sembuh, tapi beliau tetap bersikukuh. Andai ada obat penawar untuk ibu meski di ujung jurang sekalipun, pasti akan kami cari. 


Karena beliau adalah mercusuar dirumah, tanpa ibu rumah terasa mati. dan itulah yang kami rasakan sekarang. ibu telah kembali keperaduan. terlelap dengan damai ibuku


Ketiga cerita tersebut mengandung unsur-unsur pembentuk cerita fiksi. Ada tema, penokohan, alur/plot, sudut pandang, dan latar/setting. Berdasarkan pemahaman, Bapak/Ibu tentu sudah paham betul dengan semua unsur tersebut pada masing-masing cerita, bukan?


4. Demonstrasi Kontekstual

Pada bagian ini, peserta diajak untuk kembali mencerna materi terkait cerita fiksi. Terutama menyangkut premis. Narasumber hanya menguatkan saja, yaitu tentang premis. Dari video tadi, ayo Bapak/Ibu untuk mengenal premis. Oleh karena itu, Bapak/Ibu diminta untuk memilih satu cerita dari tiga cerita tersebut di atas, kemudian tuliskan premisnya. 


Premis adalah ringkasan cerita yang berisi tokoh, tantangan, dan resolusi. Premis akan sangat membantu kita agar tidak keluar jalur saat mengembangkan cerita. Boleh dibilang rambu-rambu utama dalam penulisan.


5. Elaborasi Pemahaman

Pada bagian ini narasumber memberikan penguatan kembali serta penekanan pada materi yang ada di video. Beberapa hal penting yang menjadi catatan bersama dalam menulis sebuah cerita fiksi. Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam elaborasi pemahaman.


1) Alasan harus menulis cerita fiksi selain saat ini ada AKM dengan materi teks literasi fiksi, juga dengan belajar menulis cerita fiksi kita bisa menyembunyikan dan menyembuhkan luka.

2) Bentuk cerita fiksi di antaranya, yaitu fiksimini, flash fiction, pentigraf, cerpen, dan novel. 

3) Unsur pembangun cerita fiksi meliputi tema, premis, penokohan, latar/setting, sudut pandang, dan alur/plot.

4) Kiat menulis fiksi yang utama adalah niat dan komitmen yang kuat untuk belajar, baca karya fiksi karya orang lain untuk menemukan berbagai gaya penulisan, ide cerita, dan teknik penulisan. Selanjutnya adalah ide dan genre cerita, carilah yang disukai dan dikuasai. Berikutnya adalah membuat outline atau kerangka karangan agar cerita tidak melebar. Setelah itu adalah mulai menulis, melakukan swasunting setelah selesai menulis dan memublikasikannya.


6. Koneksi Antar Materi

Pada bagian ini Pak Sudomo menyampaikan bahwa peserta bisa melengkapi keterkaitan antara materi satu dengan yang lainnya. Tujuannya adalah agar bisa mendapatkan pemahaman yang lebih menyeluruh. Pak narasumber membagikan sebuah peta konsep untuk kemudian peserta bisa melengkapi sesuai materi.


7. Aksi Nyata

Pada bagian ini peserta bisa melakukan aksi nyata hasil belajar dengan cara menulis resume pertemuan malam ini. Tentu resume yang mengelaborasikan materi malam ini dengan pengalaman pribadi. 


Demikianlah alur MERDEKA dalam fiksi. 



Resume 9 Latihan Kepenulisan PGRI

 

Senin, 6 Juni 2022

Resume Pertemuan ke-9

Moderator : Dail Ma'ruf

Narasumber : Prof. DR. Ngainun Naim

Materi : Menulis Itu Mudah




Narasumber kita di kelas belajar menulis kali ini adalah Prof. DR. Ngainun Naim I. Beliau adalah staff dosen UIN Tulungagung. Selain mengajar, aktivitas lainnya adalah penulis andal. Kalau tidak salah hampir 93 buku yang sudah terbit. Kajian Islam, Pendidikan bahkan Pengetahuan Umum pun dia simpan di Youtube. 


Narasumber langsung memberikan lima persyaratan dalam Menulis itu Mudah, sebagai berikut :


1. Membaca. 

Bukan lagi kemampuan tetapi harus bergeser ke Kebiasaan. Membaca sebaiknya menjadi budaya bangsa kita. Berawal dari diri sendiri. Trik beliau adalah buatlah resensi versi sendiri setelah 15 menit membaca. Setelah sekian waktu bisa jadi buku. 


2. Praktik Menulis. 

"Menulislah setiap hari. Lihatlah apa yang akan terjadi" Quotes Om Jay perlu kita laksanakan supaya kita yang menjadi pelaku sejarahnya. 


3. Tahu apa yang akan ditulis. 

Apa pun yang kita tulis harus secara sadar diketahui. Kalau tidak, berarti sedang ada masalah dengan pikiran. Semoga kita senantiasa mengetahui apa yang akan ditulis. 


4. Nikmati Proses Menulis. 

Harus dinikmati agar tidak jadi beban. Biar badannya, pikirannya pun menjadi sehat, kalau kita sehat banyak hal yang bisa dilakukan.


5. Ngemil.

Kondisi penulis pemula sedikit-sedikit laper, karena tenaganya banyak terkuras untuk dipakai menulis. Ada cemilan di samping kita. 


Kapan waktu dan di mana tempat yang tepat untuk menulis? Tidak ada patokan waktu kapan untuk menulis. Jadi kalau mau menulis, ya menulis saja. Kapan pun. Di mana pun. Jangan terlalu banyak memikir. Tulis saja. 


Nah, mudah sekali, bukan?



Resume 8 Latihan Kepenulisan PGRI

 

Jumat, 3 juni 2022

Resume Pertemuan ke-8

Narasumber : Drs. Dedi Dwitagama, M.Si.

Moderator : Raliyanti

Materi : Komitmen Menulis Di Blog




Narasumber kita kali ini adalah Bapak Drs. Dedi Dwitagama, M.Si, seorang Blogger sejak 2005. Jika dibaca, prestasinya teramat banyak. Sedangkan moderator malam ini adalah Blogger sejak 2010. Ibu Raliyanti pun menulis dengan nama lain yakni Yanti Zehaz. Beliau penulis andal juga. 


Bagaimana cara agar bisa komitmen menulis di blog?


1. Pahami arti komitmen.

Apa itu komitmen? "Komitmen adalah keadaan di waktu seseorang menjalin hubungan keterikatan pada suatu hal."


2. Belajar menulis langsung ke hal teknis. 

Kemampuan teknik menulis sangat diperlukan bagi penulis. Jangan malas belajar.


3. Jangan jadikan blog sebagai sesuatu yang baru. 

Nge-blog jika dirasa masih sesuatu yang baru, tentunya hal ini akan menjadi kendala dalam menulis. Kapan akan menjadi hal yang menyenangkan? "Kerjakan berulang-ulang, konsisten saja nanti akan expert di dunia blog".


4. Lakukan blog walking.

Dengan silaturahmi ke blog siapa pun maka kita akan saling terkoneksi, bersemangat sekaligus banyak belajar. Di antaranya bisa belajar bahasa asing karena banyak blogger di seluruh dunia ini yang bahasanya berbeda-beda.


5. Menulislah dengan hati dan menikmati, apa pun yang terjadi. Kalau banyak pengunjung ke blog kita itu ibarat bonus.


6. Gunakan 5 W dan 1H pada tulisan di blog. Agarntulisam kita bernas dan patut diperhitungkan serta pembaca mendapat sharing ilmu yang bermanfaat dan penuh makna.


7. Percantik tampilan blog. 

Blog yang kita miliki juga harus menarik. Cara supaya blog kita menarik, di antaranya dengan bertanya kepada ahlinya. Bisa juga menggunakan tutorial yang ada di Youtube.



Demikian materi komitmen menulis di blog. Lakukan hal di atas, insya Allah kita akan semakin betah ngeblog. 




Resume 7 Latihan Kepenulisan PGRI

 

Resume 7 KBMN PGRI Gelombang 25


Rabu, 1 Juni 2022

Pertemuan ke-7 Gelombang ke-26

Moderator : Lely Suryani

Narasumber : Ditta Widya Utami, S.Pd. Gr

Materi : Mengatasi Writer's Block




Writer's Block adalah istilah yang sangat terkenal di kalangan para penulis. Ini adalah saat penulis kehabisan ide, kehilangan kata, bahkan turun semangat dan padamnya motivasi pada dirinya. Sehingga ia terhalang untuk menghasilkan karya meski berupa 1 paragraf saja.


Narasumber malam ini sudah membuat enam buku tunggal dan 13 buku karya bersama. Selain itu, prestasi yang tak kalah penting yakni juara Gupres alias guru berprestasi tingkat Subang, Jawa Barat.


Istilah ini dipopulerkan pertama kali oleh psikoanalisis Edmund Bergler. Writer's block (WB) diartikan sebagai keadaan saat penulis kehilangan kemampuan menulis atau tidak menemukan gagasan baru untuk tulisannya. Ditandai sulit fokus, tidak ada inspirasi menulis, menulis lebih lambat dari biasanya, atau merasa stres dan frustasi untuk menulis merupakan sebagian dari tanda-tanda kita terserang WB (writer's block).


Keadaan ini bisa menimpa penulis pemula maupun profesional. Writer's Block pada umumnya tidak disebabkan oleh masalah komitmen/kompetensi menulis. Berapa lama WB bisa terjadi? Tergantung seberapa cepat seorang penulis mampu mengatasi kondisi WB tersebut. Dengan kata lain, WB bisa terjadi dalam hitungan menit, jam, hari, bulan, bahkan bertahun-tahun. 


Sedikitnya ada 4 penyebab WB ini, yaitu:

1. Mencoba metode/topik baru dalam menulis

2. Stress

3. Lelah fisik/mental

4.Terlalu perfeksionis


Solusinya adalah : 

1. Teguhkan komitmen

2. Membaca referensi tambahan

3. Pelajari teknik 

4. Perbanyak berlatih menulis. 


Jadi WB ini bisa diibaratkan seperti sebuah penyakit. Maka pencegahannya dapat dilakukan dengan cara:

1. Jangan berlebihan dalam menulis, menulislah yang disesuaikan dengan kondisi diri sendiri. Jika berlebihan dalam segala hal maka akan berdampak kurang baik.

2. Menulis harus enjoy dan menyenangkan, jangan dijadikan beban pikiran. Menuliskan dengan gembira dan bahagia, menulislah sambil tersenyum. Dengan tersenyum otot muka yang tegang dan otak yang tegang pun bakal lebih rileks dan fresh.

3. Menulislah sambil melakukan hobi anda seperti hari-hari biasa. Mulai dari yang sederhana saja. Misal baca novel ringan, menonton film, atau sekadar rebahan ceria.


Untuk menjaga tetap fokus menulis, tidak melebar ke mana-mana, maka bisa dilakukan dengan cara:

1. buatlah kerangka tulisan

2. buatlah resume dari tulisan orang lain

3. perbanyak membaca. Membaca itu menabung kosa kata, ide, wawasan, dan lain sebagainya. 


Untuk menjaga semangat menulis bisa dengan cara:

1. saling mengunjungi blog atau blog walking

2. sering menulis dan membagikan tulisan

3. tetap berkarya agar bisa mendekatkan kita dengan harapan menjadi penulis terkenal. 


Paling penting dari itu semua adalah perbanyak membaca, perbanyak menulis. Semakin sering membaca, semakin sering praktik menulis, insya Allah akan semakin baik dan lancar tulisannya.


Materi ditutup dengan semboyan pribadi sang narasumber yaitu "Bangkit Bersama Membangun Peradaban Dunia" (Ditta Widya Utami).


Terima kasih ibu Ditta. Penyakit inilah yang sering muncul pada diri saya. Dengan trik yang ibu sampaikan saya jadi bersemangat kembali dan bisa menyiasati apabila penyakit ini kambuh kembali. 


Resume 6 Latihan Kepenulisan PGRI

 


Resume 6 KBMN PGRI Gelombang 25

Senin, 30 Mei 2022


Narasumber: Prof. Richardus Eko Indrajit

Moderator: Aam Nurhasanah

Materi: Menulis Buku Mayor dalam Dua Minggu 



Malam ini, sebelum masuk materi kita berkenalan dulu dengan moderator yang tak kalah hebat, ibu Aam Nurhasanah. 


Sebelum jadi penulis buku mayor, beliau bukan siapa-siapa dan baru mengenal dunia blog. Namun, pada akhirnya teman merekomendasikan kelas ini karena BM sangat membantu teman-teman yang ingin belajar menulis buku dan tanpa dipungut biaya sepeser pun alias gratis. Karena sepengalaman beliau, banyak sekali kelas menulis tapi berbayar. Namun, kelas ini gratis sampai berlanjut hingga BM 25-26.


Kemudian ibu moderator ikut kelas Omjay saat menjadi peserta di Gelombang 8 sekitar bulan April 2020. Namun karena tidak fokus Ibu Aam kembali mengulang kelas di BM 12. Nah, saat materi Prof. Ekoji, dibuka tantangan menulis dalam 2 minggu. Saat itu pun mencoba mengikuti tantangan dan akhirnya naskahnya lolos seleksi dan tembus ke penerbit mayor PT. Andi Offset Yogyakarta.


Buku karya moderator kita di antaranya adalah Parenting 4.0. Buku ini sudah terbit di Penerbit mayor PT. Andi Offset Yogyakarta yang mencetak buku kita dalam bentuk fisik dan digital (e-books). Jika buku kita terbit maka akan dipajang di rak-rak toko besar seperti Gramedia. Sekarang, buku beliau sudah keliling Gramedia di Seluruh Indonesia. Rasanya kalau boleh diibaratkan seperti mimpi.


Setiap angkatan yang lulus menulis bersama Prof. Ekoji, punya nama program yang berbeda. Angkatan pertama diberi nama Angkatan Pelopor. Angkatan kedua September Ceria. Angkatan ke-3 Oktober Impian. Masih ada beberapa angkatan lanjutan yang mayoritas alumni BM 1-24.


Selanjutnya, kita berkenalan juga dengan ibu Aslina yang memiliki 65 buku publikasi dan 40 buku yang sudah terbit, berkat bimbingan beliau. Saya jadi terpana dan merasakan sungguh luar biasa menulis karya hanya dalam dua minggu saja. Sehingga dalam setahun bisa menghasilkan berpuluh-puluh karya.


Bagaimana cara agar kita bisa menulis dalam dua minggu? Jawabannya, hanya dengan memilih satu judul di Chanel Prof. EKOJI CHANEL dan mengembangkan TOC (Table of Content) atau daftar isi, peserta akan menjadi penulis pertama sedangkan Prof. Eko akan menjadi penulis kedua. 


Cara belajar menulis buku dengan mudah adalah dengan cara menuliskan hal-hal yang disampaikan oleh orang lain. Oleh karena itulah maka program menulis buku dalam dua minggu ini dibuat. 


Kita bisa mengikutinya dengan menjalankan hal-hal yang disampaikan bu Aam di atas. Bu Aam dan teman-teman guru lainnya telah membuktikan dengan diterbitkannya 59 buku mereka selama pandemi berlangsung. Kita belajar sambil menjalaninya. Kalau terlalu banyak berfikir atau berdiskusi, maka biasanya tidak akan jadi-jadi tulisannya. 


Kalau boleh diringkas jadi seperti ini: 

1. Pilih judul di EKOJI CHANNEL. 

2. Tuliskan apa pun yang dikatakan dalam kanal tersebut. 

3. Perlihatkan draft tulisan kita kepada profesor.


Prof. Ekoji sendiri membeberkan bahwa kebiasaan menulis beliau dimulai dari kecil, yaitu pelajaran mengarang dalam Bahasa Indonesia. Beliau senang menulis apa saja. Mulai dari menceritakan mimpi, kekaguman akan alam sekitar, kisah lucu yang ditemui sehari-hari, dan lain-lain. Awalnya memang terasa sulit menorehkan kata-kata di kertas kosong. Namun kalau sudah satu kalimat pertama mengalir, tiba-tiba sisanya menjadi lancar dan susah dihentikan.


Hobi beliau menulis adalah sebagai akibat dari kegemaran membaca buku. Semenjak kecil, beliau senang membaca buku. Ayah ibunya tidak pernah mau membelikan mainan. Tapi kalau buku, mereka dengan senang hati membelikannya. Ketika SD, buku bacaannya beragam. Mulai dari yang ringan-ringan seperti komik Tintin, Asterix, Godam, Gundala, Donald Bebek, dsb. atau langganan majalan Bobo, Kuncung, dan Kawanku, hingga yang berat-berat seperti karya Agata Christie, Karl May, Alfred Hitchcock, dan Mark Twain, dan lain-lain.


Dengan banyak membaca, kosa kata yang beliau kenal menjadi semakin banyak. Apalagi ketika SMA beliau diharuskan membaca puluhan karya sastra dari Pujangga Lama maupun Pujangga Baru. Siswa diwajibkan membuat sinopsis oleh guru Bahasa Indonesia. Alhasil, selama SMA, beliau berhasil menelurkan 120 sinopsis.


Sebenarnya motivasi memulai dan mengakhiri memang diperlukan dalam menjalankan apa pun. Namun Profesor Ekoji pun menambahi perlunya motivasi dalam konsistensi menjalaninya. Motivasi yang kuat akan membuat badan menjadi lebih sehat dan metabolisme pun membaik. Pokoknya motivasi besar, gairah menulis buku pun kian besar.


Hal-hal negatif atau rasa ketidakmampuan diri buang jauh-jauh, baik dari moderator maupun narasumber menyampaikan nada serupa. Ingat kemampuan diri kita sesuai dengan prasangka kita. sendiri. Berawal dari yang disukai dan dikuasai.


Untuk pemula yang ikut program tantangan menulis buku mayor dalam dua minggu, disilahkan untuk menyerahkan contoh draft naskah dan TOC atau daftar isi. 


Di akhir pertemuan, Prof. Ekoji pun mengeluarkan kesepakatan dengan penulis pemula. Ajakan yang luar biasa. Sayang kalau dilewatkan begitu saja, begitu menggoda, mengajak untuk ikut bergabung, berkarya, dan membuktikan bahwa usia bukan lagi halangan dalam unjuk diri. 


Seperti pepatah Yunani yang mengatakan, Scripta manent verba volant, apa yang ditulis akan abadi sedang yang hanya diucap akan terbang bersama angin.


Resume 5 Latihan Kepenulisan PGRI

 


Resume 5 KBMN PGRI Gelombang 25

Jum'at, 27 Mei 2022

Narasumber : Ibu Dra. E. Hasanah, M.Pd

Moderator : Bapak Dail Ma'ruf

Materi : Gairah Menulis Puisi

Narasumber malam ini adalah Ibu E. Hasanah yang karya-karya puisinya sudah banyak dan tersebar dimana-mana. Beliau lahir di Sukabumi, lebih kurang 53 tahun yang lalu. Bersuamikan Bapak Drs. M. Hasan. Dari pernikannya dikaruniai putra tiga orang. Pendidikan terkahir beliau adalah S3 di UNINUS Bandung.

Pekerjaan yang diamanahkan kepada beliau sampai saat ini masih bidang pendidikan, khususnya Pengawas Sekolah di bawah naungan Departemen Agama. Prestasi yang diraih diantaranya adalah pengawas berprestasi tingkat Jawa Barat tahun 2021 juga dalam ajang yang sama dan tahun yang sama pula, berprestasi tingkat nasional. Ibu hebat malam ini ternyata alumni gelombang 18 ya, Beliau sangat bersemangat karena ada gairah belajar menulis, sudah menghasilkan buku solo dan lebih dari 60 buku antologi dalam setahun.. Banyak karena terasah dengan komunitas belajar ini.

Apa itu puisi? Pengertiannya dikutip dari KBBI. Puisi = ragam sastra yang terikat : irama matra, rima ,bahasa, penyusunan larik dan bait. Menurut HB Jassin puisi suatu karya yang diucapkan dengan perasaan dan memiliki gagasan atau pikiran serta tanggapan terhadap suatu hal atau kejadian tertentu.

Pagi ini embun mengetuk pintu hatiku

Membangunkan dari mimpiku yang sempat tertunda

Sang embun dengan beningnya memberi segarnya

Mengobati rindu ini yang lagi dahaga

Aku terdiam menyaksikan embun dengan kesuciannu terusir oleh hangatnya mentari

Hangat yang selalu ditunggu para hati yang sempat tersakiti

Setelah aku yakin bahwa seutuhnya raga mayamu menghilang, kini nama dan semua memori tentangmu kembali terngiang.

Aku tanpamu dipeluk oleh kenangan

Ingatan kita beradu

Tangis yang dipendam oleh tawa lepas dan gurauan yang tertutup oleh pertengkaran

Waktu menyirami kita dan pengalaman menyuburkannya Dalam hening kita bertumbuh

Masihkah ada waktu seperti sekarang?

Denyut ku milik mu

Denyut mu milik ku

Debar rasa kita sama

Rasa cinta kita sama

Akan kusudahi seluruh diriku, bermain dalam permainan rasamu.

Yang selalu kau jahatkan itu tak mampu membuatku sembuh dari rasa sakit berkali-kali.

Sebab yang benar-benar mencintaimu tidak akan pernah pergi meninggalkanmu.

Perlahan tapi pasti sebuah kisah asmara yang ku geluti

Ternyata berujung perih dan sakit hati

Hanya bisa sabar menahan luka

Karena derita tak kunjung reda

Kini hanya bisa berkelana mencari singgasana cinta buat hatiku yang terluka

Lelah boleh asal jangan menyerah , milyaran manusia sedang berjuang mereka melawan ujian dan cobaan bukan cuma kamu sendiri .

Istirahat sejenak dan lanjutkan melangkah lakukan hal positif fokus kepada tujuanmu .

Cinta tidak hanya soal tampan, nyaman, tapi juga butuh mapan. Mapan bukan berarti mempunyai segalanya , tapi keadaan dimana kau siap untuk menghadapi segala ujian .

Mampu berpijak dikeadaan susah sanggup bersyukur ketika mudah.


Puisi ini termasuk puisi bebas , karena tidak terikat oleh aturan Rima, bait, dan lainnya. Jadi bebas saja mengungkapkan perasaan dalam diksi diksi yang memukau.

Puisi harus mengikuti struktur fisik yaitu baris-bait, diksi, majas, dan rima. Disimak dari jenis puisi bisa kategori puisi lama atau puisi baru. Ciri-ciri puisi lama adalah tidak diketahui nama pengarangnya, disampaikan dari mulut ke mulut, dan sangat terikat aturan. Ciri-ciri puisi baru diantaranya memiliki bentuk rapi dan teratur, persajakan akhir yang teratur, terdiri 4 baris. Dilihat dari jenisnya ada Balada, Ode, dan lain-lain.

Ada aturan tersendiri untuk pantun karena masuk dalam puisi lama. Misalnya bersajak a-b-a-b, ada Rima juga.


Elok rupanya pohon belimbing

tumbuh dekat pohon mangga

 enak rasanya berbini sumbing

 biar marah tertawa juga


Asam gendis asam gelugur

 kedua asam siang meriang

mayat menangis di dalam kubur

teringat badan tidak sembahyang


Saran Bu Hasanah untuk pemula biasanya lebih disukai puisi bebas karena si penulis bebas menuliskan isi hatinya. Berikut ini masuk romansa. Karya Bu Hasanah. Nara sumber kita yang sangat menginspirasi.


Kenangan Indah Remaja


Putih abu-abu tersemat lengkap di tubuh

Wajah ceria remaja tertawa renyah

Tak kenal arti sedih dan susah

Dunia terasa indah

Seorang remaja pria bergaya

Celana jangkis, lengan baju tergulung

Bicara penuh warna dan canda

Para wanita tergoda hati terselubung

Musim sekolah menengah usai

Semua sibuk dan tumbuh dewasa

Tak jumpa teman remaja lagi

Berkarir, menikah punya keluarga

Kini 25 tahun berselang sudah

Pria dewasa bertemu teman lama

Tak sungkan dan sungguh mudah

Dia bicara cinta yang dulu tertunda

 

Dengan tantangan dari Bu Hasanah untuk menulis puisi, peserta bersemangat sekali. Di antara puisi milik peserta adalah berikut ini. 


                                    Bukan aku

Kau bakar aku.....

Kau asapi aku.....

Kau temani aku....

Kau terangi malam-malamku....

N

A

M

U

N

Bukan aku yang salah tapi aku disalahkan....

Bukan aku yang menyembunyikan tapi aku yg difitnah...

aku diam bukan berarti aku dalang dari semua in....

Aku diam dengan semua finah dan tuduhan karena apalah dayaku........

Aku hanya sebuah batu.....


Demikianlah. Materi malam ini semakin memberi semangat kepada saya dalam mewujudkan literasi positif untuk negeri.