Jumat, 24 Maret 2023

Resume 4 Latihan Kepenulisan PGRI

 


Resume Pertemuan ke-4
Narasumber : Ibu Noralia Purwa Yunita, M.Pd
Moderator   : Ibu Helwiyah
Materi         : Menulis Buku dari Karya Ilmiah

Pada Rabu 25 Mei 2022 kita memasuki 2 materi sekaligus dengan narasumber yang masih sangat muda yaitu ibu Noralia, yang sudah menerbitkan 29 publikasi.

Sesi 1: Menulis Buku dari Karya Ilmiah

Mengapa karya ilmiah harus menjadi buku? Ada empat alasan yaitu:

1. Lebih bermakna dan bermanfaat
2. Memperoleh keutungan materi
3. Hasil penelitian akan tersebar luas
4. Untuk keperluan PAK

Tentunya selain empat alasan di atas, juga ada rasa bangga, senang, puas dan bahagia tersendiri saat memiliki buku yang dihargai sebagai sebuah prestasi.

Sekarang, bagaimana cara mengubah KTI menjadi Buku? Berikut tipsnya:

1. Ubah judul KTI yang terkesan kaku dan ilmiah menjadi judul populer yang menarik dan eye catching. Contoh: Efektivitas SEM Berbasis Mind Map pada Mata Pelajaran Kimia untuk Meningkatkan Pemecahan Masalah Siswa Materi Pokok Reaksi Redoks. Dapat diubah menjadi Metode SEMMI dalam Pembelajaran Sains Abad 21.

2. Ubah Daftar Isi dari 5 bab ilmiah menjadi beberapa bab yang lebih populer. Contoh: Bab 1 Pendahuluan berisi latar belakang masalah, tujuan, manfaat, batasan masalah, Bab 2 landasan teori, Bab 3 metode penelitian, Bab 4 hasil dan pembahasan, Bab 5 penutup yang berisi kesimpulan dan saran.

Saat akan diubah menjadi buku, maka ubahlah dengan mengikuti pedoman 2W+1H, sehingga kita akan memperoleh hal-hal berikut : Bab 1 (Why) menjelaskan alasan, Bab 2 (What) menjelaskan apa isi buku, Bab 3,4,5, dan seterusnya (How ) menjelaskan bagaimana tahap pembuatan, bagaimana hasil pembuatan, bagaimana penerapannya.

3. Hilangkan rumus statistika yang biasanya ada di bab 3 karya ilmiah. Pada bab 1 Karya ilmiah yang biasanya menuliskan tentang  Rumusan masalah,  tujuan penelitian,  manfaat penelitian,  definisi operasional, hasil penelitian terkait. Ini semua harus dihapus ketika mengkonversinya menjadi buku.

4. Boleh menampilkan grafik tetapi jangan terlalu banyak. grafik yang penting saja. Grafik lain yang tidak ditampilkan, ubah dalam bentuk kalimat

5. Untuk kebahasaan dan penyajian, karya ilmiah versi buku haruslah berbeda dengan versi laporan. Susunan dan gaya tulisan bebas terserah penulis. Selain itu, kita harus mengupayakan agar pembaca memahami isi buku kita secara lengkap, dan mengena.

6. Agar menjadi nilai lebih buku kita maka kaitkan dengan kondisi terkini agar lebih mengikuti jaman. Sebagai contoh, judul di atas merupakan skripsi tahun 2011, namun ketika mengubahnya menjadi buku, narasumber mengaitkan dengan pembelajaran abad 21 yang lebih menekankan kepada 4C.

7. Daftar pustaka boleh menggunakan blog namun harus situs blog yang resmi seperti :Kemendikbud.go.id, Jurnal ilmiah, e book, atau karya ilmiah lainnya. Hindari menggunakan daftar pustaka berupa blog pribadi dengan domain blogspot, wordpress, dan lain sebagainya

8. Berikanlah ulasan mengenai kelebihan dan kelemahan. Serta perhatikan format penulisan buku yang minimal 70 halaman A5 dengan  huruf, jenis huruf, dan margin disesuaikan dengan aturan Penerbit.

Sesi 2 : Menulis Artikel ilmiah untuk Jurnal dari KTI

1. Tulis artikel sesuai dengan template jurnal yang dituju. Biasanya ini yang tidak diperhatikan. Tiap jurnal pasti memiliki template yang berbeda. Jika artikel yang masuk tidak sesuai template, otomatis akan langsung ditolak oleh pengelola sebagus apapun penelitiannya. Judul singkat, padat, jelas, dan tetap ilmiah. Hindari penggunaan singkatan pada judul dan kata kunci wajib disematkan  dalam judul. Baris kepemilikan artinya peneliti atau penulis artikel tersebut. Dalam hal ini yang benar-benar terlibat baik dalam hal perencanaan penelitian, pelaksanaan penelitian hingga pelaporan penelitian. Baris kepemilikan biasanya mencantumkan nama (tanpa gelar), instansi, jabatan akademik

2. Perhatikan abstrak. Abstrak biasanya berisi tujuan penelitian, metode penelitian, hasil dan simpulan. Karena jumlah kata dalam abstrak sangatlah terbatas (panjang abstrak tiap jurnal berbeda), maka latar belakang masalah dan tinjauan Pustaka tidak perlu dimasukkan. Penulisan keyword pada abstrak, sebaiknya 3 sampai 5 kata, dipisahkan dan tanpa kata penghubung.

3. Perhatikan isi artikel. Pendahuluan berisi latar belakang masalah, sedikit tinjauan pustaka, rumusan masalah dan tujuan penelitian. Pada bagian metode penelitian, hindari penulisan rumus statistika yang berlebihan. Bagian ini cukup berisi subyek penelitian, desain penelitian (dalam bentuk bagan), teknik pengambilan data, analisis data (tanpa rumus statistika), ada juga sumber rujukan dari metode yang digunakan

4. Perbanyak penggunaan tabel atau diagram untuk menyajikan hasil penelitian. Pembahasan hasil penelitian dikaitkan dengan teori yang sudah dikemukakan oleh ahli sebelumnya

5  Simpulan merupakan jawaban  dari rumusan masalah yang diajukan dan ditulis dalam bentuk paragraf (bukan numerical). Namun tata cara penulisan tetap mengacu pada template yang ada pada jurnal yang dituju.

Demikian materi malam keempat KBMN PGRI yang luar biasa dan semakin menambah wawasan dalam berliterasi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar