Resume 7 KBMN PGRI Gelombang 25
Rabu, 1 Juni 2022
Pertemuan ke-7 Gelombang ke-26
Moderator : Lely Suryani
Narasumber : Ditta Widya Utami, S.Pd. Gr
Materi : Mengatasi Writer's Block
Writer's Block adalah istilah yang sangat terkenal di kalangan para penulis. Ini adalah saat penulis kehabisan ide, kehilangan kata, bahkan turun semangat dan padamnya motivasi pada dirinya. Sehingga ia terhalang untuk menghasilkan karya meski berupa 1 paragraf saja.
Narasumber malam ini sudah membuat enam buku tunggal dan 13 buku karya bersama. Selain itu, prestasi yang tak kalah penting yakni juara Gupres alias guru berprestasi tingkat Subang, Jawa Barat.
Istilah ini dipopulerkan pertama kali oleh psikoanalisis Edmund Bergler. Writer's block (WB) diartikan sebagai keadaan saat penulis kehilangan kemampuan menulis atau tidak menemukan gagasan baru untuk tulisannya. Ditandai sulit fokus, tidak ada inspirasi menulis, menulis lebih lambat dari biasanya, atau merasa stres dan frustasi untuk menulis merupakan sebagian dari tanda-tanda kita terserang WB (writer's block).
Keadaan ini bisa menimpa penulis pemula maupun profesional. Writer's Block pada umumnya tidak disebabkan oleh masalah komitmen/kompetensi menulis. Berapa lama WB bisa terjadi? Tergantung seberapa cepat seorang penulis mampu mengatasi kondisi WB tersebut. Dengan kata lain, WB bisa terjadi dalam hitungan menit, jam, hari, bulan, bahkan bertahun-tahun.
Sedikitnya ada 4 penyebab WB ini, yaitu:
1. Mencoba metode/topik baru dalam menulis
2. Stress
3. Lelah fisik/mental
4.Terlalu perfeksionis
Solusinya adalah :
1. Teguhkan komitmen
2. Membaca referensi tambahan
3. Pelajari teknik
4. Perbanyak berlatih menulis.
Jadi WB ini bisa diibaratkan seperti sebuah penyakit. Maka pencegahannya dapat dilakukan dengan cara:
1. Jangan berlebihan dalam menulis, menulislah yang disesuaikan dengan kondisi diri sendiri. Jika berlebihan dalam segala hal maka akan berdampak kurang baik.
2. Menulis harus enjoy dan menyenangkan, jangan dijadikan beban pikiran. Menuliskan dengan gembira dan bahagia, menulislah sambil tersenyum. Dengan tersenyum otot muka yang tegang dan otak yang tegang pun bakal lebih rileks dan fresh.
3. Menulislah sambil melakukan hobi anda seperti hari-hari biasa. Mulai dari yang sederhana saja. Misal baca novel ringan, menonton film, atau sekadar rebahan ceria.
Untuk menjaga tetap fokus menulis, tidak melebar ke mana-mana, maka bisa dilakukan dengan cara:
1. buatlah kerangka tulisan
2. buatlah resume dari tulisan orang lain
3. perbanyak membaca. Membaca itu menabung kosa kata, ide, wawasan, dan lain sebagainya.
Untuk menjaga semangat menulis bisa dengan cara:
1. saling mengunjungi blog atau blog walking
2. sering menulis dan membagikan tulisan
3. tetap berkarya agar bisa mendekatkan kita dengan harapan menjadi penulis terkenal.
Paling penting dari itu semua adalah perbanyak membaca, perbanyak menulis. Semakin sering membaca, semakin sering praktik menulis, insya Allah akan semakin baik dan lancar tulisannya.
Materi ditutup dengan semboyan pribadi sang narasumber yaitu "Bangkit Bersama Membangun Peradaban Dunia" (Ditta Widya Utami).
Terima kasih ibu Ditta. Penyakit inilah yang sering muncul pada diri saya. Dengan trik yang ibu sampaikan saya jadi bersemangat kembali dan bisa menyiasati apabila penyakit ini kambuh kembali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar