Sabtu, 25 Maret 2023

Resume 20 Latihan Kepenulisan PGRI

 



Jum'at 1 Juli 2022

Resume Pertemuan ke-20

Narasumber : Edi S. Mulyanta, S.Si., M.T.

Moderator : Rosminiyati

Tema : Menguak Tabir Penerbit Mayor




Malam ini, Narasumber kita Bapak Edi S. Mulyanta, S.SI,., M.T. akan membahas materi dengan topik Menguak Dapur Penerbit Mayor. Belajar dari pengalaman Bapak Edi S. Mulyanta.


Beliau bekerja sudah hampir 20 tahun mengelola penerbitan buku, awalnya sebagai penulis buku mandiri yang hidupnya full dari menulis buku. Kemudian dipercaya untuk mengelola penerbitan buku di Yogyakarta.


Tahun 2019 merupakan tahun yang paling berat dalam dunia penerbitan buku, karena perubahan teknologi betul-betul seperti bayang-bayang kelam yang dapat melahap dunia penerbitan buku di Indonesia bahkan di dunia. Bertambah situasi pandemi Covid 19 yang menambah luluh lantaknya industri penerbitan di Indonesia


Beruntungnya sebelum pandemi, pemerintah telah mengeluarkan undang-undang perbukuan yang mencoba format baru digital untuk dapat dikembangkan di dunia perbukuan Indonesia.


Dunia penerbitan yang saat ini di bawah IKAPI (Ikatan Penerbit Indonesia), menjadi was-was dan memandang cukup berat tantangan ke depan dunia cetak dan produksi buku. Undang-undang no 3 th 2017 tentang sistem perbukuan, telah memberikan isyarat yang tegas akan hadirnya format media digital yang telah diberikan keluasan untuk secara bertahan menggantikan dunia cetak. 


Dipertegas lagi dengan keluarnya Peraturan Pemerintah No. 22 tahun 2022, telah memberikan petunjuk secara tegas untuk memberikan arah ke dunia digital di penerbitan.


Bapak ibu sebagai calon penulis harus memahami hal ini, karena atmosfir dunia penerbitan perlahan-lahan akan berubah, karena posisi penulis menjadi semakin strategis dalam industri penerbitan.


Hal tersebut membuat dunia penerbitan bergegas untuk mengubah haluan visi misi mereka ke arah yang lebih up to date, menyongsong perkembangan teknologi yang lebih cepat dibandingkan perkembangan dunia bisnis penerbitan secara umum. 


Beberapa penerbit yang tidak dapat mengikuti perkembangan jaman, akhirnya mencoba mengurangi intensitas terbitan bukunya, akhirnya berimbas pula ke jumlah produksi buku mereka, dan memukul pula pendapatan atau omzet buku mereka. 


Penerbit buku di bawah IKAPI adalah penerbit yang mementingkan UUD (Ujung-ujungnya Duit) untuk mempertahankan kelangsungan bisnisnya. Secara otomatis cash flow akan terganggu, sehingga banyak penerbit akhirnya berpindah haluan ke usaha yang lain.


Tahun 2020-2022 merupakan masa paceklik bagi industri penerbitan, akan tetapi berbeda dengan dunia penulisan yang justru marak-maraknya. Hal ini mungkin karena aktifitas kita dibatasi, sehingga banyak yang memberikan kesempatan untuk bekerja dari rumah (WFH)


Penerbit seperti kami, tidak kekurangan naskah selama pandemi, dengan angka naskah masuk yang masih stabil. Akan tetapi angka penjualan yang turun hingga 90%, dimana toko buku sebagai outlet utama kami banyak yang tutup. Sekolah dan kampus sebagai sumber pendapatan kami juga melakukan proses belajar mengajar secara daring.


Produksi buku reguler sempat terhenti, sehingga banyak penulis yang mempertanyakan masa depan penerbitan di Indonesia secara umum.


Tidak semua tema buku, ternyata bisa digantikan oleh digital, hal inilah yang memberikan harapan baru penerbit untuk masih tetap mempertahankan lini bisnis bukunya. Titik balik (rebound) pasar buku yang lesu tampaknya sudah mulai terasa mulai awal tahun 2022 ini, sehingga beberapa penerbit yang terlanjur mengurangi produksi bukunya bisa tertinggal oleh penerbit yang masih konsisten mempertahankan produksi bukunya.


Seperti apa Penerbit Mayor ?


Penerbit Mayor masih tetap menggunakan trend sebagai alat untuk melacak kebutuhan masyarakat. Tema yang menjadi primadona ke depan adalah berkaitan dengan kurikulum baru Merdeka Belajar


Tema buku yang menjadi andalan Toko Buku saat ini adalah tema buku non teks, seperti buku Anak, Buku Motivasi dan Agama, Fiksi, hingga buku Masak yang masih nangkring di 10 besar data buku terlaris di setiap toko buku di Indonesia.

Masalah modal dan pembiayaan di dunia penerbitan menjadi kendala karena cukup besar nilainya dalam sebuah proyek terbitan satu judul buku.


Bagaimana pembiayaan penerbitan buku? Bisa dibiayai oleh penulisnya sendiri, baik melalui skema dana pribadi, CSR Perusahaan, Dana Penelitian Daerah, Dana Sekolah dll.

Memiliki ISBN. Pernah menjadi langka di Indonesia karena ada hal-hal tertentu yang menyebabkannya.


Pemicu kelangkaan ISBN adalah nomor 5 tersebut, pada dasarnya bukan karena kesalahan ekosistem penerbitan. Perpustakaan nasional akhirnya memberikan kebijakan baru untuk membuat sub nomor untuk menghemat ISBN yang telah dijatah oleh ISBN Internasional.


Ini adalah struktur utama ISBN, pada publication element menunjukkan jumlah produksi buku yang telah diterbitkan untuk mengetahu jumlah rata-rata produksi buku sebuah penerbit


Menyebarluaskan buku ke masyarakat. Saat ini konsep penerbitan buku oleh pemerintah dicoba untuk kembali sesuai dengan Undang-undang perbukuan 2017, dimana terbitan buku harus tersebar luas di masyarakat.


Saran beliau adalah bapak ibu sebaiknya mengikuti aturan pemerintah yang paling baru. Tulislah sesuai dengan kompetensi serta minat bapak ibu sekalian, misal Buku Teks Pelajaran


Info tambahan dari Bapak narasumber yang luar biasa 

Buku dengan Omzet terbesar adalah buku teks pelajaran utama, karena pasarnya sangat besar seluruh sekolah di Indonesia.

Buku ini melalui proses seleksi dari pemerintah yang cukup ketat. Semua penerbit mempunyai peluang yang sama, akan tetapi penerbit yang misi dan visinya di buku pelajaran biasanya yang lebih siap.


Buku teks pendamping atau modul biasanya mempunya pasar yang lebih kecil, akan tetapi sangat fleksibel pola pemasarannya. Tidak mustahil buku ini juga mempunyai omzet yang cukup besar juga disalurkan di proyek-proyek pemerintah.


Buku umum pasarnya paling kecil, karena outlet utama adalah di toko buku baik toko buku modern maupun tradisional.

Penerbit mayor mempunya saluran pemasaran yang cukup banyak, atau disebut omni channel marketing sehingga selama pandemi bisa berkelit di saat yang sulit.


Nah bapak ibu sebagai calon penulis dapat mencoba menawarkan semua tipe tulisan supaya peluang terbitnya menjadi lebih besar. Saat ini pasar buku sudah mulai bangkit lagi, akan tetapi produksi buku sudah terlanjur melambat. Sehingga bulan-bulan ke depan, jumlah judul buku yang beredar di Indonesia akan mengalami penurunan akibat 2,5 tahun pandemi.


Ini kesempatan bagi bapak ibu untuk tetap semangat menulis karena pasar buku masih cukup menarik mengingat buku fisik masih menjadi andalan utama penerbit dalam mencari peruntungannya.


Penerbit adalah lembaga yang mencari profit, dan mempunyai idealisme dalam menerbitkan bukunya sesuai dengan visi misinya. Penulis dapat mengikuti idealisme penerbit dalam menghasilkan buku yang akan dinikmati oleh pembaca. Kirimkan usulan penerbitan buku, supaya ide Anda dapat ditangkap penerbit dan disebarluaskan ke pembaca.


Untuk karya novel harus bertema kuat, unik. Genre Humor perlu riset lagi supaya tetap diminati. Ikuti prosedur penerbit secara baik. Kata Pengantar dari penulis terkenal untuk menambah penjualan. Mencetak buku dapat dilakukan sendiri, Menerbitkan Buku perlu penerbit. Penjualan buku off line bisa dibarengi secara on line. Kolaborasi dengan penulis terkenal.


Jumlah halaman sebenarnya bukan ketentuan utama karena variabel yang memengaruhi buku laku dan tidak bukan hanya dari jumlah halaman saja. Untuk buku ajar, kami biasanya mensyaratkan minimal harus 100 halaman, supaya punggung bukunya ada dan judul buku terlihat.


Demikian materi belajar malam ini. Terima kasih atas segala jerih payah Tim Solid yang terus menggelorakan wawasan baru dalam ilmu literasi kepada guru-guru Indonesia. Semoga PGRI semakin jaya. Aamiin.

Resume 19 Latihan Kepenulisan PGRI

 


Rabu, 29 Juni 2022

Resume Pertemuan ke-19

Narasumber : Agus Subarna, S.E., M.M.

Moderator : Sigid Purwo Nugroho

Materi : Pemasaran Buku





Narasumber malam hari ini adalah Bapak Agus Subardana. Beliau menjabat sebagai Direktur Marketing Percetakan Andi Offset.


Bagaimana strategi memasarkan buku ?


Strategi pemasaran penjualan buku sangat dipengaruhi oleh banyak aspek dan unik . Kenapa demikian , hal ini dapat dilihat dari jenis – jenis buku yang di terbitkan. Jenis – jenis buku yang di terbitkan tersebut dikelompokkan menjadi kategori buku. Salah satu contoh Penerbit ANDI Offset menerbitkan buku cukup banyak kategori produk yaitu ada 32 kategori produk buku ( Kategori buku Anak, buku Bisnis, Buku Pertanian, Buku Fiksi - Novel, Buku Pengembangan Diri, Buku Teks , dll ).


Dari jenis – jenis kategori buku tersebut di sinilah kita akan melakukan pemetaan berdasarkan segmentasi jenis kategori buku yang diterbitkan . Pada umumnya kegiatan pemasaran buku berkaitan dengan berkoordinasi beberapa kegiatan bisnis . Sehingga strategi pemasaran pada umumnya dipengaruhi oleh faktor yang meliputi :


1. Faktor Mikro yaitu perantara, pemasok, pesaing dan masyarakat.

2. Faktor Makro yaitu demografi-ekonimi, politik-hukum, teknologi-fisik dan sosial-budaya.


 A. Strategi Pemasaran Buku Serangan Udara secara On Line 


1. Pentingnya Transformasi Digital 


Dampak dari pandemi COVID-19 telah mengubah dunia menuju era Low Touch Economy. Era ini ditandai dengan interaksi antar individu yang minim sentuhan fisik atau low-touch, keharusan mengecek kesehatan dan keselamatan, perilaku yang baru hingga pergeseran di sektor-sektor industri., terutama sektor Industri Perbukuan. Perubahan ini tentu akan berdampak ke banyak hal, mulai dari tempat bekerja, Cara belajar – mengajar , kehidupan keluarga hingga aktivitas sosial. Strateginya yang utama yang kita pakai adalah Digital Marketing dalam melakukan transformasi mendasar pada bisnis penerbitan buku .


Untuk penjualan buku lewat Online ini kita harus terus proaktif untuk terus promosi , supaya kita dapat :


- Menyebarkan informasi produk secara masif kepada target pasar potensial 


- Mendapatkan konsumen baru dan mempertahankan konsumen yang sudah ada sehingga kesetiaan konsumen terjaga.


- Menjaga kestabilan penjualan saat kondisi pasar lagi lesu


- Menaikan penjualan dan profit 


- Membandingkan dan keunggulan produk dibandingkan dengan pesaing 


- Membentuk citra produk di benak mata konsumen sesuai dengan yang diinginkan 



- Mengubah tingkah laku ( yang kurang minat beli , menjadikan tertarik beli ) , persepsi dan pendapat konsumen.


2. Pemasaran Buku Lewat Komunitas


Kita tentunya punya komunitas masing – masing sesuai dengan kapasitas kita untuk membentuk komunitas dan relasi , maka gunakanlah jaringan komunitas kita untuk sarana promosi dan penjualan buku . Penjualan lewat komunitas akan lebih efektif dan efisien sehingga tingkat keberhasilan nya lebih tinggi penjualan buku yang kita tawarkan. Kuncinya kita harus proaktive komunikasi dan interaksi dengan komunitas serta dapat menjaga integritas pribadi kita.


Penerbit ANDI juga terus mengadakan aktivitas pemasaran lewat komunitas dengan mengadakan webinar lewat link Zoom , Live Youtube TV. ANDI, dengan tema – tema yang menarik ...


B. Strategi pemasaran buku serangan Darat secara OF LINE .


Untuk menguasai seluruh wilayah nusantara ini dalam penetrasi pasar buku , kita harus melakukan pemetaan wilayah dengan membuka cabang tiap kota besar yang potensi pasar sangat baik. Kami Penerbit Andi telah mempunyai 90 cabang di kota dari Aceh sampai dengan Papua, dengan menempatkan tenaga pemasaran di tiap kantor cabang tersebut.


Strategi pemasaran buku serangan darat ini kita dikelompokkan berdasarkan target pasar yang kita tuju , antara lain :


1. Toko Buku 


Penerbit Buku yang mampu memproduksi sendiri dan mempunyai mesin percetakan sendiri , sebagian besar sebagai pemasok Toko buku di Indonesia. Untuk bisa masuk dan sebagai pemasok rutin di toko buku maka kita perlu pemetaan jenis toko buku. Toko buku ini kita petakan menjadi tiga jenis yaitu Toko Buku Modern, Toko Buku Semi Modern, dan Toko Buku Tradisional.


Toko buku tersebut di atas masih dijadikan jalur distribusi oleh para Penerbit buku dengan sistem titip jual / konsinyasi, kecuali toko buku tradisional diberlakukan kredit dan jual putus.


Strategi Promosi di toko buku Modern ada berbagai macam yang perlu kita lakukan , antara lain :


- Menguasai display buku , supaya tampilan buku dapat terlihat dan menonjol .


- Mengadakan promosi di internal toko dengan memasang produk di Neon Box, X Banner


- Mengadakan Bedah Buku , Talk show dan potongan Harga pada buku tertentu atau periode tertentu.


- Mengadakan event tematik sesuai moment bulan berjalan (program Ramadhan, Program TAB, Program TAM , dll )



- Dan masih banyak lagi program promosi di toko buku modern yang dapat kita lakukan , kuncinya kita proaktive komunikasi dengan pihak internal Toko Buku modern tersebut yaitu melalui Kepala Toko nya dan Supervisor .


2. Direct selling 

Pemasaran Buku melalui Direct selling ini kita petakan berdasarkan jenis kategori buku yang kita terbitkan . Jenis Kategori buku penjualan lewat Direct selling ini kita bagi menjadi beberapa target pasar yaitu :


- Buku Pendidikan (Buku mata pelajaran Utama dan buku pendamping untuk jenjang TK, SD, SMP, SMA, SMK).


- Buku Teks Perguruan Tinggi untuk semua mata kuliah


- Buku Referensi untuk jenjang TK, SD, SMP, SMA-SMK , Perguruan Tinggi dan umum


Dengan pemetaan jenis katagori tersebut diatas maka kami sebagai Industri Penerbitan buku melakukan terobosan pemasaran dengan menempatkan tenaga penjual (Sales) di setiap wilayah Kota dan Kabupaten. 



Kami Penerbit ANDI Offset mempunyai 96 Cabang di Indonesia dari Aceh sampai dengan Jayapura


Catatan penting selama sesi tanya jawab adalah sebagai berikut : Strategi pemasaran digital sangat sesuai dengan kondisi saat ini. Tidak bisa dihindari, tidak bisa dipungkiri generasi sekarang banyak menggunakan gawai sebagai alat untuk memudahkan transaksi bergaya milenial. Jadi pemasaran digital akan menjadi penting.


Waktu sudah menunjukkan 30 menit berlalu dari pukul 21, peserta masih manteng dengan sesi tanya jawab. Tanpa terasa berlalu karena Pak Sigid selaku moderator terus menyemangati peserta.


Di ujung waktu harus berhenti karena moderator sudah menyampaikan kata-kata penutup, pertanda telah selesai belajar malam ini. Pemateri pun sudah selesai berbagi ilmunya. Ditutup dengan clossing statement dari narasumber dan doa bersama-sama sesuai agama masing-masing.


"Buku adalah gudang ilmu, kuncinya adalah membaca. Membaca adalah jendela dunia”.


(Agus Subardana)





Resume 18 Latihan Kepenulisan PGRI


 

Senin, 27 Juni 2022

Resume Pertemuan Ke-18 

Narasumber : Raimundus Brian Prasetyawan

Moderator : Mutmainah

Materi : Menerbitkan Buku Semakin Mudah di Penerbit Indie 





Narasumber pada malam ini adalah Pak Brian. Dan moderator Ibu Mutmainah. Buku merupakan muara akhir dari sebuah proses penulisan. Tulisan kita tentu saja ingin dijadikan buku, tetapi masih bingung memilih penerbit yang bisa menerima tulisan kita. 



Apa saja yang menjadi syarat penerbitan buku? Ini tips dari Ibu Moderator, syarat lulus pelatihan ini adalah menerbitkan buku solo. penerbit indie menjadi solusi karena kemudahan dalam menerbitkan buku. Namun juga harus memahami bagaimana ketentuan dan cara menerbitkan buku di penerbit indie. 


Pertanyaan sederhana dari Pak Brian. Mengapa menerbitkan buku semakin mudah ? Karena pada saat sekarang ada penerbit indie yang melayani penerbitan tanpa seleksi. Naskah pasti diterima, dan penerbitan secara mudah dan cepat, Kita perlu keluar biaya untuk mendapat fasilitas penerbitan, atau jika ingin cetak ulang


Ini saran yang bagus dari Bapak narasumber yang hebat. Berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan penerbit indie


● Biaya penerbitan


● Fasilitas penerbitan


● Batas maksimal jumlah halaman


● Ketentuan dan Biaya cetak ulang


● Apakah dapat Master PDF


● Jumlah buku yang didapat penulis


Proses penerbitan di penerbit indie cukup mudah dan cepat. Kita coba bandingkan dua buah penerbit indie.


Penerbit Depok cocok untuk bapak/ibu yang memang hanya sekedar menerbitkan buku saja, tidak berencana cetak ulang, sekadar untuk pribadi saja, sehingga tidak perlu jumlah buku yang banyak. Maka biaya penerbitannya lebih terjangkau. Di sisi lain, Biaya penerbitan yang terbilang murah membuat biaya cetak ulang di penerbit depok cukup lumayan.


Penerbit Malang cocok untuk bapak/ibu yang berencana menjual bukunya, karena jumlah buku yang diberikan lebih banyak. Dengan biaya penerbitan 650.000 terhitung lebih hemat. Jika stok buku habis, bisa cetak ulang lagi dengan biaya cetak per buku lebih murah dibanding penerbit depok.


Perlu dicatat ya dua penerbit ini tetap bisa mengeluarkan nomor ISBN loh, walaupun sekarang ini menerbitkan buku ber-ISBN perlu waktu yang cukup lama (3-4 bulan). Bapak/ibu peserta jika ingin mengirim naskah buku ke salah satu penerbit rekanan Pak Brian tersebut, silakan kirim japri ke WA beliau.


Jangan lupa kelengkapan naskah sudah disiapkan terlebih dahulu. Menerbitkan buku perlu waktu jadi harus bersabar ya. Seperti di apotek ya, meracik obat perlu waktu, silahkan sabar menunggu biar tepat takaran. 


Sesi tanya jawab yang dapat disimpulkan adalah pemasaran buku solo yang diterbitkan oleh penerbit indie dilakukan oleh sendiri. Bisa melalui media sosial yang tentunya sesuai dengan amanah pekerjaan kita yaitu guru. Ya di komunitas guru kita memasarkannya. Dilakukan sendiri biar bisa merasakan hikmah di baliknya. Tidak ada yang mudah, semua bakal menemukan susah payahnya. Tapi ingat sesudahnya ada bahagia karena buku kita diterima masyarakat. 



Resume 17 Latihan Kepenulisa PGRI

 Jum'at, 24 Juni 2022

Narasumber : Mukmini, S..Pd., M.Pd

Moderator : Lely Suryani

Materi : Mengenal Penerbit Indie



Wah, penerbit indie di mana-mana bak jamur di musim hujan. Sebagai penulis, kita harus mampu mengetahui seluk beluknya. Sebagai narasumber adalah Bapak Mukminin, S.Pd. M.Pd. yang sangat luar biasa. Cak Inin, begitu nama lain beliau.


Tahapan Cara Menulis dan Menerbitkan Buku yang Tepat ada 5, yaitu:


1. Prawriting

a. Tahap awal penulis mencari ide apa yang akan ditulis dg peka terhadap sekitar ( Pay attention).

b. Penulis hrs kreatif menangkap fenomena yg terjadi di sekitar untuk menjadi tulisan.

c. Penulis banyak membaca buku.


2. Drafting

Menulis naskah buku sesuai yang dengan apa yang disukai ( pasion). Boleh menulis artikel, cerpen, puisi, novel dan sebagainya dengan penuh kreatif merangkai kata, menggunakan majas, dan berekpresi untuk menarik pembaca.


3. Revisi

Merevisi naskah berarti memilih tulisan mana yang baik dicantumkan, naskah mana yang perlu dibuang, naskah mana yg perlu ditambahkan.


4. Editting/ Swasunting

Tahapan editting dapat dilakukan oleh penulis. Hanya memperbaiki berbagai kesalahan tanda baca, kesalahan pada kalimat. Tahap ini boleh dikatakan sebagai "Swasunting" yaitu menyunting tulisan sendiri sebelum masuk cetak. Penulis dituntut untuk memiliki kemampuan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai EBBI.


5. Publikasi 

Naskah buku yang sudah yakin maka selanjutnya memasuki tahap publikasi atau penerbitan buku.


Berikut ini beberapa penerbit Independen yang direkomendasikan oleh Cak Inin :

1. Oase

2. Gemala

3. YPTD 

4. Kamlia Press Lamongan.


Cak Inin pun mengajak peserta untuk melek tentang penerbit. Penerbit Mayor dan Penerbit Indie. Kita simak uraiannya ya.


1. Jumlah Cetakan 


# Penerbit mayor mencetak bukunya secara masal. Biasanya cetakan pertama sekitar 3000 eksemplar atau minimal 1000 eksemplar untuk dijual di toko-toko buku.


#Penerbit indie : hanya mencetak buku apabila ada yang memesan atau cetak berkala yang dikenal dengan POD ( Print on Demand) yang umumnya didistribusikan melalui media online Facebook, Twitter, Instagram, Youtube, WA grup.


2. Pemilihan Naskah yang Diterbitkan


# Penerbit mayor : Naskah harus melewati beberapa tahap prosedur sebelum menerbitkan sebuah naskah. Tentu saja, menyambung dari poin yang pertama, penerbit mayor mencetak bukunya secara masal 1000 - 3000 eksemplar. Mereka ekstra hati-hati dalam memilih naskah yang akan mereka terbitkan dan tidak akan berani mengambil resiko untuk menerbitkan setiap naskah yang mereka terima. Penerbit mayor memiliki syarat yang semakin ketat, harus mengikuti selera pasar, dan tingginya tingkat penolakan.


# Penerbit indie : Tidak menolak naskah. Selama naskah tersebut sebuah karya yang layak diterbitkan; tidak melanggar undang-undang hak cipta karya sendiri, tidak plagiat, serta tidak menyinggung unsur SARA dan pornografi, naskah tersebut pasti kami terbitkan. Kami adalah alternatif baru bagi para penulis untuk membukukan tulisannya.


3. Profesionalitas


# Penerbit mayor : Penerbit mayor tentu saja profesional dengan banyaknya dukungan SDM di perusahaan besar mereka.


# Penerbit indie : kami pun profesional, tapi sering disalah artikan. Banyak sekali anggapan menerbitkan buku di penerbit indie asal-asalan, asal cetak-jadi-jual. Sebagai penulis, harus jeli memilih siapa yang akan jadi penerbit Bapak Ibu dan Saudara-saudara. Jangan tergoda dengan paket penerbitan murah, tapi kualitas masih belum jelas. Mutu dan manajemen pemasaran buku bisa menjadi ukuran penilaian awal sebuah penerbitan. Kadang murah Cover kurang bagus, kertas dalam coklat kasar bukan bookpaper ( kertas coklat halus). Kami jaga mutu Cover bagus cerah mengkilat isi buku kertas cokal halus awet ( bookpapar).


4. Waktu Penerbitan


# Penerbit mayor : Dikonfirmasi dalam tempo 1-3 bulan. Jika naskah diterima, ada giliran atau waktu terbit yang bisa cepat, tapi ada juga yang sampai bertahun-tahun. Karena penerbit mayor adalah sebuah penerbit besar, banyak sekali alur kerja yang harus mereka lalui. Bersyukur kalau buku bisa cepat didistribusikan di semua toko buku. Namun, jika dalam waktu yang ditentukan penjualan buku tidak sesuai target, maka buku akan dilepas oleh distributor dan ditarik kembali oleh penerbit.


# Penerbit indie : Naskah yang kami terima dengan cepat. Dalam hitungan minggu buku sudah bisa terbit. Karena memang, kami tidak fokus pada selera pasar yang banyak menuntut ini dan itu. Kami menerbitkan karya yang penulisnya yakin karya tersebut adalah karya terbaiknya dan layak diterbitkan sehingga kami tidak memiliki pertimbangan rumit dalam menerbitkan buku.


5. Royalti


# Penerbit mayor : Sebagian besar penerbit mayor mematok royalti penulis maksimal 10% dari total penjualan. Biasanya dikirim kepada penulis setelah mencapai angka tertentu atau setelah 3-6 bulan penjualan buku.


# Penerbit indie : Umumnya 15-20% dari harga buku. Dipasarkan dan dijual penulis lewat fb, Instagram, wa grup, Twitter, status, dll


6. Biaya penerbitan


# Penerbit mayor : Biaya penerbitan gratis. Itulah sebabnya mereka tidak bisa langsung menerbitkan buku begitu saja sekalipun buku tersebut dinilai bagus oleh mereka. Seperti yang sudah disebut di atas, penerbit mayor memiliki pertimbangan dan tuntutan yang banyak untuk menerbitkan sebuah buku karena jika buku tersebut tidak laku terjual, kerugian hanya ada di pihak penerbit.


# Penerbit indie : Berbayar sesuai dg aturan masing-masing penerbit. Antara penerbit satu dengan yang lain berbeda. Karena pelayanan dan mutu buku yg diterbitkan tidak sama.


KAMILA PRESS LAMONGAN melayani cetak buku, dengan jasa ISBN, editing, Lay out, dan design cover buku dengan harga terjangkau.


# Syarat-syarat penerbitan di KAMILA PRESS LAMONGAN:


1. Kirimkan naskah lengkap mulai judul, kata pengantar, daftar isi, naskah lengkap sesuai urutan daftar isi, daftar pustaka, biodata penulis dg fotonya dan Sinopsis ( ditempatkan di cover belakang). Kalau ada Endors dari pakar ( orang ahli).

2. Ketik A5 ukurannya 14,8 x 21 cm, spasi 1,15 ukuran fon 11 dan margin kanan 2 cm, kiri 2 cm, atas 2 cm dan bawah 2 cm. Gunakan huruf Arial, calibri atau Cambria dan masukkan dalam 1 file kirim ke WA sy atau email gusmukminin@gmail.com

 3. Untuk judul dan Cover.

a. Untuk judul bisa dibantu penerbit. Dibuatkan cover buku, sertifikat Penulis buku, PO buku


Beberapa mentor andal menerbitkan buku di Kamila Press: Prof. Dr. Ngainun Naim, Dr. Wijaya Kusumah, M.Pd., Suharto (Cing Ato), dll. Adapun harga Penerbitan buku di Kamila Press Lamongan ( harga sewaktu-waktu bisa berubah).


✓ Biaya Cetak buku A5, kertas Bookpapar (coklat halus) atau HVS putih (termasuk biaya ISBN, Layuot, edit, cover buku, PO buku, sertifikat).


A. 60 halaman :

# Cetak 5 buku = 566.000

# Cetak 10 buku = 632.000, plus ongkir


B. 70 halaman : 

# Cetak 5 buku = 570.000

# Cetak 10 buku = 650.000, Plus Ongkir


C. 85 halaman :

 # Cetak 5 buku = 580.000

# Cetak 10 buku = 660.000


D. 90 halaman :

# Cetak 5 buku = 600.000

# Cetak 10 Buku = 715.000


E. 100 halaman :

# Cetak 5 buku = 635.000

# Cetak 10.Buku = 725.000


F. 125 halaman :

# Cetak 5 buku = 650.000

# Cetak 10 buku = 751.000


G. 150 halaman :

# Cetak 5 buku = 665.000

# Cetak 10 buku = 800.000


Contoh perhitungan biaya Cetak buku. Jika cetak buku A5 jumlah halaman 85. Cetak 20 buku, maka rinciannya sebagai berikut


1. Cetak 10 buku harga atas 660.000

2. Yg 10 buku dihitung harga cetak ulang yaitu 10 x @ 22.000 = 220.000

3. Ongkir 2 kg


Terima kasih atas ilmu yang bermanfaat. Semoga Allah membalasnya dengan yang lebih baik dan lebih banyak. Aamiin.

Tiada kata terlambat untuk menulis dan terbitakan buku, tulislah sgr apa yg Anda suka, Anda dengar, Anda lihat, Anda rasakan untuk berbagi kebaikan ( Cak Inin)

Torehkan penamu dari jejak kakimu, siap tahu jadi penolongmu ( Cak Inin)

Kalau Anda ingin panjang umur , maka menuislah ( Cak Inin)

Resume 16 Latihan Kepenulisan PGRI

 Rabu, 22 Juni 2022

Resume Pertemuan ke-16

Narasumber : Theresia Sri Rahayu, S.Pd.,S.D.

Moderator : Arofiah Afifi

Materi : Anatomi Buku



Apa sih yang dimaksud dengan Anatomi Buku?


Sebuah buku umumnya terdiri atas :

1. SAMPUL

Sampul buku memiliki tiga bagian, yaitu sampul depan, punggung buku, dan sampul belakang. 


Sampul depan buku terdiri atas: 

a. judul utama, 

b. subjudul (jika ada), 

c. nama penulis/pengarang (Jika lebih dari tiga orang ditulis nama penulis pertama diikuti dkk) 

d. editor atau penerjemah, 

e. logo penerbit.


Punggung buku terdiri atas: 

a. Logo,

b. judul, 

c. sub judul, 

d. penulis/pengarang, 

e. editor atau penerjemah.


Teks di punggung buku diberikan jika punggung mencapai tebal minimal 7 mm atau mempunyai ketebalan 140 hlm. (HVS80gr) dengan menggunakan ukuran huruf arial 7 pt.


Sampul belakang buku terdiri atas: 

a. Blurb, 

b. testimoni/endorsement, 

c. ISBN, 

d. nama dan alamat penerbit


2. BAGIAN AWAL (PRELIMINARIES)

Bagian Awal (Preliminaries), merupakan sejumlah halaman berisi teks, yang dapat dibagi menjadi beberapa bagian:

a. Halaman prancis (judul utama saja) hlm. i* )

b. Halaman undang-undang hak cipta hlm. ii* )

c. Halaman judul utama (judul, subjudul, penulis, editor) hlm. iii*)

d. Halaman Katalog dalam terbitan (KDT) (hlm.iv*)

e. Persembahan (jika ada) hlm. v* )

f. Daftar Isi (hlm. vii*)

g. Daftar Gambar (minimal 10 Gambar)

h. Daftar Tabel (minimal 10 Tabel)

i. Pengantar Penerbit (editorial note) (hlm. vii*)

j. Kata pengantar (hlm. ix)

k. Prakata (preface)


3. BAGIAN ISI (TEXT MATTER) 

Bagian isi (text matter) terdiri atas:

a. Pendahuluan, untuk mengantar pembaca agar dapat memahami isi buku.

b. Bab dan Sub Bab, dikembangkan dengan panduan 5 W + 1 H

c. Tabel dan Ilustrasi, gunakan ilustrasi yang relevan dan mendukung isi bab / sub bab. Carilah ilustrasi yang tidak mengandung hak cipta. Website penyedia ilustrasi gratis dan tidak mengandung hak cipta, di antaranya : pixels, freepik, pixabay, dll

d. Sitiran/Kutipan. Terdapat dua cara pengutipan pada teks, harus dipilih salah satu dan digunakan secara konsisten, yaitu catatan perut (pengacuan ber- kurung) dan penomoran (footnote dan endnote).

e. Bahan isi yang terletak di antara bahan awal dan bahan akhir. Bahan isi merupakan inti dari sebuah buku. Terdiri atas: Contoh catatan perut: (Wibowo, 2007: 31) Contoh footnote :

e. Penutup, berisi intisari dan kesimpulan buku


4. BAGIAN PENUTUP

Bagian akhir (postliminaries). Terdiri atas:

a. lampiran, 

b. glosarium, 

c. catatan akhir/endnote, 

d. daftar pustaka, 

e. indeks. Memuat daftar kata penting yang terdapat dalam isi buku dan diikuti penjelasannya.


Contoh 

Contoh Penulisan Daftar Pustaka:


Judul : Family Medical Care Volume 4

Penulis : Dr. John F. Knight

Penerbit : Indonesia Publishing House

Kota Penerbit : Bandung

Tahun Terbit : 2001


Cara Penulisan:

Knight, John F. 2001. Family Medical Care Volume 4. Bandung: Indonesia Publishing House.


Data Artikel:

Judul Jurnal : Sirok Bastra: Jurnal Kebahasaan dan Kesastraan Volume 1

Judul Artikel : Bahasa Indonesia dalam Informasi dan Iklan di Ruang Publik Kota Pangkalpinang

Penulis : Umar Solikhan

Penerbit : Kantor Bahasa Provinsi Bangka Belitung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Kota Terbit : Pangkalpinang

Tahun Terbit : 2013


Cara Penulisan:


Solikhan, Umar. 2013. “Bahasa Indonesia dalam Informasi dan Iklan di Ruang Publik Kota Pangkalpinang” dalam Sirok Bastra: Jurnal Kebahasaan dan Kesastraan Volume 1 (hlm. 123-129). Pangkalpinang: Kantor Bahasa Provinsi Bangka Belitung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.


Data Artikel:

Judul : Inikah Dampak Mematikan Pemanasan Global?

Penulis : Jeko Iqbal Reza

Tanggal Tayang : 29 Agustus 2015

Waktu Akses : 10 Februari 2016, pukul 10.27

URL : http://tekno.liputan6.com/read/2304179/inikah-dampak-mematikan-pemanasan-global


Cara Penulisan:

Reza, Jeko Iqbal. 2015. “Inikah Dampak Mematikan Pemanasan Global”, http://tekno.liputan6.com/read/2304179/inikah-dampak-mematikan-pemanasan-global, diakses pada 10 Februari 2016 pukul 10.27.


Sebaiknya buku ilmiah harus memiliki indeks. Indeks merupakan tanggung jawab penulis karena penulis yang lebih mengetahui tajuk indeks yang berkaitan dengan isi buku. Subtajuk indeks yang menjadi indeks sebaiknya disajikan menurut urutan abjad dan tidak menurut urutan kata. Penunjuk tajuk indeks menggunakan nomor halaman. Indeks hanya dapat disusun setelah naskah final layout dan koreksi (proof final).


Apa sih manfaat mengetahui Anatomi Buku ? Sebagai seorang penulis buku, dengan mengetahui anatomi buku, maka kita dapat mengetahui bagian mana dari buku yang harus kita tulis dan bagaimana cara menulisnya.


Untuk mengenal, memahami sekaligus membuat anatomi buku yang baik hanya satu cara yaitu miliki dulu bukunya kemudian cocokkan dengan daftar list anatomi buku. Anatomi buku tidak harus memenuhi semua ketentuan. Tidak mesti juga serba lengkap. Disesuaikan dengan kondisi saja. Yang penting ada isinya.


Demikian sharing materi tentang anatomi buku. Semoga semua kebaikan narasumber dan moderator di bawah pimpinan Om Jay, dibalas Allah SWT dengan pahala berlipat ganda. Aamiin.





Resume 15 Latihan Kepenulisan PGRI

 



Senin, 20 Juni 2022 

Resume Pertemuan ke-15

Narasumber : Yulius Roma Patendean, S.Pd.

Moderator : Mr. Bambs

Materi : Langkah Menyusun Buku Secara Sistematis




LANGKAH MENYUSUN BUKU SECARA SISTEMATIS


Narasumber kali ini adalah Bapak Yulius Roma Partendean, S.Pd yang malam ini akan membagikan tips Langkah Menyusun Buku Secara Sistematis. Wah, keren sekali mendengarnya. Membuat menulis jadi seperti mudah sekali. Pak Yuro adalah nama panggilan beliau. 


Sistematika menyusun naskah buku tidak terlepas dari tertatanya alur pikiran/ide yang kita tuangkan di naskah tersebut. Misal, kita memiliki kumpulan naskah di laptop. Tercecer pun tidak ada masalah karena nantinya, akan saling terkait satu sama lain ketika mulai menata naskah.


Bagaimana caranya menyusun naskah buku itu agar sistematis? Inilah jawabannya:

1. Siapkan naskah, pastikan naskah buku dalam ukuran kertas A5 telah terkumpul minimal 40 halaman (standar UNESCO) dilengkapi bagain-bagian BAB.

2. Metode yang digunakan adalah aplikasi MS Word. Ini link metode Pak Yulius menuntun peserta supaya efisien https://youtu.be/eePQwyHAcjw., atau bisa juga menggunakan link berikut https://youtu.be/jXPr59aWJSc . Harapannya dapat tercapai tulisan yang tertata rapi dan sistematis. Sangat mudah untuk mengisi tiap bagiannya.

3. Kendala menulis buku nampak pupus ya setelah menyimak video tadi. Jadi kendala bakal hilang, lenyap tak berbekas.


Metode di atas bisa digunakan jika tulisan memiliki Bab dan Sub Bab.

Ketentuan daftar isi, diantaranya :

(1) Prakata dan Kata Pengantar, idealnya 1-2 halaman.

(2) Kata pengantar dan prakata dibuat dalam satu buku tapi penulisnya berbeda. Prakata oleh penulis buku sedangkan kata pengantar dari orang lain. 

(3) Idealnya buku memiliki sebuah sinopsis agar mempermudah pembaca mengenali naskah buku tersebut

(4) Mental blocking: otak menolak ide/pikiran tertentu dan tidak bisa mengendalikannya. Cara mengatasinya: relaksasi, rilekskan pikiran, ikuti workshop penulisan, latihan menulis di blog, dll. Jika ide sudah mentok atau terkena mental blocking, hal yang harus dilakukan adalah menyisipkan gambar/foto agar bisa membantu mencari ide. Karena gambar juga memiliki fungsi penyampai ide.

Tuliskan saja yang ada di pikiran, biarkan berserakan dulu. Ketika menata, pikiran akan memandu menyambung ide-ide tersebut. Menyusun naskah pastinya kita akan membaca semua naskah. Sering-sering baca naskahya, pasti bertemu ide untuk menyambungnya.


Idealnya Makalah terdiri atas: 

Bab I Pendahuluan; 

Bab 2 Kajian Teori; 

Bab 3 Metode Penelitian; 

Bab 4 Hasil dan Pembahasan ; 

Bab 5 Kesimpulan dan Saran


Perbedaan penerapan BAB mungkin terkait dengan jenis-jenis makalah (induktif, deduktif, campuran). Panduan ada di sini ya https://youtu.be/eePQwyHAcjw. mudah dan pasti bisa. Agar tidak bingung menulis, nikmati proses menulisnya. Tuliskanlah apa yang dialami dan dilihat setiap hari. Biasakan saja dari aktifitas harian.


Efek dari menulis turut membantu melakukan praktik pembelajaran yang dituangkan di blog. Di Kurikulum Merdeka, guru akan menulis modul, maka keuntungan guru yang sering menulis adalah menulis modul menjadi mudah. 


Terakhir, Pak Yuro memberikan closing statement dengan wejangan berikut.


Menulislah, nikmati prosesnya, pantang mundur sebelum buku terbit ber-ISBN. Menulislah bukan karena angka kredit, tapi menulislah sebagai bagian pelayanan hidup.


(Yulius Roma Partendean)


Terima kasih atas ilmu yang telah diberikan semoga bertambah berkah. Semoga dengan metode yang dipaparkan Pak Yuro akan memudahkan menyusun buku. Aamiin. 

Resume 14 Latihan Kepenulisan PGRI

 


Jumat, 17 Juni 2022

Resume Pertemuan ke-14

Moderator : Lely Suryani

Narasumber : Musiin, M.Pd.

Materi : Konsep Buku Nonfiksi




Narasumber yang luar biasa untuk malam ini adalah Ibu Musiin, M.Pd. Adapun moderator yang bertugas Bu Lely Suryani. Di sini beliau akan menceritakan alur perjalannya saat menulis buku Literasi Digital Nusantara secara kronologis dan rinci. 


Menurut narasumber, sebelum menulis, kita diminta menyadari beberapa hal berikut ini, yaitu: 


1. Bahwa kita boleh menulis sesuai dengan hobi, kegemaran, kesukaan, cerita, atau sesuatu yang dikuasai dan dicintai. Pengetahuan, pengalaman dan keterampilan yang dimiliki adalah bentuk buku yang ada di dalam diri kita yang belum dikeluarkan.


2. Bahwa, dengan mengutip kata-kata Dan Poynter, penulis sebuah buku yang sangat populer dan menjadi rujukan para penulis pemula, judulnya Is There A Book Inside You? Setiap orang ditakdirkan memiliki pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan di dalam dirinya. Peristiwa yang kita alami sehari-hari entah yang enak, tidak enak, luar biasa atau pun biasa-biasa saja, akan bergerak terus setiap saat. Jadi, semua tergantung pada individu masing-masing apakah mau dikeluarkan dalam bentuk buku atau tidak.


3. Bahwa di zaman serba canggih ini, arus informasi begitu deras. Dalam hitungan detik, jutaan informasi masuk melalui berbagai aplikasi yang bisa menjadi referensi kita untuk menulis buku. Kita semua sejatinya adalah guru dan kita semua juga adalah murid. Buku yang kita tulis akan menjadi rekam jejak untuk siapa pun, termasuk generasi yang akan datang. Harapannya menjadi pemantik mereka untuk menjadi lebih hebat dari kita


4. Bahwa menulis bukanlah keterampilan yang mudah. Berbagai penelitian bahasa menunjukkan di antara empat keterampilan berbahasa, menulis adalah keterampilan yang dianggap paling sulit. Menulis tidak semudah berbicara, semudah bergosip . Justru tantangannya ada karena menulis sulit. Perjuangan menjadi penulis dengan mengikuti kelas menulis, membuat resume, menghasilkan buku, maka akan lahir cinta menulis.


5. Bahwa sebelum menulis buku, kita harus menemukan alasan kuat mengapa ingin menjadi penulis. Keinginan kuat ternyata mengantarkan ke hukum tarik menarik di alam semesta ini. Hukum Tarik-Menarik dalam rahasia alam ini mengatakan bahwa kemiripan menarik kemiripan. 


Ada 3 pola dalam penulisan buku nonfiksi, yaitu pola: 


1. Hierarkis (Buku disusun berdasarkan tahapan dari mudah ke sulit atau dari sederhana ke rumit). Contoh: Buku Pelajaran

2. Prosedural (Buku disusun berdasarkan urutan proses. Contoh: Buku Panduan

3. Klaster (Buku disusun secara poin per poin atau butir per butir. Pola ini diterapkan pada buku-buku kumpulan tulisan atau kumpulan bab yang dalam hal ini antarbab setara)


Adapun pola yang dipakai olah narasumber dalam menulis buku Literasi Digital Nusantara adalah pola ketiga yakni Pola Klaster. Sedangkan proses penulisan buku nonfiksi itu sendiri terdiri dari 5 langkah, yaitu:


1. Pratulis

2. Menulis Draf

3. Merevisi Draf

4. Menyunting Naskah

5. Menerbitkan


Langkah Pertama. Pratulis


1.Menentukan tema

2.Menemukan ide

3.Merencanakan jenis tulisan

4.Mengumpulkan bahan tulisan

5.Bertukar pikiran

6.Menyusun daftar

7.Meriset

8.Membuat Mind Mapping

9.Menyusun kerangka


Tema bisa ditentukan satu saja dalam sebuah buku. Tema dari buku nonfiksi adalah parenting, pendidikan, motivasi dll. Untuk melanjutkan dari tema menjadi sebuah ide yang menarik, penulis bisa mendapatkan dari berbagai hal, contohnya


1.Pengalaman pribadi

2.Pengalaman orang lain

3.Berita di media massa

4.Status Facebook/Twitter/Whatsapp/Instagram

5.Imajinasi

6.Mengamati lingkungan

7.Perenungan

8.Membaca buku

9.Survey

10.Wawancara


“Tema yang saya angkat di buku saya adalah pendidikan. Ide berasal dari berita di media massa, mengamati lingkungan serta diperkuat dari materi di Prof EKOJI Channel dengan judul Digital Mindset (The Key to Transform Your Organization) yang tayang pada tanggal 20 Maret 2020” ujar Ibu Masiin. Referensi berasal dari data dan fakta yang diperoleh dari literasi di internet.


Referensi penulisan buku bisa dari sumber berikut ini.


1 . Pengetahuan yang diperoleh secara formal , nonformal , atau informal ;

2. Keterampilan yang diperoleh secara formal , nonformal , atau informal ;

3. Pengalaman yang diperoleh sejak balita hingga saat ini ;

4. Penemuan yang telah didapatkan.

5. Pemikiran yang telah direnungkan


Tahap berikutnya membuat kerangka. Kerangka ini sudah disetujui Prof. Eko dan untuk melanjutkan ke proses penulisan. Berikut ini adalah dafatr isi dari buku yang Ibu Masiin buat.


BAB 1 Penggunaan Internet Di Indonesia

A. Pembagian Generasi Pengguna Internet

B. Karakteristik Generasi Dalam Berinternet


BAB 2 Media Sosial

A. Media Sosial

B. UU ITE

C. Kejahatan di Media Sosial


BAB 3 Literasi Digital

A. Pengertian

B. Elemen

C. Pengembangan

D. Kerangka Literasi Digital

E. Level Kompetensi Literasi Digital

F. Manfaat

G. Penerapan Literasi Digital Pada Lintas Geerasi

H. Kewargaan Digital


BAB 4 Ekosistem Literasi Digital Di Nusantara

A. Keluarga

B. Sekolah

C. Masyarakat


BAB 5 Literasi Digital Untuk Membangun Digital Mindset Warganet +62

A. Perkembangan Gerakan Literasi Digital Di Indonesia

B. Literasi Digital Tanpa Digital Mindset Di Indonesia

C. Membangun Digital Mindset Warganet +62


Dalam menulis isi buku berdasarkan kerangka yang dibuat, saya mengikuti nasihat Pak Yulius Roma Patandean di Channel beliau (https://www.youtube.com/watch?v=eePQwyHAcjw&feature=youtu.be)


Anotomi Buku

1. Halaman Judul

2. Halaman Persembahan (OPSIONAL)

3. Halaman Daftar Isi

4. Halaman Kata Pengantar (OPSIONAL, minta kepada tokoh yang berpengaruh)

5. Halaman Prakata

6. Halaman Ucapan Terima Kasih (OPSIONAL)

7. Bagian /Bab

8. Halaman Lampiran (OPSIONAL)

9. Halaman Glosarium

10. Halaman Daftar Pustaka

11. Halaman Indeks

12. Halaman Tentang Penulis


Langkah ke-2 Menulis Draf

1. Menuangkan konsep tulisan ke tulisan dengan prinsip bebas

2. Tidak mementingkan kesempurnaan, tetapi lebih pada bagaimana ide dituliskan


Langkah ke-3 Merevisi Draf

1. Merevisi sistematika/struktur tulisan dan penyajian

2. Memeriksa gambaran besar dari naskah.


Langkah keempat Menyunting naskah (KBBI dan PUEBI)

1. Ejaan

2. Tata bahasa

3. Diksi

4. Data dan fakta

5. Legalitas dan norma


Hambatan-hambatan dalam menulis

1. Hambatan waktu

2. Hambatan kreativitas

3. Hambatan teknis

4. Hambatan tujuan

5. Hambatan psikologis


Buku nonfiksi adalah buku yang ditulis berdasarkan kenyataan atau fakta. Berikut ciri-ciri buku nonfiksi :


1. Bahasa yang digunakan formal dan baku.

2. Isi berkaitan dengan fakta.

3. Tulisan bersifat ilmiah populer

4. Isi diambil dari penelitian atau temuan yang sudah ada


Jenis Buku Non Fiksi :

1. Buku Catatan Pelajaran

2. Buku Teks

3. Buku Pelajaran

4. Buku Motivasi

5. Buku Filsafat

6. Buku Sains Populer

7. Kamus

8. Ensiklopedia

9. Biografi

10. Memoar


Memoar adalah bentuk nonfiksi kreatif di mana penulis menceritakan pengalaman dari hidupnya dan biasanya berbentuk narasi. Buku memoar biasanya memberi inspirasi pembaca. Laskar Pelangi adalah kisah 10 bocah, dari sudut pandang Andrea Hirata.


Demikian ungkap narasumber yang luar biasa ini. Saya yang lebih sering menulis buku fiksi jadi sangat tercerahkan. Terima kasih ibu, terima kasih KBMN PGRI. Semoga segala kebaikan berpulang juga kepada kalian. Amin.