Jumat, 24 Maret 2023

Resume 10 Latihan Kepenulisan PGRI

 

Rabu, 8 Juni 2022

Resume Pertemuan ke-10

Moderator : Sigid Purwo Nugroho

Narasumber : Sudomo, S.Pt

Materi : Kiat Menulis Cerita Fiksi




Tujuh Kiat Menulis Fiksi yang Anti Gagal


Malam ini sangat unik, karena narasumber yaitu Pak Sudomo, S.Pt, menjelaskan materi pelatihan dengan menggunakan sebuah alur belajar yang anti gagal. Kiat ini tertuang dalam alur MERDEKA, sama persis dengan alur belajar yang digunakan dalam pendidikan Guru Penggerak. Alur ini terbukti sangat mumpuni dalam membantu seseorang mempelajari sesuatu. Bagaimana alur merdeka dalam menulis fiksi?


1. Mulai dari Diri

Pada alur ini, peserta diminta menuliskan pengalaman saat menulis cerita fiksi. Jika memang belum pernah, silakan tulis saja. peserta bisa menuliskan kendala yang dialami. Bisa juga keseruan belajar menulis fiksi. Bisa juga hal-hal lainnya terkait pengalaman menulis cerita fiksi. Silakan tulis pengalaman menulis dalam beberapa kalimat.


Setiap orang pasti punya cerita yang seru dan berbeda-beda pastinya. Apa pun ceritanya itu merupakan awal yang baik untuk memulai belajar menulis fiksi. 


2. Eksplorasi Konsep 

Peserta diminta mencermati materi dari sebuah video pembelajaran Menulis Fiksi itu Mudah di kanal YouTube dengan link https://youtu.be/dXX9RWxT_u8. Sang Pemateri juga di kolom komentar memberikan deskripsi tautan contoh-contoh yang bisa peserta baca. 


3. Ruang Kolaborasi

Pada bagian ini, berdasarkan pemahaman para peserta dari video di atas, peserta diminta mencoba berkolaborasi menulis cerita fiksi. Pemateri membagikan beberapa kalimat pembuka, kemudian peserta melanjutkan.


Kalimat dari Bapak narasumber saya tulis sebagai paragraf pertama, kalimat dari beberapa orang peserta adalah paragraf sambungan selanjutnya. Berikut ini hasilnya:


"Aku tidak mau!"

Terdengar suara memecah gelapnya malam. Sesaat setelahnya menghilang. Hanya angin memenuhi pekat malam. Sepertinya aku mengenali suara itu. Itu adalah suara ....


Sambungan dari peserta ;


A. Itu adalah suara Dirham, anak tetangga yang saat ini duduk di kelas 3 SD. Sejenak saya merasa heran mengapa tiba tiba dia berteriak seperti itu.


Biasa dia sering main bersama anak-anak sebayanya di dekat rumahku. Karena sering mendengar dia bercakap-cakap, maka suaranya mudahku kenali.


Tiga hari sejak kejadian itu, saya pun masih penasaran mengapa dia berteriak saat malam. Akhirnya saya mengetahuinya, karena sebentar lagi libur kenaikan kelas, orang tua Dirham membujuknya untuk berkhitan.


B. Itu adalah suara ibu ku, yang tengah dibujuk oleh bapak untuk melakukan pengangkatan sel kanker yang bersarang di tubuhnya. Memang sangat susah membujuk beliau. 


"Ibu tidak mau masuk ruang operasi, biar ibu seperti ini," tegas beliau di tengah sunyinya malam. 


Suara isak memecah kegelapan. Bagaimana tidak, besar harapan bapak agar ibu sembuh, tapi beliau tetap bersikukuh. Andai ada obat penawar untuk ibu meski di ujung jurang sekalipun, pasti akan kami cari. 


Karena beliau adalah mercusuar dirumah, tanpa ibu rumah terasa mati. dan itulah yang kami rasakan sekarang. ibu telah kembali keperaduan. terlelap dengan damai ibuku


Ketiga cerita tersebut mengandung unsur-unsur pembentuk cerita fiksi. Ada tema, penokohan, alur/plot, sudut pandang, dan latar/setting. Berdasarkan pemahaman, Bapak/Ibu tentu sudah paham betul dengan semua unsur tersebut pada masing-masing cerita, bukan?


4. Demonstrasi Kontekstual

Pada bagian ini, peserta diajak untuk kembali mencerna materi terkait cerita fiksi. Terutama menyangkut premis. Narasumber hanya menguatkan saja, yaitu tentang premis. Dari video tadi, ayo Bapak/Ibu untuk mengenal premis. Oleh karena itu, Bapak/Ibu diminta untuk memilih satu cerita dari tiga cerita tersebut di atas, kemudian tuliskan premisnya. 


Premis adalah ringkasan cerita yang berisi tokoh, tantangan, dan resolusi. Premis akan sangat membantu kita agar tidak keluar jalur saat mengembangkan cerita. Boleh dibilang rambu-rambu utama dalam penulisan.


5. Elaborasi Pemahaman

Pada bagian ini narasumber memberikan penguatan kembali serta penekanan pada materi yang ada di video. Beberapa hal penting yang menjadi catatan bersama dalam menulis sebuah cerita fiksi. Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam elaborasi pemahaman.


1) Alasan harus menulis cerita fiksi selain saat ini ada AKM dengan materi teks literasi fiksi, juga dengan belajar menulis cerita fiksi kita bisa menyembunyikan dan menyembuhkan luka.

2) Bentuk cerita fiksi di antaranya, yaitu fiksimini, flash fiction, pentigraf, cerpen, dan novel. 

3) Unsur pembangun cerita fiksi meliputi tema, premis, penokohan, latar/setting, sudut pandang, dan alur/plot.

4) Kiat menulis fiksi yang utama adalah niat dan komitmen yang kuat untuk belajar, baca karya fiksi karya orang lain untuk menemukan berbagai gaya penulisan, ide cerita, dan teknik penulisan. Selanjutnya adalah ide dan genre cerita, carilah yang disukai dan dikuasai. Berikutnya adalah membuat outline atau kerangka karangan agar cerita tidak melebar. Setelah itu adalah mulai menulis, melakukan swasunting setelah selesai menulis dan memublikasikannya.


6. Koneksi Antar Materi

Pada bagian ini Pak Sudomo menyampaikan bahwa peserta bisa melengkapi keterkaitan antara materi satu dengan yang lainnya. Tujuannya adalah agar bisa mendapatkan pemahaman yang lebih menyeluruh. Pak narasumber membagikan sebuah peta konsep untuk kemudian peserta bisa melengkapi sesuai materi.


7. Aksi Nyata

Pada bagian ini peserta bisa melakukan aksi nyata hasil belajar dengan cara menulis resume pertemuan malam ini. Tentu resume yang mengelaborasikan materi malam ini dengan pengalaman pribadi. 


Demikianlah alur MERDEKA dalam fiksi. 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar