Jum'at, 27 Mei 2022
Narasumber : Ibu Dra. E. Hasanah, M.Pd
Moderator : Bapak Dail Ma'ruf
Materi : Gairah Menulis Puisi
Narasumber malam ini adalah Ibu E. Hasanah yang karya-karya puisinya sudah banyak dan tersebar dimana-mana. Beliau lahir di Sukabumi, lebih kurang 53 tahun yang lalu. Bersuamikan Bapak Drs. M. Hasan. Dari pernikannya dikaruniai putra tiga orang. Pendidikan terkahir beliau adalah S3 di UNINUS Bandung.
Pekerjaan yang diamanahkan kepada beliau sampai saat ini masih bidang pendidikan, khususnya Pengawas Sekolah di bawah naungan Departemen Agama. Prestasi yang diraih diantaranya adalah pengawas berprestasi tingkat Jawa Barat tahun 2021 juga dalam ajang yang sama dan tahun yang sama pula, berprestasi tingkat nasional. Ibu hebat malam ini ternyata alumni gelombang 18 ya, Beliau sangat bersemangat karena ada gairah belajar menulis, sudah menghasilkan buku solo dan lebih dari 60 buku antologi dalam setahun.. Banyak karena terasah dengan komunitas belajar ini.
Apa itu puisi? Pengertiannya dikutip dari KBBI. Puisi = ragam sastra yang terikat : irama matra, rima ,bahasa, penyusunan larik dan bait. Menurut HB Jassin puisi suatu karya yang diucapkan dengan perasaan dan memiliki gagasan atau pikiran serta tanggapan terhadap suatu hal atau kejadian tertentu.
Pagi ini embun mengetuk pintu hatiku
Membangunkan dari mimpiku yang sempat tertunda
Sang embun dengan beningnya memberi segarnya
Mengobati rindu ini yang lagi dahaga
Aku terdiam menyaksikan embun dengan kesuciannu terusir oleh hangatnya mentari
Hangat yang selalu ditunggu para hati yang sempat tersakiti
Setelah aku yakin bahwa seutuhnya raga mayamu menghilang, kini nama dan semua memori tentangmu kembali terngiang.
Aku tanpamu dipeluk oleh kenangan
Ingatan kita beradu
Tangis yang dipendam oleh tawa lepas dan gurauan yang tertutup oleh pertengkaran
Waktu menyirami kita dan pengalaman menyuburkannya Dalam hening kita bertumbuh
Masihkah ada waktu seperti sekarang?
Denyut ku milik mu
Denyut mu milik ku
Debar rasa kita sama
Rasa cinta kita sama
Akan kusudahi seluruh diriku, bermain dalam permainan rasamu.
Yang selalu kau jahatkan itu tak mampu membuatku sembuh dari rasa sakit berkali-kali.
Sebab yang benar-benar mencintaimu tidak akan pernah pergi meninggalkanmu.
Perlahan tapi pasti sebuah kisah asmara yang ku geluti
Ternyata berujung perih dan sakit hati
Hanya bisa sabar menahan luka
Karena derita tak kunjung reda
Kini hanya bisa berkelana mencari singgasana cinta buat hatiku yang terluka
Lelah boleh asal jangan menyerah , milyaran manusia sedang berjuang mereka melawan ujian dan cobaan bukan cuma kamu sendiri .
Istirahat sejenak dan lanjutkan melangkah lakukan hal positif fokus kepada tujuanmu .
Cinta tidak hanya soal tampan, nyaman, tapi juga butuh mapan. Mapan bukan berarti mempunyai segalanya , tapi keadaan dimana kau siap untuk menghadapi segala ujian .
Mampu berpijak dikeadaan susah sanggup bersyukur ketika mudah.
Puisi ini termasuk puisi bebas , karena tidak terikat oleh aturan Rima, bait, dan lainnya. Jadi bebas saja mengungkapkan perasaan dalam diksi diksi yang memukau.
Puisi harus mengikuti struktur fisik yaitu baris-bait, diksi, majas, dan rima. Disimak dari jenis puisi bisa kategori puisi lama atau puisi baru. Ciri-ciri puisi lama adalah tidak diketahui nama pengarangnya, disampaikan dari mulut ke mulut, dan sangat terikat aturan. Ciri-ciri puisi baru diantaranya memiliki bentuk rapi dan teratur, persajakan akhir yang teratur, terdiri 4 baris. Dilihat dari jenisnya ada Balada, Ode, dan lain-lain.
Ada aturan tersendiri untuk pantun karena masuk dalam puisi lama. Misalnya bersajak a-b-a-b, ada Rima juga.
Elok rupanya pohon belimbing
tumbuh dekat pohon mangga
enak rasanya berbini sumbing
biar marah tertawa juga
Asam gendis asam gelugur
kedua asam siang meriang
mayat menangis di dalam kubur
teringat badan tidak sembahyang
Saran Bu Hasanah untuk pemula biasanya lebih disukai puisi bebas karena si penulis bebas menuliskan isi hatinya. Berikut ini masuk romansa. Karya Bu Hasanah. Nara sumber kita yang sangat menginspirasi.
Kenangan Indah Remaja
Putih abu-abu tersemat lengkap di tubuh
Wajah ceria remaja tertawa renyah
Tak kenal arti sedih dan susah
Dunia terasa indah
Seorang remaja pria bergaya
Celana jangkis, lengan baju tergulung
Bicara penuh warna dan canda
Para wanita tergoda hati terselubung
Musim sekolah menengah usai
Semua sibuk dan tumbuh dewasa
Tak jumpa teman remaja lagi
Berkarir, menikah punya keluarga
Kini 25 tahun berselang sudah
Pria dewasa bertemu teman lama
Tak sungkan dan sungguh mudah
Dia bicara cinta yang dulu tertunda
Dengan tantangan dari Bu Hasanah untuk menulis puisi, peserta bersemangat sekali. Di antara puisi milik peserta adalah berikut ini.
Bukan aku
Kau bakar aku.....
Kau asapi aku.....
Kau temani aku....
Kau terangi malam-malamku....
N
A
M
U
N
Bukan aku yang salah tapi aku disalahkan....
Bukan aku yang menyembunyikan tapi aku yg difitnah...
aku diam bukan berarti aku dalang dari semua in....
Aku diam dengan semua finah dan tuduhan karena apalah dayaku........
Aku hanya sebuah batu.....
Demikianlah. Materi malam ini semakin memberi semangat kepada saya dalam mewujudkan literasi positif untuk negeri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar