Tugas 2.1.a.8 Koneksi Antar Materi
NUR JANNAH, S.Pd
CGP 5 – DKI JAKARTA
Pembelajaran
Berdiferensiasi
Ki Hajar Dewantara mengatakan bahwa pendidikan bertujuan untuk menuntun kodrat anak agar mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
Hal tersebut menjadi landasan filosofis yang mendasari setiap guru agar berorientasi pada kebutuhan anak didik dalam melakukan pembelajaran di kelasnya.
Kesesuaian pembelajaran dengan
kebutuhan anak didik dalam belajar akan sangat mempengaruhi tercapainya tujuan.
Kesesuaian itu mencakup 3 hal, yaitu :
1.
Kesesuaian
pembelajaran dengan minat mereka,
2.
Kesesuaian
pembelajaran dengan kesiapan belajar mereka, dan
3.
Kesesuaian
pembelajaran dengan profil belajar mereka
Yang dimaksud dengan minat adalah tujuan atau orientasi belajar siswa. Semakin sesuai pembelajaran dengan minat mereka, maka semakin berhasil tujuan pembelajaran.
Minat dapat tumbuh sendiri juga dapat dipengaruhi. Oleh karenanya guru bertugas menemukan sekaligus menumbuhkan minat siswa dalam pembelajaran.
Guru tidak dapat memaksakan minat tertentu kepada murid tetapi masih bisa mempengaruhinya. Karena minat bersifat kondisional dan dapat berubah sewaktu-waktu tergantung hal-hal yang dialami oleh siswa tersebut.
Sedangkan yang dimaksud kesiapan belajar siswa adalah seberapa besar daya dukung yang dimiliki siswa untuk membantunya belajar. Bisa berupa sarana, prasarana, budaya dan kebiasaan belajar, orang-orang terdekat yang membantu belajarnya, dan lain-lain.
Semakin besar tingkat kesiapan belajar siswa maka akan semakin tinggi pula keberhasilan belajarnya.
Selanjutnya, yang dimaksud dengan belajar siswa adalah gaya belajar siswa itu sendiri yang tentunya unik, saling berbeda satu sama lain dan memiliki ciri khas masing-masing.
Semakin sesuai pelajaran dengan profil atau identitas belajar siswa, maka akan semakin tinggi keberhasilan belajarnya.
Jika diamati secara mendalam, ketiga aspek kebutuhan belajar siswa itu saling berbeda satu sama lain, tidak ada yang sama persis, baik minat, kesiapan, maupun gaya belajarnya. Oleh karena itu, guru harus melaksanakan pembelajaran yang berdiferensiasi, demi memenuhi kebutuhan setiap siswanya agar pembelajaran yang dilakukan itu berhasil.
Jika ada 32 siswa di kelas, maka guru tidak bisa hanya mengandalkan 1 macam pendekatan untuk dipakaikan pada siswa secara keseluruhan. Guru tidak bisa menyamaratakan cara, pendekatan, metode, media, ataupun model penilaian belajar untuk seluruh siswanya itu.
Namun, bukan berarti guru harus membuat 32 model pembelajaran dalam satu waktu juga. Melainkan, setiap anak dikelompokkan sesuai minat, kesiapan dan gaya belajarnya itu.
Misal secara kepribadian, anak dapat dikategorikan pada 3 kelompok besar yaitu introvert, ekstrovert dan sanguinis.
Kesiapan belajar anak bisa dikategorikan pada 3 kelompok misal sudah terlihat, cukup terlihat dan perlu bimbingan.
Dari gaya belajar siswa bisa dikategorikan pada 3 kelompok auditori, visual dan kinestetik.
Bagaimana mengetahui tingkat
kebutuhan siswa baik minat, kesiapan belajar maupun gaya belajarnya?
Ada beberapa cara yang bisa
dilakukan. Guru bisa melakukan hal-hal berikut;
1.
Tes
diagnostik awal
2.
Observasi
3.
Wawancara
4.
Penilaian
sejawat
5.
Penilaian
diri
Setelah guru memiliki catatan tentang
pengelompokan kebutuhan belajar siswanya maka guru bisa melakukan diferensiasi
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan mereka tersebut.
1. Diferensiasi konten
2. Diferensiasi proses
3. Diferensiasi produk
Guru bisa melakukan salah satu model diferensiasi di atas, bisa juga sekaligus dua model, bisa juga sekaligus ketiganya.
Pelaksanaan diferensiasi pembelajaran
pada siswa di kelas akan lebih memenuhi kebutuhan siswa. Kita sebagai guru
harus mulai melaksanakannya dari sekarang. Yang jelas perubahan tersebut kita
lakukan secara perlahan namun pasti.
Terima kasih
Nur Jannah, S.Pd
CGP 5 - DKI JAKARTA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar