Jumat, 10 Februari 2023

Day 11

 Modul 3.2 PEMIMPIN PEMBELAJARAN DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA



Pemimpin pembelajaran berarti seseorang yang menjadi pemegang keputusan dalam suatu komunitas belajar. Misalnya, di dalam kelas, maka pemimpin pembelajarannya adalah guru. Sedangkan dalam ruang lingkup sekolah maka pemimpin pembelajarannya adalah seorang kepala sekolah.


Cara pandang yang sebaiknya digunakan oleh seorang pemimpin pembelajaran adalah Asset Bassed Community Development yaitu berpikir berbasis aset komunitas (sumber daya positif yang dimiliki oleh komunitas tersebut).


Sebagai pemimpin pembelajaran, guru maupun kepala sekolah harus mampu mengelola modal atau aset yang ada untuk mencapai tujuan belajar yang berpihak pada murid.


Sebagai guru, saya mengimplementasikannya di dalam kelas, dengan menggunakan alur BAGJA saat membuat perubahan. Misal saat membuat keyakinan kelas, dll


Di sekolah, saya mengimplementasikannya dalam bentuk pelaksanaan program pembiasaan, literasi lapangan, pemilihan duta sekolah, dll.


Sedangkan di masyarakat sekitar sekolah saya mengimplementasikannya dalam bentuk kerjasama dengan orangtua murid, komite, pengurus wilayah setempat, lembaga swadaya masyarakat dan civitas sekolah terdekat untuk melaksanakan kegiatan sekolah. Seperti acara HUT RI, pentas seni, proyek penguatan pendidikan profil pelajar Pancasila, dll.


Ada 7 modal utama dalam sebuah komunitas sekolah. Yaitu modal sumber daya manusia, keadaan sosial, keadaan fisik, lingkungan budaya / agama, lingkungan alam, keuangan, dan politik.


  1. Modal sumber daya manusia misalnya potensi murid, kualifikasi guru, kompetensi tenaga kependidikan, kerjasama dengan komite, pengurus wilayah, LSM, dll.


  1. Modal keadaan sosial misalnya hubungan baik antar orang-orang yang terlibat dalam sekolah. Saling mendukung untuk setiap kegiatan sekolah.


  1. Modal keadaan fisik bangunan serti gedung, lapangan, ruang pendukung, maupun infra struktur sekolah yang akan sangat menunjang proses pmbelajaran sehingga lebih berkualitas.


  1. Modal budaya/agama yang tertanam kuat pada diri siswa seperti kebiasaan beribadah, saling menghormati, gotong royong, dll.


  1. Modal lingkungan alam. Misalnya sekolah saya dekat dengan laut sehingga bisa memanfaatkan kearifan lokal dengan cara murid praktik membuat kerupuk dari kerang hijau, dll


  1. Modal keuangan. Tentunya sekolah memiliki dana Bantuan Operasional Sekolah dan Bantuan Operasional Pelaksanaan Kinerja dari pemerintah, serta bantuan dana CSR dari instansi atau LSM terdekat. Semua bisa digunakan dalam mendukung kegiatan murid yang lebih baik.


  1. Modal politik juga memiliki peran sangat penting bagi kualitas belajar murid. Seperti, saat ini penggunaan kurikulum merdeka di sekolah yang sangat berpihak pada siswa dan kegiatan Proyek P.5 yang sangat digemari murid.


Pengelolaan ketujuh sumber daya yang tepat itu akan membantu proses pembelajaran murid menjadi lebih berkualitas. 


Sebelum mempelajari modul ini saya belum memiliki gambaran konkret cara memajukan sekolah yang berbasis aset, melainkan berbasis kekurangan. Namun, sesudah saya mengikuti modul ini, jadi tahu bagaimana mewujudkan visi perubahan saya dalam menjalankan pembelajaran yang berpihak pada murid yaitu dengan berbasis aset dan mengikuti alur BAGJA.


Selama ini saya berpikir bahwa untuk memajukan sekolah, saya harus berangkat dari identifikasi kelemahan kelas saya. Namun, ternyata dengan berpikir ABCD ini, saya jadi tercerahkan untuk berpikir berbasis aset positif.


Terima kasih program guru penggerak. Telah banyak ilmu yang saya peroleh untuk menjalankan peran saya sebagai pemimpin pembelajaran yang berpihak pada murid.



          



Tidak ada komentar:

Posting Komentar