Minggu, 05 Februari 2023

Day 6



Modul 1.4 Budaya Positif


Budaya positif artinya penerapan nilai-nilai kebajikaan.  Setiap institusi memiliki pedoman nilai kebajikannya sendiri. Maka dalam pelatihan guru penggerak nilai kebajikan itu tertuang dalam 6 dimensi profil pelajar Pancasila, yaitu:


Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia

Berkebinekaan global

Gotong royong

Mandiri

Kreatif

Bernalar kritis


Untuk itu guru harus mengubah paradigma pembelajaran dari stimulus-respon menjadi fungsi kontrol. Mengapa? Karena: 

Setiap manusia memiliki 5 kebutuhan dasar, yaitu fun, freedom, power, love dan survive, namun tingkatan pemenuhannya setiap anak berbeda

Gambaran setiap anak juga berbeda

Kita lebih mungkin memahami pikiran orang lain ketimbang mengubahnya

Setiap perilaku anak memiliki alasan atau motivasi

Diri kita hanya bisa dikontrol oleh diri sendiri, bukan oleh orang lain atau guru

Kolaborasi lebih baik dari pemaksaan

Win-win solution lebih baik dari pada egoisme


Ada 3 jenis motivasi seseorang dalam melakukan tindakan:

Menghindari hukuman/ketidaknyamanan

Mencari pujian/penghargaan

Menjalankan nilai yang dipercaya


Guru harus menanggalkan sistem hukuman dan mulai menggantinya dengan Konsekwensi. Apa perbedaan antara keduanya?


Hukuman adalah sanksi disiplin bagi murid yang melanggar namun sanksi tersebut tak berkaitan sama sekali dengan jenis pelanggarannya. Misalnya murid yang datang terlambat diberi hukuman lari keliling lapangan.


Konsekwensi adalah sanksi disiplin bagi murid yang sesuai dengan jenis pelanggarannya. Misalnya murid yang terlambat datang dikurangi jam istirahatnya karena harus menulis pelajaran yang tertinggal.


Secara khusus, guru harus mulai menerapkan segitiga restitusi bagi siswa yang kedapatan melanggar disiplin, yaitu:


Menetapkan identitas

Menkonfirmasi kesalahan

Membimbing murid memperbaiki kesalahan

5 komentar: