Ini adalah mimpi saya 3 tahun yang akan datang…hehehe
Tiga Tahun Setelah Memulai Pergerakan
Tak terasa, tiga tahun telah berlalu sejak aku dinyatakan lulus sebagai Guru Penggerak. Kini aku sudah menjadi kepala satuan pendidikan yang sedang duduk memandangi pantai. Semilir angin sepoi-sepoi membuat ujung helai jilbabku menari-nari.
Sekolahku ada di satu tempat yang terpencil, jauh dari daratan, jauh dari hiruk pikuk kota meski masih termasuk wilayah Jakarta Utara, dan berada di tengah laut, tepatnya di Pulau Harapan, Kepulauan Seribu. Di sini aku membangun peradaban kecil yang literat, dinamis dan damai. Sebuah bangunan perpustakaan berdiri dengan kokoh di area belakang sekolah yang jauh dari kebisingan kendaraan namun ramai dengan murid-murid yang ingin membaca.
Sementara di bagian depan, terdapat taman yang asri dan pendopo luas yang beratap rumbia tak berdinding, tempat anak-anak berlatih seni dan budaya. Satu bangunan di sebelahnya adalah ruang tertutup tempat anak berkolaborasi membuat video-video untuk diunggah di channel YouTube sekolah. Sebuah Mading Interaktif tampak berderet memanjang di dindingnya dan memajang hasil karya terbaik dari para murid.
Sebagai kepala sekolah di sini, tak henti-hentinya aku bersyukur. muridku untuk memimpin di hadapan temannya. Anak-anak aktif dalam perkumpulan OSIS dengan beraneka kegiatannya. Pun anak-anak yang tergolong inklusi. Mereka mendapatkan haknya dibimbing oleh guru khusus yang membidangi kegiatan ABK (Anak Berkebutuhan Khusus).
Para guru saling berbagi tugas dalam pembinaan siswa. Ada yang membina di bagian ekstra kurikuler, musik, seni, tarian, penelitian ilmiah, dll. Anak memilih sendiri kegiatan ekstra kurikuler yang sesuai minat dan bakat mereka. Terkadang aku menjadi coach bilamana dibutuhkan. Ini demi kebaikan dan juga perbaikan dalam perjalanan profesional karirku.
Aku pun semakin aktif dalam komunitas pendidikan yang ada di wilayah, agar yang kulakukan bisa dikenal lebih luas lagi. Berkat keaktifanku, di sini aku dipercaya sebagai Ketua Komunitas Guru Belajar Nusantara Area Kepulauan Seribu.
Di sekolah yang kupimpin, siswa telah menjadi profil pelajar Pancasila yang sejati. Mereka telah mampu memilih cara sendiri dalam membangun pengetahuannya. Mereka aktif mencari sumber pengetahuan bukan hanya dari guru saja, tetapi menggunakan berbagai sumber yang ada di sekitar mereka.
Melalui penggunaan internet yang positif, mereka terus mengkonstruksi pengetahuan dan pengalaman secara terus menerus. Mereka juga sangat kreatif dan inovatif, selalu saja menemukan hal-hal baru yang tercipta. Guru-guru selalu mengasah daya cipta, rasa, dan karsa mereka sehingga menghasilkan karya-karya yang positif yang menunjukkan aktualisasi diri mereka.
Dan itu terlihat dari karya-karya yang diunggah di berbagai media baik media tingkat sekolah maupun media sosial tingkat nasional. Dan beberapa piala hasil kejuaraan mereka terpajang di lemari-lemari besar.
Sekolahku dikenal sebagai contoh bagi sekolah lain dalam membina siswa. Selain itu, murid-muridku pun selalu bekerja dalam kebersamaan dengan berbagai pihak. Mereka paham bahwa dengan bersama-sama, semua harapan akan dapat diwujudkan. Mereka sadar, bahwa sekarang masanya kolaborasi bukan kompetisi. Bersama kita bisa, itulah slogan yang mereka yakini.
Kulihat, mereka tak henti-hentinya berefleksi. Berdiskusi dengan diri sendiri, juga bersama teman dan guru untuk menilai sejauh mana kemajuan yang mereka dapatkan. Dengan POAC yang kuajarkan, mereka selalu melakukan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi diri.
Kesemuanya itu mereka lakukan karena mereka tahu bahwa mereka harus berpihak pada diri sendiri. Mereka menyadari diri sebagai individu yang merdeka dan harus bertanggung jawab pada dirinya sendiri. Juga sebagai salah satu anggota masyarakat yang bertanggung jawab terhadap hubungan kemasyarakatannya.
Aku selalu mendorong guru-guru untuk membuat semacam LMS buat siswa. Tak ada waktu untuk berhenti demi transformasi pendidikan anak negeri. Aku semakin meningkatkan kompetensi diri agar semakin baik lagi dalam melakukan perubahan pendidikan. Aku terus berlatih mengembangkan diri sekaligus mengajak rekan sejawat untuk terus juga melakukannya.
Aku seringkali menjadi inisiator andal dalam memimpin pembelajaran. Aku juga selalu turut mengambil peran dalam kepemimpinan manajemen sekolah serta tentu saja dalam pengembangannya. Di sini aku mengembangkan sekolah dengan cara membentuk Tim Literasi Sekolah yang dalam program tahunannya ada kegiatan lomba literasi, kemah literasi, pemilihan Duta Literasi, dan Pameran Karya Literasi.
Sebuah senyum tersungging di bibirku. Dengan bergerak dan menggerakkan, aku berkontribusi dalam mewujudkan generasi emas Indonesia di masa depan. Semoga Indonesia semakin maju. Inilah perjuangan dan pengorbananku untuk negara. Dan semoga pahala kebaikannya mengalir hingga ke anak cucu nanti.
aamiin
BalasHapus