Sabtu, 20 Februari 2016

MAS, CEPAT PULANG!


 
Pukul sepuluh malam. Hujan deras sejak sore. Suamiku belum pulang.

‘Ada rapat dadakan. Jam sepuluhan aku pulang.’ Tulisan di layar handphoneku.

Bik Inah yang sedang menyiapkan tas persalinanku tiba-tiba berteriak.

“Aaah …! I- itu, di jendela apaan, Neng?”

Sebuah bayangan hitam tinggi besar melotot ke arah kami. Ia menunjuk-nunjuk perutku. Hidung dan matanya tampak besar karena menempel di kaca.

“Aaah … Bibik … tolooong.”

“Neeeeng.”

Kami berpelukan

Bayangan di jendela itu semakin nampak jelas. Rambutnya acak-acakan. Giginya besar-besar. Mulutnya bergerak-gerak tapi tak terdengar suara apa-apa. Dia terus saja menunjuk-nunjuk ke arah perutku.

“Neng, Jangan-jangan itu hantu yang mau ambil bayi Neng.”

Aku gemetar. Sebisa-bisanya kami baca-baca. Bik Inah komat-kamit sambil melambai-lambaikan tangan mengusir makhluk itu.

“Hus! Hus! Pergi! Jangan ganggu anak bagong. “

Aku pun mengikuti gerakannya. Dengan tertatih-tatih kami menuju pintu keluar
Suasana di luar sepi sekali. Ada sebuah becak di sana. Dan seseorang menepuk pundakku

“Neng, ayuk Mamang anter ke bidan. Jang Krisnanya mau ambil uang dulu di ATM depan jalan. Bajunya kuyup. Dari tadi saya kasih isyarat tapi Neng malah ngusir-ngusir saya.”

Hah? Tak lama kulihat Mas Krisna masuk rumah sambil menenteng sepatunya.
Aduuuh, muleees.

END

 
Cilincing, 160415

Tidak ada komentar:

Posting Komentar